Namun, kemarin harga cabai rawit kembali
melesat ke angka Rp 70 ribu per Kg. Zebri, 37, seorang pedagang di
Pasar Banyuwangi mengakui, lonjakan harga cabai rawit tersebut akibat
kurangnya pasokan dari petani. Selama ini kenaikan harga cabai rata-rata
mencapai 30 persen per hari. “Setiap hari naik Rp 10 ribu,”
ungkapnya Akibat harga cabai terus melambung, Zebri mengaku
mengalami kerugian jutaan rupiah. Lantaran harga terlalu mahal, konsumen
enggan membeli.
Aki batnya, cabai tidak laku
dan membusuk. “Setiap hari omzet penjualan terus menurun,” imbuhnya. Hal
serupa juga dirasakan Rah mini, 42, seorang pedagang di Pasar
Banyuwangi. Setiap hari dia biasanya mampu men jual cabai rawit 20
hingga 30 Kg. Namun, setelah harga cabai rawit menggila, Rahmini hanya
mampu menjual lima Kg cabai perhari. Karena itu, dia berharap agar
kenaikan harga cabai rawit tidak terus terjadi.“Kalau harga naik, kita
rugi terus,” ujar pedagang tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, harga
cabai rawit sempat turun dari Rp 60 ribu per Kg menjadi Rp 58 ribu per
Kg akhir pekan lalu (23/2). Bu Yusuf, 32, salah satu penjual bumbu
masakan di pasar tradisional tersebut mengatakan, akhir-akhir ini harga
cabai rawit memang tidak stabil. Bahkan, menurut dia, berdasar in
formasi yang dia terima, dalam waktu dekat harga cabai rawit akan
kembali turun. “Kalau pasokan melimpah, harga cabai rawit akan turun.
Biasanya cabai rawit asal Mataram juga
di pasarkan di Banyuwangi. Kalau itu terjadi, harga cabai rawit pasti
turun,” jelasnya. Dia menambahkan, harga normal cabai rawit biasanya
Rp 25 ribu hingga 30 ribu per Kg. Dengan harga Rp 70 ribu per
Kg, kenaikan harga cabai rawit sudah dua kali lipat dari harga
normal. Sebaliknya, pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, harga cabai
merah besar justru anjlok. Cabai merah besar yang biasanya dijual Rp 25
ribu per Kg, kini diobral seharga Rp 25 ribu per Kg. (radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar