Blogroll

SELAMAT DATANG DI BLOG BANYUWANGI BERSATU YANG SEDERHANA INI | TWITTER: @BwiBERSATU | IG: @bwibersatu | Grup FB : BANYUWANGI BERSATU....

Sabtu, 20 September 2014

Bupati Banyuwangi Enggan Komentari soal Peluang Masuk Kabinet

Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas enggan komentari wacana dirinya bakal masuk jajaran kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Ditemui di sela acara Banyuwangi Batik Festival 2014 di Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas mengaku hingga kini tetap fokus menyelesaikan berbagai module pembangunan di daerah pale ujung timur dari Pulau Jawa itu.
“Saya tidak mau menjawab atau komentar soal itu (peluang masuk kabinet, red). Tapi, kalau Pak Jokowi yang tanya, saya akan jawab,” kata bupati berusia 41 tahun yang akrab disapa Anas itu, Sabtu (20/9).
Sepak terjang Anas dalam membangun Kabupaten Banyuwangi lewat berbagai module inovasi, menjadikan daerah tersebut mencatat kemajuan pesat di sejumlah sektor, seperti pertumbuhan ekonomi, inovasi layanan birokrasi pemerintahan dan pengembangan sektor pariwisata serta industri dan pertanian.
Keberhasilan itu banyak membuahkan penghargaan bagi Kabupaten Banyuwangi dan nama Abdullah Azwar Anas joke banyak disebut-sebut sebagai salah satu figur yang layak mengisi kabinet pemerintahan Presiden dan Wapres terpilih Jokowi-JK.
“Saya ingin menyelesaikan tugas dan module yang sedang dan sudah berjalan dalam beberapa bulan ke depan. Masih banyak yang harus dikerjakan untuk memajukan Banyuwangi,” kata Inspiring Young Leader Beritasatu.com ini.
Anas yang akan menyelesaikan masa jabatan periode pertamanya sebagai bupati Banyuwangi pada 2015 mendatang, juga belum bersedia komentar terkait rencananya maju lagi dalam Pilkada tahun depan, kalau tidak masuk kabinet.
“Yang jelas, selama 3,5 tahun ini saya sudah membangun sistem di birokrasi pemerintahan dengan baik, sehingga ke depan sistem itu bisa tetap berjalan meskipun seandainya pemimpinnya berganti,” ujar Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim itu.
Pada Pilkada 2010 Abdullah Azwar Anas yang sebenarnya kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) justru maju dalam pencalonan melalui PDI Perjuangan, karena tidak mendapatkan rekomendasi dari partainya.
Ia menggandeng Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko sebagai wakilnya, dan memenangkan pemilihan dengan perolehan suara mayoritas.

Minggu, 14 September 2014

Kreatifitas Tiada Henti di Banyuwangi Batik Festival 2014

BANYUWANGI - Ajang untuk menggerakkan roda pariwisata dan industri kreatif kembali digelar di Kabupaten Banyuwangi. Daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu untuk kali kedua menyelenggarakan Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang acara puncaknya digelar pada 20 September mendatang di Gelanggang Seni dan Budaya (Gesibu) Banyuwangi.

Pergelaran BBF ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya untuk mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal. "Saat daerah lain semangat membawa tema budaya luar/global ke tingkat lokal, kami justru membawa tema budaya lokal ke level global. Salah satunya lewat Batik Festival ini," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

"Di Banyuwangi, kami ingin menampilkan batik tidak hanya menjadi penanda, namun sebuah kebanggaan yang berujung pada kesejahteraan para pelaku industri ini,” imbuh Anas.

Batik kini bukan lagi dianggap bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini. Batik telah menjadi tren. "Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan event, maupun aspek ekonominya," kata Anas.

Setelah tahun lalu mengeksplorasi motif "Gajah Oling", tahun ini BBF akan mengangkat motif "Kangkung Setingkes". Motif ini adalah satu dari 44 motif batik Banyuwangi yang paling mudah ditemui setelah motif batik "Gajah Oling".

BBF 2014 dirangkai dengan 5 event sekaligus. Ajang ini dimulai dengan lomba desain motif batik untuk menambah kekayaan motif batik Banyuwangi yang saat ini telah ada. “Tidak pernah ada batasan untuk kreatifitas. Kami ingin batik banyuwangi semakin kaya dengan tidak meninggalkan orisinalitas dan kearifan budaya daerah,” kata Anas.

Berbarengan dengan lomba desain motif batik, juga dilaksanakan lomba desain busana batik yang diikuti oleh 28 desainer Banyuwangi. Lomba ini memberi kesempatan bagi desainer-desainer asli daerah untuk memperkenalkan karyanya kepada publik luas. “Ini juga menjadi kesempatan baik para desiner batik untuk membuka jaringan dengan dunia industri fesyen,” tutur Anas.

Selanjutnya digelar lomba mencanting  pada 20 September, lomba modelling dan pameran promosi wisata. Pameran sendiri akan berlangsung mulai 18 – 20 September mendatang. Pada tahun lalu, antusiasme masyarakat pada pameran batik sangat tinggi, bahkan omzet penjualan peserta industri kecil menengah (IKM) batik selama 3 hari pameran berlangsung mencapai Rp 500. juta

“BBF akan membawa dampak langsung pencapaian omzet IKM batik yang lebih tinggi,” ujarnya.

Yang cukup istimewa, BBF kali ini juga akan melibatkan desainer batik ternama Indonesia, Priscila Saputro, yang pernah mendesain busana Miss Universe 2012 Olivia Culpo, Miss Universe 2013 Gabriela Isler, Puteri Indonesia 2013 Whulandary Herman, dan Putri Indonesia 2014 Elvira Devinamira. Priscila akan berdialog dengan para desainer muda Banyuwangi.

”Priscila kami libatkan untuk memotivasi desainer-desainer muda daerah. Kami juga ingin  mengangkat kualitas busana batik banyuwangi menuju level yang lebih tinggi,” ujar Bupati Anas.

Sebagai pemanasan BBF, pada 19 September juga akan digelar Batik On Pedestrian  di Taman Blambangan. Even ini memberi kesempatan bagi 250 pelajar SMK, SMA, profesional perbankkan dan pegawai negeri sipil  untuk tampil memamerkan batik fashion dengan tema casual, kerja dan pesta. Putri Indonesia Elvira Devinamira akan menjadi juri pada even ini. “Kita ingin masyarakat Banyuwangi menjadi bagian dalam mempromosikan Batik sekaligus menumbuhkan kecintaan pada batik daerah,” ungkap Anas.

Selain bisa menikmati keindahan batik pesisiran khas Banyuwangi, para pengunjung pada hari yang sama bisa menikmati Festival Rujak Soto dan Banyuwangi Art Week. Sebuah festival kuliner yang bakal menampilkan ratusan penjual Rujak Soto. Rujak soto adalah makanan khas Banyuwangi, dimana rujak petis dicampur dengan soto daging. 

"Datang ke Banyuwangi sangat mudah sekarang. Selain bisa ditempuh kereta, saat ini tiap hari telah ada dua kali penerbangan Denpasar - Banyuwangi - Surabaya oleh Garuda Indonesia dan Wings Air. Ayo datang, saksikan, dan berbanggalah menjadi bagian dari kekayaan khasanah Banyuwangi," pungkas Anas.
 gatranews

Akhir Pekan Pulau Tabuhan Banjir Wisatawan

BANYUWANGI – Pulau Tabuhan kian bersinar sebagai salah satu destinasi wisata bahari di Banyuwangi. Pulau terluar di pesisir utara Banyuwangi tersebut terus dibanjiri wisatawan lokal dan mancanegara. Tingginya animo kunjungan itu tidak terlepas dari bertambahnya akses menuju ke pulau tidak berpenghuni tersebut.
Sebelumnya, para wisatawan menggunakan Pantai Kampe sebagai spot pemberangkatan. Kali ini Pantai Bangsring di Kecamatan Wongsorejo pun bisa dijadikan akses menuju ke Pulau Tabuhan. Bahkan, posisinya lebih dekat karena berhadapan dengan pulau yang memiliki pasir putih itu.
Meski menjadi akses dan spot baru ke Pulau Tabuhan, Pantai Bangsring ternyata memiliki fasilitas yang memadai. Selain dilengkapi gazebo, tersedia moda perahu yang bisa dijadikan sarana transportasi menuju ke Pulau Tabuhan. ’’Perahunya siap setiap saat untuk mengangkut wisatawan ke Pulau Tabuhan,’’ tutur Ikhwan Arief, salah seorang penggagas wisata bahari di Pulau Tabuhan.
Sebelum ke Pulau Tabuhan, para wisatawan bisa lebih dulu menikmati keindahan Pantai Bangsring. Pantai tersebut cocok untuk olahraga menyelam. Apalagi terdapat terumbu karang yang ditangani secara swakelola oleh kelompok nelayan dan warga pesisir Bangsring.
Menurut Ikhwan, pengunjung bisa memilih olahraga selam di Pulau Tabuhan atau Pantai Bangsring. Menjelang akhir pekan, Pulau Tabuhan ramai dikunjungi wisatawan. Tidak sekadar berkunjung, banyak pula yang menikmati olahraga air seperti kitesurfing
jpnn

Jumat, 05 September 2014

Kangkung Setikes Jadi Tema Banyuwangi Batik Festival

Banyuwangi - Kangkung Setikes menjadi tema Banyuwangi Batik Festival, pada pertengahan September 2014.

Motif ini adalah satu dari 44 motif batik Banyuwangi yang paling mudah ditemui setelah motif batik Gajah Oling yang dijadikan tema resmi festival tahun lalu.

BBF 2014 akan diawali dengan lomba desain motif batik untuk menambah kekayaan motif batik Banyuwangi. Bupati Abdullah Azwar Anas ingin agar batik banyuwangi semakin kaya dengan tidak meninggalkan orisinalitas dan kearifan budaya daerah. "Tidak pernah ada batasan untuk kreatifitas," katanya..

Berbarengan dengan lomba desain motif batik, juga dilaksanakan lomba desain busana batik yang diikuti oleh 28 desainer Banyuwangi. Lomba ini memberi kesempatan bagi desainer-desainer asli daerah untuk memperkenalkan karyanya kepada publik luas.

Selanjutnya digelar lomba mencanting  pada 20 September, lomba modelling dan pameran promosi wisata. Pameran sendiri akan berlangsung mulai 18 – 20 September mendatang.

Tahun lalu, omzet penjualan peserta industri kecil menengah (IKM) batik selama 3 hari pameran berlangsung mencapai Rp 500 juta. "Di Banyuwangi, kami ingin menampilkan batik tidak hanya menjadi penanda, namun sebuah kebanggaan yang berujung pada kesejahteraan para pelaku industri ini," kata Anas.

beritajatim

Rabu, 03 September 2014

Sejarah, Seni dan Budaya Banyuwangi

Sejarah Banyuwangi tidak lepas dari sejarah Kerajaan Blambangan. Pada pertengahan abad ke-17, Banyuwangi merupakan bagian dari Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh Pangeran Tawang Alun. Pada masa ini secara administratif VOC menganggap Blambangan sebagai wilayah kekuasannya, atas dasar penyerahan kekuasaan jawa bagian timur (termasuk blambangan) oleh Pakubuwono II kepada VOC.
Namun VOC tidak pernah benar-benar menancapkan kekuasaanya sampai pada akhir abad ke-17, ketika pemerintah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan. Daerah yang sekarang dikenal sebagai "komplek Inggrisan" adalah bekas tempat kantor dagang Inggris.

VOC segera bergerak untuk mengamankan kekuasaanya atas Blambangan pada akhir abad ke-18. Hal ini menyulit perang besar selama lima tahun (1767-1772). Dalam peperangan itu terdapat satu pertempuran dahsyat yang disebut Puputan Bayu sebagai merupakan usaha terakhir Kerajaan Blambangan untuk melepaskan diri dari belenggu VOC. Pertempuran Puputan Bayu terjadi pada tanggal 18 Desember 1771 yang akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Banyuwangi. Namun pada akhirnya VOC-lah yang memperoleh kemenangan dengan diangkatnya R. Wiroguno I (Mas Alit) sebagai bupati Banyuwangi pertama dan tanda runtuhnya kerajaan Blambangan.

Tokoh sejarah fiksi yang terkenal adalah Putri Sritanjung yang di bunuh oleh suaminya di pinggir sungai karena suaminya sangsi akan janin dalam rahimnya bukan merupakan anaknya tapi hasil perselingkuhan ketika dia di tinggal menuju medan perang. Dengan sumpah janjinya kepada sang suami sang putri berkata jika darahku yang mengalir di sungai ini amis memang janin ini bukan anakmu tapi jika berbau harum (wangi) maka janin ini adalah anakmu. Maka seketika itu darah yang mengalir ke dalam sungai terebut berbau wangi, maka menyesalah sang suami yang dikenal sebagai Raden Banterang ini dan menamai daerah itu sebagai Banyuwangi.

Tokoh sejarah lain ialah Minak Djinggo, seorang Adipati dari Blambangan yang memberontak terhadap kerajaan Majapahit dan dapat ditumpas oleh utusan Majapahit yaitu Damarwulan.

Seni Budaya

Kabupaten Banyuwangi selain menjadi perlintasan dari Jawa ke Bali, juga merupakan daerah pertemuan berbagai jenis kebudayaan dari berbagai wilayah. Budaya masyarakat Banyuwangi diwarnai oleh budaya Jawa, Bali, Madura, Melayu, Eropa dan budaya lokal yang saling isi mengisi dan akhirnya menjadi tipikal yang tidak ditemui di wilayah manapun di Pulau Jawa.

Kesenian tradisional

Kesenian tradisional khas Banyuwangi antara lain :

1. Gandrung Banyuwangi
2. Seblang
3. Janger
4. Rengganis
5. Hadrah Kunthulan
6. Patrol
7. Mocopatan Pacul Goang
8. Jaranan Butho
9. Barong
10 Kebo-Keboan
11. Angklung Caruk
12. Gedhogan

Jenis kesenian tadi merupakan sebagian dari kesenian khas Banyuwangi yang masih hidup dan berkembang di kalangan masyarakat setempat.

Musik khas Banyuwangi

Gamelan Banyuwangi khususnya yang dipakai dalam tari Gandrung memiliki kekhasan dengan adanya kedua biola, yang salah satunya dijadikan sebagai pantus atau pemimpin lagu. Menurut sejarahnya, pada sekitar abad ke-19, seorang Eropa menyaksikan pertunjukan Seblang (atau Gandrung) yang diiringi dengan suling. Kemudian orang tersebut mencoba menyelaraskannya dengan biola yang dia bawa waktu itu, pada saat dia mainkan lagu-lagu Seblang tadi dengan biola, orang-orang sekitar terpesona dengan irama menyayat yang dihasilkan biola tersebut. Sejak itu, biola mulai menggeser suling karena dapat menghasilkan nada-nada tinggi yang tidak mungkin dikeluarkan oleh suling.

Selain itu, gamelan ini juga menggunakan "kluncing" (triangle), yakni alat musik berbentuk segitiga yang dibuat dari kawat besi tebal, dan dibunyikan dengan alat pemukul dari bahan yang sama.

Kemudian terdapat "kendhang" yang jumlahnya bisa satu atau dua. Kendhang yang dipakai di Banyuwangi hampir serupa dengan kendhang yang dipakai dalam gamelan Sunda maupun Bali. Fungsinya adalah menjadi komando dalam musik, dan sekaligus memberi efek musical di semua sisi.

Alat berikutnya adalah "kethuk". Terbuat dari besi, berjumlah dua buah dan dibuat berbeda ukuran sesuai dengan larasannya. "Kethuk estri" (feminine) adalah yang besar, atau dalam gamelan Jawa disebut Slendro. Sedangkan "kethuk jaler" (maskulin) dilaras lebih tinggi satu kempyung (kwint). Fungsi kethuk disini bukan sekedar sebagai instrumen ‘penguat atau penjaga irama’ seperti halnya pada gamelan Jawa, namun tergabung dengan kluncing untuk mengikuti pola tabuhan kendang.

Sedangkan "kempul" atau gong, dalam gamelan Banyuwangi (khususnya Gandrung) hanya terdiri dari satu instrumen gong besi. Kadang juga diselingi dengan "saron bali" dan "angklung".

Selain Gamelan untuk Gandrung ini, gamelan yang dipakai untuk pertunjukan Angklung Caruk agar berbeda dengan Gandrung, karena ada tambahan angklung bambu yang dilaras sesuai tinggi nadanya. Untuk patrol, semua alat musiknya terbuat dari bambu. Bahkan untuk pertunjukan Janger, digunakan gamelan Bali, dan Rengganis gamelan Jawa lengkap. Sedang khusus kesenian Hadrah Kunthulan, digunakan rebana, beduk, kendhang, biola dan kadang bonang (atau dalam gamelan Bali disebut Reong).

Modernisasipun tidak terelakkan dalam seni musik Banyuwangi, muncul berbagai varian musik yang merupakan paduan tradisional dan modern, seperti Kunthulan Kreasi, Gandrung Kreasi, Kendhang Kempul Kreasi dan Janger Campursari yang memasukkan unsure elekton kedalam musiknya, dan menjadi kesenian popular di kalangan masyarakat. Namun demikian, sebagian pakar kebudayaan mengkhawatirkan seni kreasi ini akan menggeser kesenian klasik yang sudah berkembang selama berratus-ratus tahun.

PSK Terlaris yang Tewas Terjerat Bra Dari Banyuwangi

BATAM - Asal usul Kristin Handayani, Pekerja Seks Komersial (PSK) yang tewas di lokalisasi Pokok Jengkol, Sagulung RT 1 RW 11, Sagulung, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (2/9) mulai terkuak.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Ketua RT setempat, Andi, Kristin Handayani merupakan PSK rantauan. Ia menyebut bahwa Kristin berasal dari Banyuwangi.
"Saya mendapat informasi dari warga. Dia bekerja sebagai wanita malam di sini. Dia asal Banyuwangi," kata Andi seperti dilansir Pos Metro Batam (JPNN Grup), Rabu (3/9).
Andi menyebut bahwa Kristin sudah tinggal di lokalisasi Pokok Jengkol selama tiga tahun. Namun Andi membantah kalau dirinya dekat korban.
"Di kos-kosan ini, dia tinggal kurang lebih 3 tahunan. Saya tak terlalu kenal dengan korban," terangnya.
PSK malang itu tewas di atas tempat tidur, Selasa (2/9). Jasadnya ditemukan membujur kaku oleh kekasihnya sendiri, Purwadi. "Sebelum ditemukan polisi, sudah banyak warga pegang korban karena ingin membantu,” ungkapnya. 

jpnn

Hotel di Banyuwangi Diharuskan Miliki Alat Musik Tradisional

BANYUWANGI - Pengusaha perhotelan diwajibkan memiliki peralatan musik tradisional sebagai salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk memperkenalkan budaya Osing khas Banyuwangi.

Ben dari Radio Mandala Banyuwangi pada Jaring Radio Suara Surabaya, Selasa (2/9/2014), melaporkan, hingga kini Pemkab Banyuwangi masih terus berupaya memperkenalkan tradisi khas Banyuwangi, seperti tarian dan musik Banyuwangi, kepada setiap turis yang datang ke Banyuwangi, dari turis domestik maupun turis mancanegara.

Wiyono Asisten Perekonomian Pemkab Banyuwangi menyampaikan, sebagai bentuk untuk pelestarian budaya osing Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi mengharapkan kepada semua pengusaha perhotelan di Banyuwangi turut berperan aktif di dalamnya.

Sebagai salah satu bentuk pastisipasi dalam upaya untuk memperkenalkan budaya Osing oleh pihak perhotelan, yakni dengan mempertontonkan musik tradisional Osing kepada setiap tamu yang berkunjung dan menginap di hotel tersebut.(nif/ipg)

suara surabaya

Ditipu Pria Asing, Foto Bugil ABG Banyuwangi Menyebar di Internet

Banyuwangi - Kasus beredarnya foto bugil yang belakangan heboh di kalangan masyarakat dan pelajar di Banyuwangi, Jawa Timur akhirnya ditindaklanjuti kepolisian setempat. Dari hasil pemeriksaan, pelaku foto bugil diketahui diperankan oleh salah seorang pelajar SMP.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (2/9/2014), kepada polisi, pemeran foto bugil tersebut mengaku hanya sebagai korban penipuan.

Kejadian bermula dari perkenalan korban dengan salah seorang pria dari Bali melalui Blackberry Messenger (BBM). Korban dijanjikan akan dijadikan sebagai model. Kemudian korban mengirim beberapa foto selfie dirinya tanpa berbusana sesuai pemintaan pria tersebut.

Selang beberapa saat, ternyata foto yang dikirimnya menyebar di masyarakat. Siapa pun bisa mengakses secara mudah melalui internet atau langsung dari link website yang memuat konten porno tersebut.

Saat ini polisi sudah mengantongi identitas pelaku penyebar foto porno. Polisi juga tengah melakukan pemburuan terhadap pelaku.