Banyuwangi --
Wakil Menteri Kesehatan RI Ali Ghufron Mukti mengatakan, 45 persen
pernikahan di Indonesia melibatkan perempuan yang berumur antara 15-19
tahun. "Angka pernikahan dini masih tinggi," kata Ali Ghufron di
Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat sore 21 Februari 2014.
Masih banyaknya pernikahan dini tersebut, kata Ali, ikut menyumbang
tingginya angka kematian pada ibu yang melahirkan. Pada survei 2012,
jumlah kematian ibu melahirkan mencapai 359 kasus per 100 ribu kelahiran
hidup. Padahal, pada survei 2007 angka kematian ibu hanya 228 kematian
per 100 ribu kelahiran hidup. "Ini masih menjadi PR (pekerjaan rumah)
berat secara nasional," katanya.
Kawin muda telah mengakibatkan sang ibu tidak siap hamil dan
terlambat mengambil keputusan terkait proses persalinan. Selain faktor
kawin muda, Ali menyebutkan, tingginya angka kematian ibu melahirkan
karena ada masalah pada rumah sakit rujukan. Masalah yang banyak muncul
seperti kurangnya dokter spesialis kandungan serta tak terpenuhinya
darah untuk transfusi.
Sulitnya transportasi antara rumah pasien ke rumah sakit juga menjadi
permasalahan sehingga penanganan persalinan ibu sering terlambat. Oleh
karena itu dia mengapreasiasi upaya Pemerintah Banyuwangi dengan
menyediakan layanan call center 118 untuk pemesanan ambulans. "Pesan
ambulans bisa lebih cepat," katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan, layanan call
center tersebut berlaku untuk pemesanan ambulans milik rumah sakit
pemerintah, rumah sakit swasta hingga puskesmas.
Banyuwangi memiliki 45 ambulans di tingkat puskesmas, 2 ambulans RS
pemerintah dan 11 RS swasta. "Call center akan memudahkan dan
mempercepat pelayanan kesehatan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar