Blogroll

SELAMAT DATANG DI BLOG BANYUWANGI BERSATU YANG SEDERHANA INI | TWITTER: @BwiBERSATU | IG: @bwibersatu | Grup FB : BANYUWANGI BERSATU....

Jumat, 30 Mei 2014

Dua Pendaki Gunung Raung Jatuh Jelang Puncak Sejati

BANYUWANGI, - Luka robek di dahi Purwadi Syamsul Hidayat (21) atau Ipung salah satu pendaki Gunung Raung masih tertutup perban saat keluar ke Rumah Sakit Krikilan Bhakti Husada Glenmore, Kamis malam (29/5/2014).

Badannya masih lemas sehingga harus dibantu saat masuk ke ambulance. Purwadi adalah salah satu pendaki asal Solo yang jatuh saat akan menaklukkan Puncak Sejati, Gunung Raung, yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso.

"Dibawa ke rumah sakit Bhakti Husada untuk pengobatan luka di kepala. Setelah ini dibawa ke puskesmas Kalibaru saja, biar dirawat di sana agar dekat dengan teman-temannya yang lain yang istirahat di Pos Wonorejo," kata Sutrisno.

Kasie Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Kalibaru saat mendampingi Purwadi menjelaskan, dari 10 pendaki yang terjebak di Gunung Raung, tinggal tiga pendaki yang masih melakukan perjalanan dari Gunung Raung.

"Ke tujuh pendaki sudah sampai ke Pos Wonorejo termasuk Purwadi. Sedangkan sisanya ada 3 salah satunya Ujang Mudianto. Dia harus ditandu karena lukanya parah dan tidak bisa jalan sendiri," ungkapnya.

Sementara itu, Rilo Setiyarso (33) salah satu pendaki, menceritakan, ia dan rombongannya naik ke Gunung Raung pada Senin pagi (26/05/2014). Ia mengaku sudah mempersiapkan peralatan lengkap standar untuk naik gunung.

"Dua rekan kami tergelincir sebelum mecapai puncak sejati. Sebelum batu tusuk gigi, iyaa batu-batunya seperti tusuk gigi. Awalnya Ujang yang jatuh tergelincir, dan saat Purwadi akan menolong ia juga ikut terjatuh," kata lelaki warga Kedung Gudel Sukoharo.

Hingga ia dan rombongannya memilih bertahan dan meminta bantuan karena kedua rekannya tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Rilo mengakui Gunung Raung memiliki medan yang tergolong sulit untuk didaki. "Banyak yang bilang jika Gunung Raun merupakan medan ekstrem nomer dua setelah Punjak Jaya Wijaya di Papua," kata dia.

Saat di tanya apakah ia dan rombongan mengetahui jika Gunung Raung dalam level waspada, Rilo mengaku mengetahuinya. Ia berdalih jika sudah membawa peralatan dan melakukan persiapan jauh lama untuk melakukan pendakian di Gunung Raung.

"Banyak juga kan yang mendaki selain kami," ungkapnya.

10 pendaki Gunung Raung asal solo tersebut adalah Hamas Hasan Albawa (22) warga Randusanga Kulon Brebes, Purwadi Syamsul Hidayat (21) warga Banyumas, Shara Dhivka Patma Mutiara Fani (19) warga Madiun, Agus Adiani (30) warga Bapangan Jepara, Erfan Sulistyo (22) warga Grogot Sukoharjo, Rilo Setiyarso (33) warga Kedung Gudel Sukoharjo, Novianto (26) warga Karanganyr, Ujang Muhdianto (26) warga Sukoharjo dan Joko Tri Hartanto (30) warga Sukoharjo.

Untuk mencapai Puncak Sejati yang berada di ketinggian 3344 mdpl, pendaki harus melewati empat pos dengan jalur Desa Wonorejo Desa Kalibaru Wetan sebagai jalur alternatif kedua setelah jalur pendakian Bondowoso.

Senin, 26 Mei 2014

Hari Terakhir Pengunjung Membeludak

PESANGGARAN – Ajang Banyuwangi International Surfing Competition (BISC) yang berlangsung selama tiga hari di Pulau Merah mampu menyedot ribuan wisatawan. Hari terakhir kompetisi surfing kemarin, sekitar sepuluh ribu pengunjung tumpah ruah di pantai yang ter letak di Desa Sumberagung, Ke camatan Pesanggaran tersebut. Roda ekonomi pun berge liat. Tukang parkir, penjaja makanan dan minuman, ser ta outlet- outlet kerajinan khas Banyuwangi kecipratan berkah Pulau Merah.
Dagangan mereka laris manis. Penjunjung pun puas menikmati suguhan BISC yang digeber sejak Jumat (23/5) hingga Minggu siang kemarin (25/5). ”Perkiraan saya, jumlah pengunjung hari terakhir mencapai sepuluh ribu orang. Hari terakhir, pengunjung terus berdatangan,’’ ujar Kepala Desa Sumbergaung, Murwanto. Pengunjung datang dari berbagai daerah. Ada dari Bali, Jember, Situbondo, dan wisatawan lokal Banyuwangi. Sejak pagi mereka berdatangan ke Pulau Merah hingga akses menuju tempat wisata tersebut sempat macet.
Kendati jarak tempuh menuju Pulau Merah cukup jauh, warga dari luar kota terlihat antusias menikmati keindahan Pulau Merah serta suguhan kompetisi surfing. ”Saya berangkat dari Jember pukul 06.00. Sampai ke Pulau Merah 09.00. Kami sempatkan datang ke Pulau Merah untuk melihat ajang surfing,’’ ujar Sugiarto, warga Jember. Sementara itu, banyak komunitas memanfaatkan penyelenggaraan event surfing berkelas internasional tersebut.
Mereka melakukan gathering dan acara praktik ilmu. Mulai dari komunitas fotografi, skuter dan backpacker. Salah satunya kegiatan pembuatanfilm dokumenter oleh kalangan anak muda. Mereka melakukan short coaching clinic (SCC) di Balai Desa Sumberagung dan melakukan pengamatan langsung di arena kompetisi surfing. Mabrur, salah satu peserta kegiatan ini mengaku sangat tertarik. Selain bisa mendokumentasikan kegiatan kabupaten, dirinya juga bisa memperoleh pengetahuan seputar film dokumenter. 
“Ya, saya senang dilatih sekaligus bias merekam keramaian. Banyak pengetahuan bersifat human interes yang saya dapat,” akunya. Salah satu penggagas acara SCC, Khoirudin mengatakan, pelatihan ini selain disengaja memanfaatkan keberadaan event BISC juga untuk mendokumentasikan perkembangan geliat ekonomi dan sosisal budaya di sekitar Pulau Merah pasca promosi wisata yang dilakukan pemerintah Kabupaten Banyuwangi. “Ini kita latih teman-teman untuk menangkap perubahan sosial yang ada di masyarakat,” ujar Ketua Banyuwangi Institute tersebut.
Dibanding tahun lalu, animo masyarakat untuk membeli produk- produk khas Banyuwangi di sekitar tempat acara sedikit menurun. Seperti yang diungkapkan Heri, 39, pemilik usaha kerajinan dan souvenir. Dia mengaku kunjungan warga pada hari pertama dan kedua sangat kecil. Penurunan hingga 75 persen. “Penurunan pengunjung dibanding tahun lalau hampir 75 persen,” keluhnya. Namun demikian, dia mengaku tidak kapok, saat itu dirinya optimistis jika siang hari kunjungan akan mengalami peningkatan. 
Prediksi yang diutarakan Heri ternyata benar. Menjelang siang ahri, jumlah warga yang berkunjung meningkat pesat. Bahkan, area parkir yang berada di halamaan Pura penuh sesak. Begitu juga area parkir mobil yang dipusatkan di sisi utara pantai terlihat penuh. Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda mengakui kalau jumlah pengunjung Pulau Merah mengalami lonjakan cukup besar. Pada hari pertama dan kedua, jumlahnya tidak seberapa.
Namun, pada Minggu kemarin (25/5) bertepatan dengan peak season, jumlah pengunjung benar-benar membeludak. ”Pada hari kedua jumlah wisatawan 6000 sampai 7000 orang. Hari terakhir makin membeludak. Ini sesuai perkiraan kita,’’ kata Bramuda. Ke depan, pihaknya tidak hanya fokus pada Pulau Merah. Destinasi baru seperti Pantai Mustika akan dilakukan acara yang mampu menyedot pengunjung. ”Masih banyak destinasi wisata baru yang perlu kita promosikan kepada publik,’’ tandas mantan Camat Pesanggaran itu.

 (radar)

Dua Pengunjung Pulau Merah Terseret Arus

PESANGGARAN – Membeludaknya jumlah pengunjung Pulau Merah nyaris menelan korban jiwa. Beberapa pengunjung terseret ganasnya ombak Pulau Merah. Beruntung, nyawa pengunjung tersebut bisa diselamatkan oleh tim lifeguard. Bukan hanya terseret ombak, sejumlah pengunjung juga kena bulu babi karena mengabaikan imbauan panitia agar tidak mendekati bukit yang jauh dari bibir pantai.
SMPN 1 Muncar, kakinya mengalami luka saat bermain di area karang di sisi bukit merah. “Tahu kalau bulu babi berbahaya, tapi saya tak sempat lihat,” ujar Pungki saat dirawat oleh petugas medis di posko kesehatan tak jauh dari pantai. Pengunjung yang kena sengatan bulu babi adalah Irwan, 13, siswa MTs Al Islamiyah, Kecamatan Songgon. Dia mengalami luka di kaki akibat bulu babi. Dirinya sempat shock saat terkena bulu babi. “Nggak tahu Mas, ya tadi terkena saat bermain,” ujarnya.
t terseret arus pantai Pulau Merah. Mereka adalah Khomsiyah, 15 dan Azizah, 15, keduanya adalah siswi MTs Assurrur Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember. Maemunah, salah seorang temannya menuturkan, Khomsiyah dan Azizah terseret arus saat sedang bermain. “Mereka terseret ombak,” ujarnya. Dokter Beni, salah satu petugas yang menangani korban menyatakan, kondisi mereka tergolong biasa. Tidak sampai akut. “Kondisinya mendingan,’’ ungkapnya.

Radar

Peselancar Asal Tegaldlimo Juara Kategori Woman

Surfing di Pulau Merah yang diikuti 120 peserta dari 15 negara. Jika pembukaan dihadiri dua menteri, penutupan pukul 15.00 kemarin cukup dihadiri Bupati Abdullah Azwar Anas dan jajaran pejabat Forpimda. Bupati Anas mengaku puas dengan berlangsungnya event surfing bertaraf internasinal tersebut. Kekurangan dari event ini akan dievaluasi demi susksenya pergelaran serupa tahun depan.Lalu siapa jawara dalam surfing tahun ini?
Para surfer yang beruntung dalam kompetisi bertajuk BISC tersebut adalah Dhea Natasya ( kategori woman), Dhani widyanto (lokal A), Ivam Frihandoyo (lokal B), Raju Sena (kategori nasional A), Dian Hepiyanto (nasional -under 17), Darma Putra (internasional A), dan Willu Weikum ( internasional B). (selengkapnya baca grafis). Dalam kesempatan itu, secara bergantian para pejabat memberikan hadiah kepada pemenang. Bupati Anas didaulat menyerahkan penghargaan kepada pemenang kategori internasional, Darma Putra.
Sebelum pengumuman pemenang kompetisi, terlebih dahulu panitia mengumumkan pemenang lomba melukis papan surfing. Dalam lomba tersebut, pantia memutuskan karya Bima, Leo, Feris dan Aan sebegai pemenang. Di sela penghargaan, Dhea Natasya surfer dari Tegaldlimo menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang telah menggelar kompetisi ini. “Terima kasih kepada semua, kepada bupati,” ujarnya.

(radar)

Minggu, 25 Mei 2014

Seorang Pengemis Tewas Tenggelam di Pantai Banyuwangi

BANYUWANGI - Sesosok mayat lelaki tanpa identitas ditemukan warga di pinggir Pantai Watu Dodol, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (25/5/2014).

Saat ditemukan, mayat tanpa identitas tersebut mengenakan kaos lengan panjang berwarna merah hati dan celana pendek berwarna cokelat.  

Kapolsek Kalipuro, AKP Sudarsono saat dikonfirmasi Kompas.com membenarkan penemuan mayat tersebut. Menurutnya, warga sekitar pantai sempat melihat seseorang yang meminta tolong saat berenang karena terseret arus. Sayangnya, warga sekitar terlambat untuk menyelamatkannya.

"Saat ditemukan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh mayat. Dugaan awal ya lelaki yang terseret arus. Identitasnya masih belum diketahui," jelasnya.  

Setelah mendapatkan laporan, polisi langsung membawa mayat tersebut ke RSUD Blambangan untuk diotopsi.

Dari ciri-ciri fisik, lelaki tersebut diperkirakan berusia 35 tahun dengan tinggi badan 167 centimenter. Diduga pria tersebut merupakan gepeng (gelandangan pengemis).

Pantai Watu Dodol merupakan salah satu tempat wisata yang berjarak 15 kilometer ke utara dari pusat Kota Banyuwangi. Biasanya, setiap akhir pekan, pantai yang memiliki ikon patung penari Gandrung tersebut didatangi oleh ratusan pengunjung yang berlibur.


kompas

Pesurfer Indonesia Pemenang Pulau Merah Banyuwangi Internasional Competition 2014

BANYUWANGI – Pesurfer asal Bali,  Indonesia Darma Putra keluar sebagai pemenang pertama Pulau Merah Banyuwangi Internasional Competition 2014. Darma berhasil meraih nilai exellent yakni 15.0 pada kategori Internasional Open di penjurian final yang digelar Minggu (25/5), di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi.
Darma mengatakan dikompetisi kali ini ombak Pulau Merah lebih landai, hanya setinggi satu meter,  jika dibandingkan pada even yang sama  tahun lalu mencapai 3 meter. Namun kondisi ini tetap dimaksimalkan olehnya dengan melakukan beberapa manuver ketika diatas ombak. Salah satunya manuver Ariel yakni gerakan terbang diatas ombak. “Selain itu saya juga melakukan Flakter dengan bergerak vertikal diatas ombak,” kata Darma.
Putra Bali yang telah 9 tahun menekuni surfing ini menambahkan sebelumnya sering mengikuti kejuaran surfing tingkat Asia. Bahkan dia juga sering menjajal ombak setinggi 6 meter salah satunya di Pantai Gland, Banyuwangi. Sedangkan kemenangan Darma kali ini adalah untuk kedua kalinya  di Pulau Merah Surfing Competi ion, meski saat itu tidak menjadi juara pertama.
Sementara itu untuk pemenang kedua kategori internasional open ditempati oleh Black Satria dari Bali dan diposisi ketiga Darmayasa yang merupakan adik kandung pemenang pertama, Darma Yasa.
Selanjutnya kategori Internasional under 17 dimenangkan oleh Willi Weikum asal Rusia. Diposisi keduanya Carok Gunata dari Bali, diikuti Fathirian diposisi ketiga dan posisi keempat Julian Groom dari Perth, Australia.
Untuk kategori Internasional Ladies dimenangkan oleh Dhea Natasya, asal Banyuwangi. Dhea berhasil menyisihkan pesurfer Indonesia lainnya Salini Rengganis dari Pacitan, yang berada di posisi dua. Sedangkan pesurfer dari Jepang dan Korsel hanya menempati posisi tiga dan empat.
Sementara itu pada kategori nasional juara diisi oleh pertamanya adalah Raju Sena, asal Bali. “ Raju merupakan pesurfer profesional yang mewakili benua Asia di kejuaraan Rip Curl Grand Series,” kata  I Made Sudiarta salah satu juri di kompetisi ini.  Sementara di posisi kedua dimenangkan Andre Julian yang merupakan yang pernah mengikuti dua kali kejuaraan Surfing di Perancis. “Untuk kategori nasional under 17 pemenangnya Dian Herdiyanto dari Jawa Barat, posisi kedua Made Tedy, Bali dan pesurfer asal Jogja Irawan D. Asmoro diposisi ketiga,” tambahnya.
Sedangkan  di kelas lokal dimenangkan oleh Dhani Widyanto, pesurfer Pulau Merah. Dan kategori lokal pemula  diraih oleh Ivan Prihandoyo. “Ivan Prihandoyo sekaligus menjadi the best perform dari semua peserta lokal,” imbuh Made Sudiarta.
Sementara itu Head Judge Ketut Menda mengatakan, penilaian kompetisi surfing dilakukan melalui beberapa poin penilaian seperti speed, power dan balancing. “Penilaian ini diantaranya melihat seberapa cepat dia mengejar ombak, dan keseimbangan selama di atas ombak,” kata Ketut.
Ketut melanjutkan, secara umum untuk penilaian disemua kategori juri menggunakan poin penilaian yang sama yakni speed, power dan balancing. Kemudian dilihat banyaknya manuver yang dilakukan selama di air. “Peserta yang perolehan nilainya tinggi rata-rata melakukan 5-6 manuver tanpa jatuh. Makin sulit gerakannya  makin tinggi nilainya” ujar yang telah memiliki sertifikat internasional itu.
Berikut nama-nama lengkap pemenanBanyuwangi g Pulau Merah Surfing Competition 2014:

Kategori Internasional Open:
  1. Darma Putra, Indonesia
  2. Black Satria, Indonesia
  3. Darmayasa, Indonesia
  4. Gogo S.Jaya, Indonesia
KategoriInternasional Under 17:
  1. Willi Wikum, Rusia
  2. Carok Gunata, Indonesia
  3. Fathirian, Indonesia
  4. Julian Groom, Australia
Kategori Internasional Ladies
  1. Dhea Natasya, Banyuwangi Indonesia
  2. Salini Rengganis, Pacitan, Indonesia
  3. Tamaki Tanokohi, Jepang
  4. Nana Lee, Korea Selatan
Kategori Nasional Open:
  1. Raju Sena, Bali
  2. Andre Julian, Bali
  3. Agus Julyantara, Bali
  4. Riman Jayadi, Bali
Kategori Nasional Under 17:
  1. Dian herdiyanto, Jawa Barat
  2. Made Tedy, Bali
  3. Irawan D. Asmoro, Yogyakarta
  4. Made Kusuma, Bali
Kategori Lokal Banyuwangi Open:
  1. Dhani Widyanto
  2. Risky eka
  3. Rosi Anggara
  4. Novi Rahman
Kategori Lokal Banyuwangi Pemula :
  1.  Ivan prihandono
  2. Putra
  3. Feri
  4. Dodo

Omzet Pedagang Naik Hingga 300 Persen Selama Event Surfing

turis asing menikmati bakso di pulau merah
Banyuwangi - Dampak dari even Pulau Merah Banyuwangi Surfing international competition,sangat dirasakan masyarakat,khususnya para pelaku ekonomi.selama tiga hari digelarnya lomba surfing tingkat internasional ini,pendapatan para pedagang yg berada di lokasi surfing naik hingga 300 persen. Seperti yang diungkapkan Iwan (30) pedagang batik yang berjualan di Pulau Merah."Selama ada event,pendapatannya meningkat 6 kali lipat. Biasanya aku jualan keliling dapat Rp 500 ribu per minggu. Alhamdulilh ada surfing bisa mendapat Rp.3 juta selama sehari,"kata Iwan. Lain Iwan lain dengan Imajudin, salah seorang pedagang yang memiliki warung permanen di Pulau Merah. Menurut Imajudin yang sehari-hari menjajakan nasi dan es degan ini, mengaku warungnya laris manis diserbu masyarakat.Biasanya dia hanya hanya mendapat omzet Rp.500 ribu saat hari Sabtu dan Minggu. Ini sehari mendapat Rp.1 juta.Sementara Miseri (45) penjual bakso yang berada di sekitar Surfing,menyatakan sangat senang ada event ini.Karena selain mendapat keuntungan yang berlipat-lipat, dia mengaku diuntungkan dengan even Surfing ini. "Sejak ada surfing tahun lalu,Pulau Merah jadi terkenal, ini membawa dampak yang positip bagi kelangsungan hidup kami.Pulau Merah semakin ramai dan terus dikunjungi orang.Saya senang dengan Bupati yang memikirkan nasib rakyat.Tapi saya minta diatur pedagangnya biar semua bisa dapat untung," kata Miseri.Selain pedagang permanen dan keliling yang merasakan geliat ekonomi,juga tampak beberapa UMKM yang membuka stand di area kompetisi surfing merasakan hal yang sama. Diantaranya handycraf,industri garmen,souvenir,batik,produk makanan khas Banyuwangi dan pengrajin kaos lukis.

Closing Ceremony Pulau Merah Surfing Berlangsung Marak

Banyuwangi - Closing Ceremony Pulau Merah Banyuwangi Surfing International Competition 2014,berlangsung marak dan meriah. Disaksikan ratusan masyarakat yang mulai dari pagi memadati pantai Pulau Merah dan dihibur musik dari K2 Regge, penutupan even rangkaian Banyuwangi Festival nyaris tak bercela. Pulau Merah yang berada di ujung selatan Banyuwangi seolah mnjadi icon wisata yang baru yang tak kalah cantik dengan pantai-pantai dibelahan dunia. Sebagai kepala daerah Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas sangat mengapresiasi even ini. "Lomba surfing ini bukan tujuan utama,tetapi ini sarana mempromosikan destinasi wisata baru di Banyuwangi.Dari pengalaman surfing tahun lalu ekspektasi sudah bisa dirasakan,ada peningkatan 1000 persen pengunjung yang mengunjungi Pulau Merah ini ,"kata Bupati Anas. Selain itu Bupati Anas juga mengatakan untuk menjaga keamanan pantai Pulau Merah,akan ditingkatkan life guard tenaga penjaga pantai yang selalu siaga di Pulau Merah.Terkait para juara yang banyak berasal dari lokal Banyuwangi,Bupati menyatakan sangat mendukung para atlet surfer. "Sebagai langkah riil akan ada semacam sekolah surfing yang akan dibangun disini. Mudah-mudahan dengan ini akan lahir para pesurfer dunia dari Banyuwangi. Dan event ini juga salah satunya ruang untuk mewadahi mereka," ujar Bupati. kedepan kata Bupati akan di tingkatkan levelnya menjadi kelas executive,karena sudah dua kali menyelenggarakan event ini.

Sabtu, 24 Mei 2014

Banyuwangi kembangkan pusat-pusat wisata baru

Banyuwangi  - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengembangkan pusat-pusat wisata baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.

Pemerintah Banyuwangi sedang giat mempromosikan Pantai Pulau Merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, sebagai daerah tujuan wisata baru.

Upaya promosi antara lain dilakukan dengan menggelar acara-acara berskala internasional seperti kejuaraan selancar "Pulau Merah International Surfing Championship 2014" yang dibuka di tepi Pantai Pulau Merah, Jumat.

"Kejuaraan surfing ini hanya instrumen untuk mendorong agar destinasi wisata bisa berkembang," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

"Ini bagian dari ikhtiar pemerintah daerah," katanya.

Penyelenggaraan kejuaraan selancar internasional semacam itu, menurut dia, terbukti ikut mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.

Menurut pemerintah daerah, penyelenggaraan kompetisi selancar internasional di Pulau Merah tahun 2013 memberikan sumbangan besar bagi peningkatan kunjungan wisatawan yang selama kurun waktu itu sampai 100 persen lebih.

"Dan tempat wisata begitu dibangun, mereka datang, makan soto, rawon, bayar tunai semua... Lalu ada yang bikin penginapan...," katanya.

Kawasan lain yang akan dikembangkan adalah Pantai Plengkung (G-Land) yang sudah lama dikenal sebagai salah satu surga bagi peselancar profesional dengan gulungan ombak yang bisa mencapai lima sampai enam meter.

"Meski sudah cukup dikenal tapi infrastruktur masih perlu dibenahi, itu fokus kami ke depan," katanya.

Selain itu pemerintah Banyuwangi juga akan mengembangkan kawasan wisata Teluk Hijau, Pantai Sukamade, hutan mangrove Blok Bedul dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, dan wisata kawasan perkebunan.

Daerah-daerah wisata yang sudah terkenal seperti Kawah Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo juga akan dibenahi infrastrukturnya.

"Pembenahan sudah mulai dilakukan, setiap tahun kami bangun 250 kilometer sampai 300 kilometer jalan per tahun," kata Abdullah.

Pengembangan pariwisata diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi daerah Banyuwangi yang utamanya bertumpu pada sektor pertanian.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan pembangunan industri pariwisata Banyuwangi sudah berada di jalur yang tepat.

"Baru di titik awal, tapi sudah on the right track," katanya.

Selanjutnya, kata dia, pemerintah daerah masih harus bekerja keras untuk membangun infrastruktur pendukung industri pariwisata seperti jalan dan hotel.

"Dan tentu sumber daya manusia untuk melayani... Dalam pariwisata, sangat penting bagaimana kita membuat tamu merasa nyaman," katanya.

"Pariwisata adalah ilmu untuk menciptakan pengalaman bagi orang yang datang ke tempat kita," tambah dia.(*)


antara

Kemenparekraf Puji Inovasi Sport Tourism Banyuwangi

Banyuwangi - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengapresiasi kreativitas Pemkab Banyuwangi dalam mengelola sport tourism. Sport tourism bertajuk Pulau Merah International Surfing Competition 2014 dianggap mampu menjadi gerbang inovatif Banyuwangi untuk mengangkat pariwisata Banyuwangi.

"Pagelaran inisiatif daerah seperti Banyuwangi dalam mengemas pemasaran pariwisata dengan balutan olahraga dan event. Kalau kita kreatif pasti kita bisa sejahtera, sport tourism itu sangat bisa mengangkat Pariwisata yang bisa mengajak orang banyak untuk datang," kata Mari saat mengawali Pulau Merah Surfing Competition 2014 di Pulau Merah, Banyuwangi, Jumat (23/05/2014).

Mari memuji inisiatif daerah seperti Banyuwangi dalam mengemas pemasaran pariwisata dengan balutan olahraga dan event. Menurutnya, jika pariwisata di suatu daerah berkembang maka akan menimbulkan multiplay effect, diantaranya yaitu bertumbuhnya industry kreatif. Pariwisata dan industri ekonomi kreatif sangat erat hubungannya, sebab industri kreatif akan berkembang jika pariwisata berkembang.

"Banyuwangi ini salah satu daerah yang bisa menerapkan hal itu sangat baik. Serangkaian kegiatan yang membuat orang datang berkali kali terlebih lagi dengan adanya konektivitas yang mempermudah akses masuk ke Banyuwangi," imbuhnya.

Melihat komitmen Banyuwangi begitu getol mempromosikan pariwisata, Mari berjanji, kementeriannya akan mendorong semakin banyak daerah itu berinovasi mengembangkan sektor pariwisata. Kemenparekraf akan memfasilitasi promosi wisata daerah termasuk salah satunya di Banyuwangi.

"Prinsipnya, kita lihat komitmen dari daerah, apakah event wisatanya dari tahun ke tahun membaik, apakah konsisten, apakah kreatif. Contohnya Banyuwangi, ini rutin, meningkat kualitasnya, dan kreatif. Ada promosi berbasis Android, di destinasi wisata ada wifi, jadi Kemenparekraf akan support daerah-daerah seperti ini, akan didukung promosi di Jakarta dan internasional," kata Mari yang sempat membuka salah satu berita wisata di sebuah media online dan me-like berita tersebut.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menuturkan, terkait sport tourism langkah ini cukup efektif untuk menarik perhatian wisawatan. Banyuwangi punya dua acara sport tourism, yaitu International Tour de Ijen dan International Surfing Competition. Kedua pergelaran itu cukup efektif mengatrol kunjungan wisatawan.

"Kami bersyukur kunjungan wisatawan terus meningkat, padahal dana promosi wisata minim, hanya sekitar Rp 2 miliar. Kami banyak menggandeng pihak lain untuk berpromosi, termasuk aktif di social media yang sangat cepat menyebarkan berbagai potensi destinasi wisata Banyuwangi," pungkas Anas.

detik

Bupati Banyuwangi larang pembangunan hotel melati

BANYUWANGI -Sejak dipimpin Abdullah Azwar Anas, Banyuwangi menjadi kabupaten yang berkembang pesat di sektor pariwisata. Pertumbuhan ekonomi berbasis wisata terus menggeliat menyemarakkan Bumi Blambangan, nama lain Banyuwangi.

Alhasil, di kalangan pengusaha pun banyak yang tertarik untuk mengembangkan bisnis perhotelan di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu. Terlebih lagi, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi, Marie Elka Pangestu, Banyuwangi sangat dekat dengan Pulau Dewata, Bali dan Surabaya, sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.

"Banyuwangi sangat dekat dengan Bali dan Surabaya. Dan Pak Bupati (Abdullah Azwar Anas) begitu jeli menangkap potensi pariwisata di Bumi Blambangan ini. Pariwisata dan ekonomi kreatif bisa berkembang pesat di sini. Ini akan semakin menarik pariwisata yang langsung bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat," kata Marie Elka Pangestu saat membuka Banyuwangi Surfing International Competition di Pantai Pulau Merah, Jumat sore (23/5).

Sementara itu, Abdullah Azwar Anas sendiri yang telah membangun potensi Banyuwangi menjadi daerah pariwisata yang layak dikunjungi turis-turis baik mancanegara maupun lokal, tidak ingin bisnis prostitusi berkembang di daerahnya.

Sebab, kata dia, dengan perkembangan pariwisata yang begitu pesat, termasuk sektor perekonomian berbasis kerakyatan, akan menyedot perhatian banyak kalangan, termasuk potensi berdirinya tempat prostitusi. Terlebih lagi, sebentar lagi, lokalisasi Gang Dolly dan Jarak yang berada di Kota Surabaya akan ditutup oleh pemerintah setempat pada 19 Juni mendatang.

Sebagai daerah berkembang di sektor pariwisata, Banyuwangi tentu akan menjadi daerah alternatif yang menjadi jujugan para pengusaha prostitusi untuk mendirikan tempat-tempat hiburan maupun hotel melati.

"Dengan perkembangan industri pariwisata di Banyuwangi, akan banyak didirikan hotel-hotel kelas murah yang berpotensi dijadikan sebagai hotel esek-esek. Nah, untuk menghindari menjamurnya bisnis prostitusi di Banyuwangi, saya melarang didirikannya hotel-hotel melati. Minimal hotel bintang tiga yang boleh dibangun di Banyuwangi," kata Aswar Anas.

Sementara itu, agar pariwisata di Banyuwangi, khususnya di Pulau Merah, di Kecamatan Pasanggrahan, juga bisa dirasakan masyarakat sekitar, Azwar Anas menegaskan agar Pulau Merah steril dari bangunan hotel. "Hanya Home Stay milik warga sekitar yang diberdayakan. Tujuannya agar masyarakat bisa merasakan manfaat kepariwisataan di daerahnya. Hotel tidak boleh di bangun di sini (Pulau Merah), apalagi hotel melati yang berpotensi menjadi tempat prostitusi," tandas dia.

merdeka

Ayu Azhari Terpesona Keindahan Banyuwangi

Banyuwangi - Aktris senior Ayu Azhari menghabiskan waktu akhir pekannya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Rupanya dia ingin berwisata lantaran mendengar kabar keindahan sejumlah destinasi di kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" tersebut.

Menuntaskan rasa penasarannya, pemain film itu pun terbang dari Jakarta ke Banyuwangi, dan mengunjungi Pantai Pulau Merah yang kebetulan sedang dijadikan tempat kompetisi selancar internasional.

"Beautiful. Salah satu pantai terindah yang pernah saya lihat. Lama dengar cerita dari teman-teman tentang pantai ini dan Banyuwangi, baru sempat berkunjung. Saya happy, apalagi masyarakatnya ramah," kata Ayu, yang langsung diserbu wisatawan untuk diajak foto bersama.

Menurut Ayu, Banyuwangi punya potensi wisata luar biasa. Tidak hanya wisata alam, wisata budaya juga berlimpah. Dalam kesempatan liburan kali ini, dia juga mengunjungi desa adat Kemiren, dan menjajal makanan-minuman khas lokal di sana.

Mata Ayu juga seakan tak berkedip saat menyaksikan jajaran penari gandrung, yang merupakan tarian khas Banyuwangi, beraksi.

"Tariannya bagus dan berkarakter. Tapi rasanya memang tidak cukup dua hari di Banyuwangi, karena masih banyak destinasi lain yang belum sempat saya kunjungi seperti Kawah Ijen dan wisata mangrove Bedul. Lain kali harus kembali ke Banyuwangi," katanya mengakhiri.

beritasatu

Terpesona Kopi Banyuwangi, Menparekraf Bilang Mantap!

Banyuwangi - Banyuwangi tidak hanya punya Gunung Ijen, Pantai G Land atau Taman Nasional Alas Purwo. Kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini juga punya kopi yang sedap. Menparekraf Mari Elka Pangestu sudah membuktikannya.

Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, bersama rombongan tidak lupa menikmati seni dan budaya khas Banyuwangi. Tidak hanya rombongan dari Kemenparekraf, artis terkenal Ayu Azhari, juga hadir di Sanggar Genjah Arum, Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi.

Kesenian Barong, Gandrung dan Othek disuguhkan dalam kunjungan itu. Jajanan dan makanan disuguhkan sambil menikmati seni budaya Banyuwangi. Tidak lupa, disajikan kopi khas Banyuwangi berkelas dunia. Orang nomer satu di Kemenparekraf terkesima dengan rasa dan aroma kopi khas Banyuwangi.

"Di sini saya bisa menikmati kopi bertaraf internasional. Bener kan? Kita sepakat itu. Apalagi kita sudah diceritakan bagaimana proses kopi yang benar. Apa tadi after taste ya, jejak rasa, mantap," ujar Mari Elka Pangestu, di Sanggar Genjah Arum Jumat (23/5/2014) malam.

Menurut Mari, Kopi Banyuwangi layak disejajarkan dengan kopi internasional. Tidak hanya rasa, aroma dan kesan meminum kopi di Sanggar Genjah Arum seperti halnya kopi yang dijual di Eropa. Pantaslah jika kata Mari, kopi Banyuwangi adalah kopi kelas di dunia.

"Saya sudah diceritakan sejak di Jakarta jika kopi sini sangat enak. Pantas jika ini adalah kopi berkelas dunia. Tidak lengkap ke Banyuwangi tidak menikmati kopi di Genjah Arum," tutupnya.

Sementara itu, selebriti terkenal tanah air Ayu Azhari, mengaku bangga bisa berkunjung di Banyuwangi. Menurutnya Banyuwangi adalah surga baru bagi wisata Indonesia.

"Saya datang ke sini seperti mimpi. Apa yang indah semua ada di sini. Tinggal promosi saja pasti banyak yang datang," ujarnya.

Sementara untuk Sanggar Genjah Arum, Ayu mengaku tempat ini mengingatkannya sebuah tempat di Jakarta, Teater Populer. Menurutnya ada kesamaan antara Sanggar Genjah Arum dengan tempat milik almarhum Teguh Karya.

"Tempat ini sama dengan Teater Populer. Asri dan natural. Dan kita harap ini tetap lestari dan semakin terkenal," kata Ayu.

detik

Menparekraf: Banyuwangi Tidak Perlu Meniru Bali

Banyuwangi - Decak kagum dilontarkan Menparekraf Mari Elka Pangestu di Banyuwangi. Berbagai program pariwisata yang diusung oleh Bupati Abdullah Azwar Anas diacungi jempol. Menurutnya, Banyuwangi memang tak perlu meniru Bali.

"Banyuwangi tidak perlu meniru Bali. Konsep yang ditawarkan ecoturism sudah cukup spesial bagi kami," ujarnya, Jumat (23/5/2014), di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi.

Meski baru pertama kali singgah ke Banyuwangi, ungkap Mari, dirinya bisa merasakan dampak positif dari program yang dijalankan. Ada ruang publik untuk kegiatan ekonomi kreatif, penggunaan arsitek untuk pembangunan, pencanangan pariwisata sebagai prioritas pembangunan dan konektivitas yang baik masuk dan keluar dari Banyuwangi.

"Semua sudah dijalankan oleh Banyuwangi. Mulai dari lagu, film dan promosi sudah dilakukan. Ini kerja orang kreatif. On the right track untuk kepariwisataan Banyuwangi," tambahnya.

Namun menurut Mari, perlu adanya penambahan beberapa aspek untuk menunjang Banyuwangi menjadi kota wisata. Antara lain, pembangunan infrastruktur pariwisata, penyediaan SDM yang mumpuni dalam melayani wisatawan.

"Yang paling penting adalah SDM-nya. Sebab pariwisata itu bisa diartikan bagaimana menciptakan pengalaman untuk orang yang datang ke tempat kita. Banyak ikon-ikon yang bisa dimunculkan Banyuwangi," imbuh Mari.

Sejak menjadi menteri, kata Mari, pihaknya sudah mendorong revitalisasi pasar tradisional, ekonomi kreatif dan penggunaan produk dalam negeri. Pelarangan pemakaian produk impor sudah ditekannya sejak dulu. Hal tersebut dilakukan di Banyuwangi.

"Sejak tahun 2006 sampai 2007 kita awal jadi menteri perdagangan, kita sudah terapkan itu. Dan saya temukan di Banyuwangi. Mulai dari penataan pasar dan pelarangan buah impor dalam kegiatan pemkab. Itu semua sudah menjadi ciri khas Banyuwangi," tambahnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengaku masih banyak yang harus dibenahi dalam persiapan Banyuwangi menyambut wisatawan. Pembangunan sumber daya manusia pariwisata sudah dilakukan dengan adanya jurusan pariwisata di Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi).

"Ini bentuk keseriusan kami dalam menyambut wisatawan ke Banyuwangi," ujar pria dengan segudang penghargaan itu.

detik

Selasa, 13 Mei 2014

Ini Alasan Bupati Banyuwangi Izinkan Pembangunan Mal

http://images.detik.com/content/2014/05/12/1016/115440_anas.jpg
Banyuwangi -Kebijakan baru Bupati Banyuwangi, Jawa Timur Abdullah Azwar Anas mengizinkan pembangunan mal dan tempat hiburan di wilayahnya bukan tanpa alasan. Anas ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, kenaikan investasi, dan meningkatnya pendapatan per kapita di Banyuwangi.

Anas mengatakan selama hampir 20 tahun pendapatan per kapita per tahun Banyuwangi hanya bisa menyentuh angka Rp 15 juta/kapita/tahun. Jumlah itu tentu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah Jember dan Malang yang pendapatan per kapita-nya mencapai Rp 19,6 juta/tahun. Namun selama 2 tahun terakhir, jumlah pendapatan per kapita Jember dan Malang mampu dilampaui oleh Banyuwangi.

"Banyuwangi hampir 2 tahun ini sudah bisa mendahului pendapatan per kapita Jember dan Malang. Kini nilai pendapatan per kapita Banyuwangi lebih Rp 21,84 juta/kapita/tahun," kata Anas saat berbincang Senin (12/5/2014).

Pendapatan per kapita didorong dari nilai investasi yang masuk di Banyuwangi, pada tahun 2013 investasi di Banyuwangi naik 175% jika dibandingkan dengan periode 2012.

Misalnya pengembangan kawasan industri di Kampe Industrial Estate, Pabrik Gula terbesar Indonesia di Glenmore dan terus menggeliatnya sektor pariwisata juga akan menjadi pilar bagi terciptanya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terciptanya banyak lapangan kerja.

"Nilai investasi kita mencapai Rp 3,2 triliun, atau meningkat hingga 175% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,19 triliun," katanya.

DETIK

Senin, 05 Mei 2014

Turis Kanada Takjub Kesenian BWI

BANYUWANGI – Pentas kesenian tradisional yang digeber rutin setiap Sabtu malam di Taman Blambangan, Banyuwangi, semakin mendapat tempat di hati masyarakat. Seperti yang terlihat Sabtu malam kemarin (3/5). Meski di depan Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) Blambangan digeber pentas musik populer, namun sekitar seribu warga memilih menyaksikan pentas seni yang kali ini menampilkan janger dan aneka tari tradisional yang dibawakan grup “Kharisma Dewata Banyuwangi” asal Kecamatan Muncar tersebut.
Tua, muda, laki-laki dan perempuan tumplek-blek di depan panggung pertunjukan Sabtu malam itu.Bahkan bukan hanya warga lokal, turis mancanegara yang tengah pelesir di kabupaten ujung timur Pulau Jawa, ini pun lebih memilih menyaksikan pentas seni tradisional tersebut. Eric, turis asal Ontario, Kanada, yang datang ke Banyuwangi mengaku benar-benar terkesima dengan pertunjukan janger berjudul Luthung Kamandaka tersebut.
Eric menonton pertunjukan seni tradisional di Taman Blambangan bersama sang istri yang juga pengajar Program Studi (Prodi) Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung (ITB), Teti A. Argo. Menurut Eric, pertunjukan janger dan tari-tarian tradisional yang dia saksikan malam itu sangat spesial. Dia mengaku sangat suka dan menikmati tontonan tersebut. “I like it. It’s very entertaining. (Saya suka pertunjukan ini. Ini sangat menghibur, Red),” ujarnya.
 Bagi Eric, gerakan para penari sangat indah. Dia juga mengaku terkesan dengan antusiasme penonton. “It’s amazing.
(Ini luar biasa),” cetusnya. Yang lebih membanggakan, pertunjukan seni tradisional malam itu juga ditonton oleh 80 dosen dan guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sama halnya dengan Eric, para guru besar dan dosen Unair yang datang ke lokasi pertunjukan bersama Bupati Abdullah Azwar Anas, juga tampak sangat menikmati hiburan Sabtu malam tersebut.
Sementara itu, saat didaulat memberikan sambutan, Bupati Anas mengaku bangga dengan kenyataan yang dia lihat di lapangan. “Di belakang (depan Gesibu Blambangan) ada pentas musik rock. Tetapi anak-anak kita masih senang melihat seni tradisional kita,” cetusnya. Menurut Bupati Anas, meskipun Pemkab Banyuwangi gencar melakukan pembangunan daerah, tetapi pihaknya tetap memberi tempat spesial untuk para seniman lokal untuk menampilkan kreasinya.
 “Bandara kita bangun. Jalan kita bangun, tetapi kesenian kita tidak boleh tergusur darikemajuan pembangunan tersebut,” tegasnya. Setelah menyampaikan sambutan, Bupati Anas menyematkan udeng khas Banyuwangi kepada salah satu penabuh alat musik tradisional grup Kharisma Dewata Banyuwangi. “Udeng yang kemarin-kemarin itu salah. Mulai malam ini (Sabtu), mari diganti dengan udeng khas Banyuwangi,” ajaknya. (radar)

Soal UN SMP Nomor 13 Juga Hilang di Banyuwangi

BANYUWANGI,  - Hari pertama pelaksanaan ujian nasional tingkat SMP di Banyuwangi dinilai bermasalah karena soal nomer 13 hilang dari lembar soal. Pada naskah ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 2 Banyuwangi, soal nomor urut 12 langsung diikuti oleh nomor urut 14. Hal itu sempat membuat siswa panik.

"Saat ngerjakan tadi nomer 13-nya hilang, enggak ada di lembar soal. Dari nomer 12 langsung ke nomer 14. Sempat khawatir nantir mempengaruhi nilai ujian," kata Desy Setiawan, Senin (5/5/2014).

Di Banyuwangi, ada 22 ribu lebih siswa yang terdaftar sebagai peserta ujian nasional tingkat SMP dan Mts di Banyuwangi. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Dwi Yanto, membenarkan adanya persoalan hilangnya nomor 13 tersebut.

"Memang salah cetak. Mengacu dari prosedur operasi standar ada ralat dari Provinsi. Jadi siswa cukup mengosongi jawaban untuk nomer 13. Jadi dari nomer 12 siswa bisa langsung ke nomer 14. Untuk kekhawatiran siswa nantinya mempengaruhi nilai ujian, nanti akan dibuatkan berita acara terkait soal nomer 13 yang enggak ada," tambahnya.

Sementara itu, di Surabaya juga terjadi hal yang sama. Nomor 13 di lembar soal UN SMP di Surabaya juga hilang. Seperti dikutip dari Surya, soal nomor tersebut hilang karena dihapus. pasalnya, soal tersebut memuat nama Jokowi.


kompas

Tambang Pasir Ilegal Tetap Beroperasi

BANYUWANGI – Kenyataan cukup mengejutkan didapati petugas gabungan unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi kemarin (4/5). Saat menggelar inspeksi mendadak di sejumlah lokasi galian “C” di wilayah Kecamatan Rogojampi, petugas mendapati satu lokasi tambang pasir ilegal yang sebelumny asudah ditutup petugas kembali beroperasi.
Tim Satpol PP bersama jajaran Disperindagtam mulai bergerak sekitar pukul 12.30 kemarin. Sesampai di salah satu lokasi tambang pasir di Desa Watukebo, Kecamatan Rogojampi, petugas yang terdiri dari Kepala Seksi (Kasi) Penyidik dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Ripai; Kepala Disperindagtam Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo; Kepala Bidang (Kabid) Pertambangan, dan Kasi Pengelolaan Air Dalam Tanah (PADT), dan beberapa personel Satpol PP tersebut dibuat geram.
Bagaimana tidak, meskipun di sekitar pintu masuk lokasi tambang pasir itu telah terpampang plang warna merah bertulis “Lokasi tambang ini ditutup karena tidak memiliki izin usaha pertambangan (IUP)”, nyatanya aktivitas penambangan pasir di lokasi tersebut masih berjalan. Mesin back hoe pun masih berada di lokasi tersebut. Kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kasi Penyidik dan Penindakan Satpol PP Ripai mengatakan, plang penutupan lokasi tambang pasir yang belum mengantongi izin tersebut sudah dipasang sejak empat bulan yang lalu.
Tetapi saat kita sidak, ternyata tambang pasir ini masih beroperasi,” ujarnya. Ripai menegaskan, jika plang penutupan lokasi tambang pasir sudah dipasang namun pihak pengelola tetap melakukan aktivitas penambangan pasir, maka Satpol PP menyerahkan penindakan kepada aparat berwajib. “Sampai saat ini Satpol PP  ersama Disperindagtam sudah memasang plang penutupan di 25 lokasi tambang pasir belum berizin,” bebernya.
Bagaimana tidak, meskipun di sekitar pintu masuk lokasi tambang pasir itu telah terpampang plang warna merah bertulis “Lokasi tambang ini ditutup karena tidak memiliki izin usaha pertambangan (IUP)”, nyatanya aktivitas penambangan pasir di lokasi tersebut masih berjalan. Mesin back hoe pun masih berada di lokasi tersebut. Kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kasi Penyidik dan Penindakan Satpol PP Ripai mengatakan, plang penutupan lokasi tambang pasir yang belum mengantongi izin tersebut sudah dipasang sejak empat bulan yang lalu.
Tetapi saat kita sidak, ternyata tambang pasir ini masih beroperasi,” ujarnya. Ripai menegaskan, jika plang penutupan lokasi tambang pasir sudah dipasang namun pihak pengelola tetap melakukan aktivitas penambangan pasir, maka Satpol PP menyerahkan penindakan kepada aparat berwajib. “Sampai saat ini Satpol PP  ersama Disperindagtam sudah memasang plang penutupan di 25 lokasi tambang pasir belum berizin,” bebernya.
Dikonfi rmasi di lokasi yang sama, Musa, 29, pengawas lapangan tambang salah satu lokasi tambang pasir di Desa Watukebo, mengatakan, pihaknya siap menaati peraturan yang berlaku. “Prinsipnya kita sudah mengurus perizinan tambang pasir ini. mulai advice planning (AP), wilayah izin pertambangan (WIP), dokumen eksplorasi, dan lain-lain. Kami sudah pro aktif mengurus IUP eksplorasi,” paparnya. Musa menambahkan, kedalaman bekas galian tambang pasir tersebut hanya sekitar satu meter.
Pertimbangannya, agar air irigasi di sekitar lokasi tambang tetap lancar. “Kalau yang Anda lihat memang galian cukup dalam. Tetapi nantinya bekas lubang tersebut akan kami urug. Jika tanaman padi yang ada di area penambangan ini sudah dipanen, urugannya kita ambil dari situ,” jlentrehnya.  Musa berharap, jika ketentuan tambang yang belum berizin tidak boleh melakukan aktivitas penambangan, harapannya semua tambang pasir di Banyuwangi diperlakukan sama. “Harapan kami semua disidak,” pungkasnya. (radar)


Perbaiki Jembatan Menuju Petilasan Macan Putih

KABAT – Sejak beberapa hari ini akses menuju petilasan Kerajaan Macan Putih, Kecamatan Kabat, ditutup. Sebab, jembatan di Dusun Kawang, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, yang menghubungkan ke tempat bersejarah itu diperbaiki sejak sekitar dua pekan lalu. Perbaikan jembatan tersebut sampai kemarin masih belum tuntas. Pihak pelaksana masih melakukan pengecoran.
Sehingga masih banyak material yang menumpuk di tepi jalan menuju jembatan. Sedangkan untuk akses jalan sendiri, untuk sementara warga yang hendak melintasi jalur tersebut, bula dari arah barat hendak menuju ke timur, mereka bisa melintasi jalan di Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat. Sedang bagi warga yang dari arah selatan bisa melintas di jalan kampung di Dusun Krajan, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.
Camat Kabat Mohammad Luqman mengatakan, jembatan tersebut dibangun oleh pihak swasta melalui dana CSR. “Kebetulan di barat jembatan tersebut ada sebuah pabrik, dan pabrik sendiri juga membutuhkan akses jembatan itu,” ujarnya. Kapan selesainya? Menurut Luqman, berdasarkan pemberitahuan pihak pelaksana, pembangunan jembatan yang memakan biaya sekitar Rp 500 juta tersebut bakal selesai sekitar dua bulan lagi. (radar)

Sabtu, 03 Mei 2014

Bawa Senpi dan Keris, Pria asal Banyuwangi Terlibat Perampokan Dibekuk

Situbondo - Seorang pria bersenpi ditangkap Unit Resmob Polres Situbondo, Sabtu (3/4/2014). Yogi Prasetyo alias Wagimin (27) dibekuk saat menunggu seseorang di tepi jalan raya pantura Sukorejo Kecamatan Banyuputih.

Pria asal Banyuwangi itu terindikasi terlibat serangkaian aksi kejahatan di Situbondo dan kota lain. Termasuk dua kali aksi perampokan di Jember. Saat ditangkap, polisi menyita sebuah pistol softgun dan 6 peluru tajam, pistol mainan, dua buah keris ukuran kecil dan dua buah ponsel.

Pelaku langsung digiring ke mapolres Situbondo. Kini, Yogi masih menjalani pemeriksaan intensif penyidik Satreskrim.

"Pelaku masih diperiksa. Ada indikasi dia terlibat sejumlah aksi kejahatan di Situbondo dan Jember," kata Kasatreskrim Polres Situbondo, AKP H Sunarto.

Keterangan yang dihimpun detikcom menyebutkan, Yogi Prasetyo dibekuk Unit Resmob pimpinan Bripka I Wayar Parka karena dicurigai hendak melakukan transaksi senpi ilegal. Yogi pun ditangkap saat menunggu pembelinya di tepi jalan raya Sukorejo Kecamatan Banyuputih.

Dari tangannya polisi mengamankan senjata jenis softgun dengan 6 butir peluru tajam. Disebut-sebut softgun dan peluru itu didapatkan pelaku dari seorang oknum TNI di Bali, setelah tak mampu membayar utang.

"Pengakuannya begitu. Tapi sebelum ditangkap dia sempat tinggal di rumah kontrakan di Desa Battal Situbondo, sekitar 6 bulan. Makanya kita curiga dan terus dikembangkan," ujar seorang anggota Resmob.

Nah, hasil pengembangan sementara Yogi mengaku terlibat serangkaian aksi kejahatan. Di Situbondo, dia pernah melakukan pemerasan terhadap seorang haji di Kecamatan Jangkar. Saat itu, pelaku dan dua temannya berhasil mengantongi hasil pemerasan Rp 12 juta.

Selain itu, pelaku sengaja bersembunyi di rumah kontrakan karena menjadi DPO Polres Jember. Di wilayah Jember, Yogi Prasetyo terlibat dua kali aksi perampokan dan dua kali melakukan aksi penggelapan mobil.

detik

Hanya Dua Bulan, Banyuwangi Entaskan 11.844 Warga Buta Aksara

BANYUWANGI - Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus memberantas buta aksara di wilayahnya. Bahkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas telah membentuk Tim Pemburu Buta Aksara dan Anak Putus Sekolah melalui Gerakan Masyarakat Pemberantasan Tributa dan Pengangkatan Murid Putus Sekolah (Gempita Perpus). Hal tersebut dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2014. Tributa yang dimaksud adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
Bupati Anas mengatakan, gerakan tersebut efektif dilaksanakan mulai 3 Maret 2014. Berdasarkan data BPS yang telah diverifikasi, tinggal 26.157 orang di Banyuwangi yang masih belum bisa baca, tulis, dan berhitung (calistung). "Setelah tim bergerak, per 30 April 2014, yang bisa baca Calistung sudah lulus 11.844 dan telah diberi Surat Keterangan Melek Aksara (Sukma). Artinya, dalam dua bulan, sudah 11.844 orang berhasil bisa calistung," kata Anas.
Adapun sisa 14.316 orang yang masih belum bisa calistung akan dituntaskan dalam tiga bulan ke depan. Dengan kondisi sekarang, berarti hanya tinggal 1 persen warga Banyuwangi yang masih buta aksara dari total sekitar 1,5 juta penduduk. 
Sedangkan untuk Tim Pengangkatan Anak Putus Sekolah bekerja secara terus-menerus untuk mendeteksi anak putus sekolah karena alasan non-ekonomi karena memang di Banyuwangi sudah ada program Banyuwangi Cerdas dan Banyuwangi Belajar yang menjamin pendidikan anak sampai SMA/sederajat, bahkan sampai perguruan tinggi.
Anas mengatakan, gerakan di bidang pendidikan ini berbasis partisipasi yang terukur kinerjanya. "Semuanya mengandalkan gotong royong warga, tanpa anggaran khusus dari APBD. Dan kita buktikan bahwa kita bisa. Pengentasan 11.844 warga hingga bisa calistung menunjukkan gerakan ini efektif," kata bupati muda ini.
Anas mengatakan, Gerakan Masyarakat Pemberantasan Tributa dan Pengangkatan Murid Putus Sekolah (Gempita Perpus) baru dicanangkan secara formal sekarang berbarengan dengan momen Hari Pendidikan Nasional, karena dia ingin melihat kerja tim terlebih dahulu. "Cara kerja saya adalah apa yg kita canangkan harus telah berjalan dan ada hasil, bukan yg baru akan dikerjakan. Jadi kerja dulu baru diumumkan. Saya bersyukur gerakan pendidikan ini jalan efektif, tinggal kita kerja keras lagi untuk tuntaskan pekerjaan yang tersisa," tuturnya.
Anas mengatakan, banyaknya jumlah warga yang bisa calistung berkat kerja berbagai elemen, mulai dari camat, lurah/kepala desa, guru, ketua RT/RW, dan para relawan. “Kami berterima kasih, kami harap mahasiswa dan LSM makin banyak yang ikut terlibat dalam program pemberantasan buta aksara ini,” ajak Anas.

jpnn

Sindikat Penggadai Emas Palsu Ditangkap

SEMPU – Diduga akan melakukan penipuan dengan modus menggadaikan perhiasan palsu di kantor Pegadaian Kecamatan Sempu, Nike Nur Islami, 27, warga Desa Grujukan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, ditangkap anggota polsek setempat kemarin Guna menjalani pemeriksaan, anggota sindikat jaringan penggadai emas palsu itu sementara harus mendekam di ruang tahanan mapolsek. Barang bukti (BB) berupa dua gelang yang diduga palsu juga diamankan di polsek.

“Tersangka dan BB kita amankan di polsek,” cetus Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kapolsek Sempu AKP Toha Choiri. Aksi kejahatan yang dilakukan ibu muda satu anak itu berawal saat Nike datang ke kantor Pegadaian Gendoh, Kecamatan Sempu, diantar Supriyadi, temannya yang juga warga Kabupaten Bondowoso, naik mobil Daihatsu Xenia warna putih. “Saya disuruh Supriyadi menggadaikan dua gelang emas,” terang Nike Nur Islami.

Di kantor pegadaian itu, jelas dia, dua gelang emas yang disodorkan dicek petugas. Hasil pemeriksaan, ternyata kedua perhiasan itu merupakan emas palsu. “Tidak lama kemudian, polisi datang dan saya ditangkap,” katanya. Supriyadi yang sebelumnya nongkrong di mobilnya yang diparkir di depan kantor pegadaian langsung kabur begitu melihat polisi datang. Polisi pun gagal memburunya. “Saya juga ditipu Supriyadi,” dalih tersangka. Tersangka mengaku kenal Supriyadi sekitar dua bulan lalu.

Dirinya kenal saat menjual cincin di sebuah toko emas di wilayah Kabupaten Bondowoso. “Dia itu makelaran di toko emas Bondowoso,” ungkapnya. Setelah perkenalan tersebut, lanjut dia, dirinya sering berkomunikasi via hand phone (HP). Sebelum menggadaikan dua gelang emas palsu di Pegadaian Gendoh, dirinya diajak menggadaikan emas di Bali. “Di Bali dua kali dan dapat uang,” sebutnya. Nike mengaku terpaksa menjalankan pekerjaan atas ajakan Supriyadi itu karena membutuhkan uang untuk biaya hidup sehari-hari. Sebab, sejak tiga tahun lalu suaminya yang bekerja di Malaysia tidak ada kabar. “Saya butuh uang,” ujarnya. (radar)

Ngantuk, Mobil Kasat Intelkam Polres Banyuwangi Tabrakan di Situbondo

Situbondo - Mobil Toyota Innova yang dikemudikan Kasat Intelkam Polres Banyuwangi AKP Sofwan (51) terlibat kecelakaan di Jalan Raya Situbondo. Mobil warna hitam nopol L 1546 HD itu menabrak truk saat melintas di jalan menikung dekat jembatan Sibon Desa Wringinanom Kecamatan Panarukan.

Kecelakaan terjadi diduga lantaran AKP Sofwan mengantuk saat mengemudikan mobilnya. Beruntung, tidak ada korban nyawa maupun cidera dalam kecelakaan tersebut. Namun dua kendaraan yang terlibat adu bodi sama-sama ringsek.

Kerusakan terparah dialami mobil Toyota Innova yang dikemudikan AKP Sofwan. Bagian depan dan sisi kanan mobil Innova itu rusak berat. Kaca depan mobil juga retak parah. Sementara lawannya truk N 9062 GD juga rusak di bagian depan kanan.

"Tidak ada korban, hanya kerugian materiil saja. Penyebab kecelakaan diduga pengemudi Innova kurang konsentrasi saat melintas di jalanan menikung," kata Kanit Laka Satlantas Polres Situbondo Iptu Baktiar Teguh, Sabtu (3/5/2014).

Keterangan yang dihimpun detikcom menyebutkan, kecelakaan yang melibatkan mobil Toyota Innova dengan truk terjadi di pantura Situbondo, tepatnya jalanan menikung sisi timur jembatan Sibon Desa Wringianom Kecamatan Panarukan, dini hari tadi. Saat itu, mobil Innova yang dikemudikan AKP Sofwan melaju dari arah timur ke barat.

Sesampainya di jalanan menikung, haluan mobil Innova terlalu ke kanan. Celakanya, saat bersamaan dari arah berlawanan muncul truk N 9062 GD yang dikemudikan Sudarmanto (28), warga Bergas, Semarang, Jawa Tengah. Karena jarak yang terlalu dekat, kecelakaan pun tak bisa dihindari lagi. Bruak!! Bagian depan kanan mobil Innova itu menghantam keras bagian depan kanan truk hingga sama-sama ringsek.

"Dua mobil yang terlibat kecelakaan sudah kami amankan untuk kepentingan penyelidikan," tandas Iptu Baktiar Teguh.

detik

Kamis, 01 Mei 2014

Kepala Korban Mutilasi Berhasil Ditemukan

BANYUWANGI,  - Setelah enam hari menyisiri sungai, akhirnya kepala Eni Marpuah (14) ditemukan sekitar 300 meter dari lokasi. Eni merupakan korban mutilasi yang dilakukan oleh kekasihnya dan dibantu temannya.

Kepala Eni ditemukan oleh Samsul (51), warga Gapangan Banyuwangi, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan, Kamis (1/5/2014). Dia mengaku sengaja cuti dari pekerjannya untuk mencari kepala gadis malang tersebut.

"Rumah saya jauh dari sini, tapi rasanya ada panggilan hati untuk ikut mencari saat dengar kepala korban yang belum ditemukan. Padahal saya belum pernah ketemu dan tidak kenal dengan korban ataupun keluarganya," kata Samsul kepada Kompas.com.

Sejak Kamis pagi, dia sudah turun ke sungai dan ikut mencari kepala Eni bersama warga. "Saya pertama kali datang ya ke tempat korban dipotong. Lalu saya perkirakan saja kira-kira aliran sungai ke arah mana dan saya ikuti," jelasnya.

Dengan menggunakan kakinya, dia menelusuri sungai sambil merasakan apa saja yang ditemukan kakinya di dasar sungai. Akhirnya, kaki Samsul menyentuh sesuatu yang berbentuk batu.

"Ketika saya angkat, jari kaki saya nyantol di bagian mata dan ternyata kerangka kepala manusia," tuturnya.

Kemudian, Samsul meminta tolong Ridho dan Sofyan Handika untuk mengangkat tengkorak tersebut.

"Saya tiba tiba dimintai tolong Pak Samsul buat angkat tengkorak. Saya pikir batu, setelah sadar kalo itu kepala manusia, saya dan teman saya langsung teriak dan jatuh ke dalam air," jelas Ridho yang masih terlihat lemas.

"Tapi Alhamdulilah, akhirnya bisa ketemu. Sudah ada ratusan warga yanga nyari juga di daerah tersebut," jelasnya.

Kapolsek Kabat AKP Imron membenarkan penemuan potongan kepala yang sudah hampir satu pekan dicari warga. "Setelah diangkat potongan kepala yang tinggal tengkorak dan sebagian gigi langsung kita bawa ke Rumah Sakit Umum Blambangan untuk di otopsi untuk memastikan jika itu benar-benar milik korban Eni Marpuah" jelasnya.

Eni Marpuah ditemukan tewas mengambang di sungai di wilayah Kabat tanpa kepala. Mayat tersebut dimutilasi oleha SH (17) pelajar kelas 3 SMK karena dimintai pertanggungjawaban atas kehamilannya yang berusia dua bulan.

tribunnews

Long Weekend, Pelabuhan Ketapang Dipadati Wisatawan

Banyuwangi - Libur panjang akhir pekan (Long Weekend) bertepatan dengan libur Paskah, Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi, dipadati wisatawan tujuan Bali. Rata-rata wisatawan menggunakan kendaraan roda dua, kendaraan kecil dan bus pariwisata.

Kepadatan Pelabuhan Ketapang meningkat sejak Kamis (17/4/2014) pukul 23.30 Wib. Puncaknya, arus kendaraan yang menyeberang ke Bali terjadi pukul 02.30 Wib, Jumat (18/4/2014). Beruntung tidak ada kemacetan yang terjadi lantaran naiknya jumlah penyeberang ke Bali tersebut.

"Kepadatan baru terurai sekitar pukul 09.00 WIB, lalu lintas sempat padat merayap. Kita sempat bantu petugas ASDP yang mengatur antrean untuk masuk ke kapal," ujar Kapolsek KP Tanjung Wangi Banyuwangi, AKP Subandi ditemui detikcom saat mengatur antrean penyeberangan di parkir pelabuhan.

Menurut Subandi, arus penyeberangan ini didominasi kendaraan jenis bus dan roda empat. Selanjutnya adalah jenis roda dua, yang mulai berdatangan pukul 06.00 Wib.

"Lalu lintas tidak macet. Sebab pelabuhan ASDP menyediakan areal parkir yang mencukupi," tambah Subandi.

Sementara itu, Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang, Saharudin Kotto memprediksi arus penyebrangan ke Bali pada long weekend kali ini sekitar 5 hingga 10 persen. Peningkatan ini memang sering terjadi saat libur panjang seperti minggu ini. Namun menurutnya peningkatan ini masih terbilang normal.

"Dimungkinkan ada peningkatan 5 sampai 10 persen. Hal ini biasa jika terjadi long weekend. Kita sudah siapkan 29 kapal untuk melayani penyeberangan," ujarnya kepada sejumlah wartawan.

Ini Dia Penampakan 'Bandara Hijau' di Banyuwangi Tanpa AC

Banyuwangi -Inovasi demi inovasi terus dilakukan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Terbaru, kabupaten berjuluk 'The Sunrise of Java' itu mengembangkan Bandara Blimbingsari dengan konsep hijau (green airport).

Bandara ini didesain tanpa AC, kecuali di ruangan tertentu. Sirkulasi udara diatur dengan kisi-kisi dan lebih banyak ruang terbuka. Aliran air juga ikut membantu menyejukkan udara. Di sekeliling terminal, bahkan di atas terminal, tanaman hijau membentang.

Energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan matahari sebagai penerang ruangan di siang hari. Dinding bandara akan berbentuk kisi-kisi yang memungkinkan angin lewat serta cahaya matahari masuk. Juga akan ada kolam-kolam ikan yang berfungsi menurunkan tekanan udara dan pohon-pohon yang menambah kesejukan.

"Sebagai salah satu pintu masuk Banyuwangi, Bandara Blimbingsari adalah etalase awal yang mencerminkan identitas daerah. Untuk itu, pengembangan arsitektur bandara ini dirancang khas," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai peresmian penerbangan perdana Garuda Indonesia di Bandara Blimbingsari, Kamis (01/05/2014).

Anas mengatakan, konsep green architecture yang dipilih adalah passive design, yang merupakan pilihan pembangunan green building yang digarap sejak awal oleh arsitek, berbeda dengan active design yang banyak mengandalkan teknisi untuk menghemat energi. Hemat energi diwujudkan dengan penataan ruang, bukan dengan alat modern seperti solar cell.

"Passive design menghemat lebih banyak karena direncanakan semuanya sejak awal untuk mengurangi beban energi," tuturnya.

Bandara Banyuwangi juga bakal menggunakan bahan daur ulang dengan memanfaatkan kayu ulin bekas sebagai bahan utama, baik tiang penyangga maupun dinding bangunan bandara. "Kayu ulin ini sangat kuat dan tahan rayap, banyak tersedia dari bekas kapal maupun dermaga," urai Anas.

Selain aspek lingkungan, konsep hijau juga mengakomodasi budaya lokal. Bandara mengadopsi gaya rumah Osing. Bahkan, jika dilihat dari atas atau pinggir, model terminal serupa Udeng, penutup kepala khas Banyuwangi. Kebiasaan masyarakat yang mengantar kerabatnya bepergian juga difasilitasi dengan ruang tunggu yang nyaman, sehingga pengantar merasa sedang berada di rumah.

"Kami mengajak arsitek kondang Andra Matin yang bersinergi dengan arsitek lokal untuk mendesain bandara," kata Anas.

Dengan konsep hijau, bandara bisa lebih hemat, baik untuk pembangunan maupun operasionalnya. Jika pembangunan bandara di daerah lain mencapai ratusan miliar, Bandara Blimbingsari, Banyuwangi cukup Rp 40 miliar.

Bandara Blimbingsari yang baru akan mampu menampung 250 ribu penumpang. Bandara juga dilengkapi 10 konter check-in sebagai antisipasi perkembangan sampai 10 tahun ke depan dengan lima maskapai yang beroperasi.

"Green airport ini akan menjadi daya tarik tersendiri. Kami yakin wisatawan akan penasaran dengan green airport ini, lalu berkunjung ke destinasi wisata yang ada di Banyuwangi. Ekonomi lokal bergerak, masyarakat makin sejahtera," pungkasnya.

detik

Wartawan Senior Ishadi SK Luncurkan Buku di Banyuwangi

Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi menjadi kota ke 3 sebagai tempat peluncuran dan bedah buku "Media & Kekuasaan: Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto" karya wartawan senior Ishadi SK setelah Jakarta dan Surabaya.

Pria yang kini menjabat sebagai Komisaris Trans Media ini menceritakan tentang peran besar media dalam pembangunan karakter suatu isu. Dan Ishadi SK mengaku salut dengan langkah Bupati Anas dalam menggandeng media untuk membangun Banyuwangi.

"Saya salut dengan langkah Bupati Anas saat berani menggandeng peran media untuk membangun Banyuwangi," ungkap Ishadi di aula Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Rabu (30/04/2014).

Tak hanya menjabarkan tentang peran media massa dalam pembangunan, wartawan senior berusia 71 tahun itu juga menjelaskan tentang visi Indonesia pada 2030 mendatang.

Acara yang dihadiri oleh jajaran Muspida, Kepala SKPD, Camat, Lurah, Seniman, Budayawan dan Pelajar itu digunakan Ishadi untuk menunjukkan jika saat ini Indonesia sedang menjadi negara maju yang berproses. Penelitian dan langkah Indonesia yang dikebut saat ini akan membawa Indonesia menjadi 5 negara terbesar dalam skala dunia, setelah China, India, Eropa dan Amerika. Dengan pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia, negara ini mampu mencapai kesejahteraan dan kualitas hidup ekonomi sosial yang merata.

Dan visi itu, menurut Ishadi sama seperti salah satu visi Bupati Anas. Untuk itu, Ishadi meminta Bupati Anas untuk tetap lurus on the track.

"Visi Indonesia pada 2030 itu hampir sama seperti salah satu visi Bupati Anas. Saya meminta Bupati Anas untuk selalu pada jalurnya, tidak mudah tergoda untuk jabatan yang lebih tinggi, untuk saat ini," imbuhnya.
Setelah sempat berkeliling Banyuwangi, Ishadi menjumpai jika Banyuwangi saat ini miliki 1.500 wifi yang tersebar. Dengan kemudahan akses internet ini, seluruh camat yang ada harus mau manfaatkan untuk lompatan efektivitas kebijakan pemerintah dan mampu berinovasi.

"Tak hanya Bupati nya yang ngebut, camat camat juga harus lakukan lompatan inovasi," tutupnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Anas juga mengungkapkan apresiasinya terhadap peran media dalam perkembangan pembangunan dan penyebaran kebijakan serta program Banyuwangi. Menurut Bupati Anas, peran media juga bisa jadi penentu kenyamanan dan iklim politik yang bersuhu kondusif.

"Peran media luar biasa, dan berkat media juga pembangunan Banyuwangi bisa tersampaikan. Begitu juga dengan kebijakan pemerintah, media jadi peran utamanya. Sebab suka atau tidak suka media saat ini menjadi peran balancing dalam pembangunan," tandasnya.

Acara peluncuran dan bedah buku itu diakhiri dengan perayaan Ulang Tahun Ishadi SK yang tepat diperingati hari ini.

detik

Eks Lokalisasi di Banyuwangi Dikabarkan Buka, Ini Reaksi Bupati Anas

Banyuwangi - Pengaduan masyarakat terkait masih beroperasinya beberapa lokalisasi di Banyuwangi yang telah ditutup mendapat reaksi. Bupati Abdullah Azwar Anas langsung ke lokasi, memastikan kebenarannya.

Tempat pertama yang didatangangi adalah eks lokalisasi Blibis di Dusun Blibis, Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi, Minggu (27/4/2014). Bupati juga melihat langsung ke eks lokalisasi Padang Pasir.

Saat bertemu dengan warga di lokasi, Bupati Anas mengatakan bahwa komitmen Pemkab Banyuwangi untuk menutup operasional lokalisasi sudah bulat. Maka Bupati Anas meminta dukungan dari masyarakat serta perangkat dan aparat setempat.

"Kami minta kepada teman-teman aparat desa maupun kecamatan agar adanya aduan masih beroperasinya lokalisasi dapat diselesaikan, tidak perlu sampai mengadakan operasi gabungan yang langsung melibatkan Forpimda (Forum Pimpinan Daerah)", kata Bupati Anas.

Bupati yang masih berusia 41 Tahun ini juga meminta di kawasan eks lokalisasi tersebut disemarakkan dengan kegiatan keagamaan serta di beberapa tempat dapat dibangun rumah ibadah.

"Nanti bisa kita sewa lahannya, bisa untuk dibangun pura, gereja atau mushola. Disesuaikan dengan permintaan masyarakat," kata Bupati Anas.DETIK