Blogroll
Rabu, 06 Mei 2015
Minggu, 03 Mei 2015
Jelang UN SMP, Santri Ponpes Banyuwangi Santap Sego Golong
Banyuwangi - Ada yang tak biasa di Pondok Pesantren Darul
Haitam di Kertosari, Banyuwangi, Jawa Timur. Pada Sabtu 2 Mei 2015
petang kemarin, sejumlah santriwati menyiapkan sego atau nasi golong.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (3/5/2015), sego golong adalah menu sederhana nasi telur rebus yang dimasukkan dalam nasi sayur bening daun kelor dan sambal terasi.
Meski demikian, sego golong salah satu makanan khas warga Using ini punya makna istimewa karena hanya disajikan untuk memohon bantuan dari Sang Maha Pencipta.
Kali ini, sego golong disajikan mengiringi permohonan para santri yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) tingkat SMP Senin 4 Mei 2015 besok.
Ketika semua sudah siap, mereka pun berkumpul mengikuti doa bersama memohon kekuatan agar bisa mengerjakan Ujian Nasional dengan baik. Usai doa bersama kini saatnya menyantap sego golong. Di Pondok Pesantren Darul Haitam, sego golong juga disajikan saat ada yang khatam (tamat) Al Quran.
Tanpa belajar lebih giat, doa dan nasi golong takkan berarti apa-apa. Bagaimana pun juga semua peserta UN tetap harus belajar lebih keras agar bisa mengikuti ujian dengan hasil yang memuaskan. (Vra/Mut)
liputan6
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (3/5/2015), sego golong adalah menu sederhana nasi telur rebus yang dimasukkan dalam nasi sayur bening daun kelor dan sambal terasi.
Meski demikian, sego golong salah satu makanan khas warga Using ini punya makna istimewa karena hanya disajikan untuk memohon bantuan dari Sang Maha Pencipta.
Kali ini, sego golong disajikan mengiringi permohonan para santri yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) tingkat SMP Senin 4 Mei 2015 besok.
Ketika semua sudah siap, mereka pun berkumpul mengikuti doa bersama memohon kekuatan agar bisa mengerjakan Ujian Nasional dengan baik. Usai doa bersama kini saatnya menyantap sego golong. Di Pondok Pesantren Darul Haitam, sego golong juga disajikan saat ada yang khatam (tamat) Al Quran.
Tanpa belajar lebih giat, doa dan nasi golong takkan berarti apa-apa. Bagaimana pun juga semua peserta UN tetap harus belajar lebih keras agar bisa mengikuti ujian dengan hasil yang memuaskan. (Vra/Mut)
liputan6
Gelar Tour de Ijen, Banyuwangi Usung 'Sport Tourism'
Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Banyuwangi siap menggelar International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI)
pada 6-9 Mei mendatang. Mulai hari ini, Minggu (3/5), para pembalap dari
27 negara mulai berdatangan ke kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu.
"Dalam satu atau dua hari ini, para pembalap dan krunya akan mulai berdatangan ke Banyuwangi. Hari ini, ada tim dari Singapura, Australia, Malaysia, dan beberapa lagi yang sudah datang," ujar Chairman ITdBI, Guntur Priambodo, dalam siaran persnya, Minggu (3/5).
ITdBI sendiri, jelas dia, merupakan ajang balap sepeda yang sudah masuk agenda rutin (calendar of event) Persatuan Balap Sepeda Internasional Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) dan diselenggarakan tiap tahun sejak 2012.
Tahun ini, ITdBI diikuti para pebalap dari 27 negara, antara lain, Perancis, Belanda, Kolombia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Singapura, Thailand, Iran, Spanyol, Filipina, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Tiongkok, Thailand, Selandia Baru, Rusia, Portugal, Taiwan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, Hongkong, dan Indonesia.
Ajang ITdBI, kata Guntur, merupakan perwujudan dari konsep sport tourism yang mengemas pengembangan pariwisata dalam balutan olahraga.
"Untuk memperkuat konsep sport tourism, rute yang dilalui para pembalap adalah rute yang sekaligus bisa mempromosikan destinasi wisata. Para pembalap melewati rute yang berdekatan dengan sekitar 15 destinasi wisata mulai dari wisata pantai, perkebunan, pegunungan, hingga wisata kota," jelasnya.
Dengan melewati berbagai kawasan dan rute yang bervariasi, kata Guntur, para pembalap akan ditunjukkan keramahan warga dan keindahan alam Banyuwangi. "Demikian juga wisatawan yang datang bisa sekaligus berwisata ke destinasi terdekat dari rute yang dilewati," tambahnya.
ITdBI tahun ini menempuh empat etape dengan total panjang rute sejauh 555 kilometer. Rute ini ditempuh dengan mengelilingi wilayah Banyuwangi dan dipuncaki dengan berpacu mendaki Gunung Ijen, gunung berapi aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena api biru (Blue Fire).
Seiring dengan peningkatan kualitas, sejumlah perubahan pun akan dilakukan pada penyelenggaraan ITdBI tahun ini. Di antaranya memperkuat paduan aspek sport, lifestyle (gaya hidup), budaya, dan hiburan.
"Tiap hari di garis finish akan kami suguhkan beragam budaya, produk-produk hasil karya masyarakat Banyuwangi, hingga beragam atraksi kreatif anak muda. Mulai dari sepeda free style, skate board, hingga parade sepeda onthel," tambah Guntur.
Beritasatu
"Dalam satu atau dua hari ini, para pembalap dan krunya akan mulai berdatangan ke Banyuwangi. Hari ini, ada tim dari Singapura, Australia, Malaysia, dan beberapa lagi yang sudah datang," ujar Chairman ITdBI, Guntur Priambodo, dalam siaran persnya, Minggu (3/5).
ITdBI sendiri, jelas dia, merupakan ajang balap sepeda yang sudah masuk agenda rutin (calendar of event) Persatuan Balap Sepeda Internasional Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) dan diselenggarakan tiap tahun sejak 2012.
Tahun ini, ITdBI diikuti para pebalap dari 27 negara, antara lain, Perancis, Belanda, Kolombia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Singapura, Thailand, Iran, Spanyol, Filipina, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Tiongkok, Thailand, Selandia Baru, Rusia, Portugal, Taiwan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, Hongkong, dan Indonesia.
Ajang ITdBI, kata Guntur, merupakan perwujudan dari konsep sport tourism yang mengemas pengembangan pariwisata dalam balutan olahraga.
"Untuk memperkuat konsep sport tourism, rute yang dilalui para pembalap adalah rute yang sekaligus bisa mempromosikan destinasi wisata. Para pembalap melewati rute yang berdekatan dengan sekitar 15 destinasi wisata mulai dari wisata pantai, perkebunan, pegunungan, hingga wisata kota," jelasnya.
Dengan melewati berbagai kawasan dan rute yang bervariasi, kata Guntur, para pembalap akan ditunjukkan keramahan warga dan keindahan alam Banyuwangi. "Demikian juga wisatawan yang datang bisa sekaligus berwisata ke destinasi terdekat dari rute yang dilewati," tambahnya.
ITdBI tahun ini menempuh empat etape dengan total panjang rute sejauh 555 kilometer. Rute ini ditempuh dengan mengelilingi wilayah Banyuwangi dan dipuncaki dengan berpacu mendaki Gunung Ijen, gunung berapi aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena api biru (Blue Fire).
Seiring dengan peningkatan kualitas, sejumlah perubahan pun akan dilakukan pada penyelenggaraan ITdBI tahun ini. Di antaranya memperkuat paduan aspek sport, lifestyle (gaya hidup), budaya, dan hiburan.
"Tiap hari di garis finish akan kami suguhkan beragam budaya, produk-produk hasil karya masyarakat Banyuwangi, hingga beragam atraksi kreatif anak muda. Mulai dari sepeda free style, skate board, hingga parade sepeda onthel," tambah Guntur.
Beritasatu
Langganan:
Postingan (Atom)