BANYUWANGI – Prosesi ritual adat Seblang Olehsari digelar Jum’at
siang (8/8). Setelah sempat tertunda selama 5 hari lantaran roh sang
hyang bernama Sayu Sarinah tak kunjung masuk ke tubuh penari seblang,
akhirnya tepat pada hari ke enam ritual tersebut bisa dijalankan. Ritual
adat tahunan ini merupakan agenda kedua Banyuwangi Festival 2014.
Masyarakat sekitar dan para wisatawan seolah enggan melewatkan event
budaya ini. Itu sebabnya mereka tumplek bleg di lokasi penyelenggaraan
seblang.
Ritual yang bertujuan untuk memohon keselamatan itu berlangsung cukup
menegangkan. Diawali seorang pawang membawa penari ke arena seblang
untuk memasang mahkota berupa omprok yang dihiasi janur kuning dan
beberapa macam bunga segar di atasnya . Omprok Seblang Olehsari hampir
menutupi wajah sang penari. Setelah itu para pawang membacakan mantra
untuk memasukkan roh Sang Hyang ke dalam tubuh sang penari.
Proses masuknya roh ini diiringi lantunan gending Seblang Lukinto.
Gending ini dipercaya oleh masyarakat Olehsari sebagai pemanggil arwah
atau sebuah kekuatan halus untuk datang ke ritual seblang. Syair dari
gending pembuka Seblang tersebut adalah “ Seblang Seblang yo lukinto sing kang dadi encakana
“ sebanyak 10 kali . Untuk membuktikan roh sudah masuk dalam tubuh
penari, pawang cukup menggoyangkan tubuh penari ke kanan dan kekiri,
apabila nyiru kosong yang sejak tadi di pegang penari jatuh dan badan
penarinya terjungkal kebelakang menandakan bahwa penari berada dalam
keadaan kesurupan.
Selanjutnya , pertunjukan diteruskan dengan lantunan gending-gending
Using lainnya seperti gending Liliro Kantun , Cengkir Gadhing , Padha
Nonton Pupuse , Padha Nonton Pundak Sempal , Kembang Menur , Kembang
Gadung , Kembang Pepe , dan Kembang Dermo. Pada saat gending Kembang
Dermo ini dibawakan, penari Seblang membawa tampah yang berisi bunga
yang bernama bunga Dermo. Gending ini dilantunkan pada saat akhir
pertunjukan saat sang penari akan disadarkan kembali , ketika gending
ini dilantunkan, sang penaripun akan jatuh pingsan dan pawang akan
mengatakan pada roh sang hyang bahwa pertunjukan telah selesai .
Ritual terakhir ini merupakan acara yang paling menegangkan, sebab
jika pawang tidak bisa membangunkan sang penari , penari akan kehilangan
nyawanya . Pada saat penari Seblang dibawa ke alam sadar, gending
Seblang Lukinto kembali dinyanyikan dengan ritme yang keras dan
bersemangat oleh para sinden. Penari tidak melakukan gerakan tari lagi,
tapi kepalanya tertunduk, siap untuk dilepas omproknya oleh pawang.
Kemudian , wajah penari seblang dicuci dengan Tuyo Arum yang telah
diberi mantra dan dimasukkan dalam kendi yang berisi bunga pecari ,
bunga wongso dan bunga sundel.
Ritual adat Seblang Olehsari ini cukup keramat bagi masyarakat
Olehsari. Karena prosesi ritual adat seblang merupakan sarana
membersihkan diri bagi masyarakat Using. Biasanya, untuk ritual ini,
penari seblang diperankan oleh gadis yang berusia 14 tahun atau belum
menstruasi. Namun kali ini, penari seblangnya berusia 18 tahun dan telah
menikah. Dia adalah Su’idah, penari seblang yang telah 7 tahun
berturut-turut menarikan seblang. Su’idah merupakan keturunan penari
seblang. Ibu dan neneknya merupakan penari seblang yang masing-masing
menari selama 9 tahun. Sebelumnya, ketika ritual ini gagal dilaksanakan,
gadis yang ditunjuk untuk menarikan seblang adalah Miftahul Jannah, 13
tahun. Namun dia gagal kerasukan roh Sayu Sarinah sebab, kata Ketua Adat
Paguyuban Seblang, Anshori, belum ada ikatan antara Miftahul Jannah
dengan roh Sayu Sarinah. Menurut Anshori, berdasarkan wangsit yang
didapat salah satu sesepuh desa yang kerasukan roh seblang, Mbah
Sumarmi, Su’idah-lah yang ditunjuk untuk menarikan seblang kali ini. Ini
menjadi tahun terakhir bagi Su’idah menjadi penari seblang.
Upacara Seblang akan terus dilakukan selama tujuh hari
berturut-turut. Hari ini (Jumat) menjadi hari pertama pelaksanaan ritual
seblang, dan akan diakhiri 15 Agustus mendatang. Pada hari terakhir,
penari Seblang akan diarak berkeliling desa yang disebut ider bumi
berjalan beriringan bersama para pawang , sinden , dan seluruh perangkat
menuju empat penjuru yang dianggap tempat bermula desa Olehsari berdiri
dan adat Seblang dilaksanakan, yaitu Situs Mbah Ketut , lahan
Petahunan, Sumber Tengah dan berakhir di Balai Desa. Dengan adanya Ider
Bumi ini maka berakhirlah acara Seblang Olehsari yang telah dilaksanakan
selama tujuh hari.
BanyuwangiKab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar