Blogroll

SELAMAT DATANG DI BLOG BANYUWANGI BERSATU YANG SEDERHANA INI | TWITTER: @BwiBERSATU | IG: @bwibersatu | Grup FB : BANYUWANGI BERSATU....

Sabtu, 26 April 2014

Walikota Risma dan Bupati Anas Duet di ITS, Bagi-bagi Ilmu

Surabaya - Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas hari ini, Sabtu (26/4/2014), menghadiri diskusi dengan sekitar 1.000 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Risma dan Anas adalah kepala daerah yang dikenal pro publik dengan segala kebijakan yang diambil untuk penataan daerahnya. Bupati Anas pada Jumat malam mendapatkan penghargaan otonomi daerah dari Kementerian Dalam Negeri dalam kategori Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota Berprestasi Kinerja Sangat Tinggi.

Demikian pula Risma. Walikota yang diusung PDI Perjuangan itu juga banyak mengantongi beragam penghargaan nasional maupun internasional.

Acara tersebut digelar dalam rangkaian 'Public Figure on Talk (PIFOT) 2014' yang merupakan event tahunan yang digelar Departemen Hubungan Luar Negeri BEM ITS. Diskusi digelar di Gedung Robotika ITS.

Ketua Panitia Cendiana Aprilia mengatakan, event diskusi ini memang didesain untuk menyebarkan inspirasinya bagi generasi muda, khususnya mahasiswa.

"Semoga diskusi ini bermanfaat dan bisa menyemangati mahasiswa untuk lebih giat berkarya, belajar dari tokoh-tokoh yang dihadirkan," kata Cendiana.

Karena itulah, diskusi ini mengambil tema "Optimistis Indonesia: Menebar Inspirasi Dedikasi untuk Bangsa". Selain Risma dan Anas, hadir sebagai pembicara Wakil Rektor ITS Prof Dr Herman Sasongko, CEO Citilink Arif Wibowo, dan aktivis sosial Eko Mulyadi.

Mayat Wanita Tanpa Kepala Ditemukan sudah Membusuk

Banyuwangi - Mayat wanita menggegerkan Desa Kabat Mantren Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Mayat yang sudah membusuk dan tanpa kepala ini ditemukan mengambang di sekitar mata air dusun setempat.

"Warga saya saat mau mandi bau tidak enak. Setelah dilihat di bawah dekat sumber air ada mayat", ujar Hermanto, Kepala Dusun Mantren, Desa Kabat, kepada detikcom, Sabtu (26/4/2014).

Hermanto bersama warga kemudian mengevakuasi mayat wanita tanpa kepala tersebut. Bau menyengat dari mayat tersebut cukup mengganggu jalannya evakuasi.

Dari ciri-ciri mayat wanita tanpa kepala tersebut, kata Hermanto, hanya mengenakan celana pendek dan bra berwarna biru. Tidak didapati identitas apapun di tubuh korban.

"Kita tidak tahu pak siapa wanita itu, apalagi tidak ada kepalanya. Kita serahkan ke pihak kepolisian," tandas Hermanto.

Kasat Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Banyuwangi, AKP Nandu Dyanata mengatakan sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penemuan mayat tanpa kepala tersebut.

"Kita masih melakukan penyelidikan. Mayat sementara langsung kita bawa ke RSUD Blambangan untuk otopsi," ujarnya.

Durian Merah Banyuwangi Dilirik Negara Tetangga

Banyuwangi -Durian Merah Banyuwangi rupanya diminati oleh negara-negara tetangga. Buah ekostis khas tropis ini diburu banyak orang. Sejak 2012 lalu, Thailand, Korea dan Malaysia mencoba belajar ke Banyuwangi untuk budidaya durian merah.

"Untuk jenis Dubang (Duren Abang) yang pertama sudah diburu oleh Thailand, Korea dan Malaysia. Bahkan yang pertama melakukan penelitian dan mengembangkan durian merah sejak Agustus 2012 lalu,” kata Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Durian Merah Banyuwangi Eko Mulyanto, Sabtu (26/4/2014) pagi.

Minat dari negara-negara tersebut, lanjut Eko, memacu intensitas pengembangan durian merah asli Banyuwangi. Menurutnya, jangan sampai durian merah ini diklaim sebagai buah khas daerah atau negara lain.

Oleh karena itu, pihaknya saat ini sedang gencar menyebarkan bibit durian merah kepada para pedagang dan petani di Banyuwangi. pada bulan Februari 2014 lalu, pihaknya sudah membagi sekitar 1.000 bibit durian merah.

Dan rencananya, pada bulan Agustus depan pihaknya telah menyiapkan 1.000 bibit lagi yang akan di tanam di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, sebagai sentra durian merah Banyuwangi.

"Harapan saya ada sentra durian merah di Banyuwangi. Mulai dari ukuran rasa dan tekstur duriannya sama. Ingin kita adalah setiap orang yang makan durian merah pasti ingat Banyuwangi meski mereka makan di manapun," tambahnya.

Diakui Eko, saat ini ada sekitar 200 pohon dengan 62 varian berbeda. Namun dari 62 varian tersebut ada sekitar 25 durian merah yang bisa dimakan. Sisanya tidak bisa dimakan lantaran tipis dan karakternya tidak menarik.
Untuk itu dirinya bersama dengan pemerhati durian merah Banyuwangi melakukan percobaan teknologi pertanian, untuk menciptakan durian merah yang bagus dan manis.

"Banyak jenis durian merah. Bahkan ada jenis pelangi yang harganya sekitar Rp 250 ribu per buah. Kalau rata-rata petani menjual duren merah biasa sekitar Rp 100-150 ribu per buah. Untuk saat ini stok pemenuhan durian kita kirim ke Carrefour dan pabrik ekstrak durian,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Mekarsari Research Station, Mohammad Reza Tirtawinata mengakui durian merah Banyuwangi berbeda dengan durian merah yang tumbuh di Papua dan Kalimantan Utara.

Di Banyuwangi banyak ditemukan variasi buah durian merah ketimbang dua daerah tersebut. Menurutnya, Banyuwangi harus memiliki sentra ataupun kebun yang menanam durian merah. Sebab jika tidak, durian merah akan di klaim daerah lain.

"Harus ada kebun atau sentra durian merah di Banyuwangi. jika tidak akan diklaim daerah lain. Di Malaysia dan Thailand saja tidak ada. Banyuwangi harus waspada. Dan saya percaya durian merah ada di Banyuwangi sudah ratusan tahun lalu," tandas pria berkacamata ini.

Integrasi Antar Sektor Ekonomi di Banyuwangi ala Bupati Anas

Surabaya -Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, punya konsep unik tentang pembangunan yang mengintegrasikan sektor primer (pertanian), sekunder (industri pengolahan), dan tersier (jasa keuangan dan pariwisata). Integrasi ketiga sektor itu menjadi kunci keberhasilan pembangunan di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java.

"Jadi antar-sektor ekonomi itu tidak saling memakan, tapi saling menopang. Kami atur bagaimana pertanian menyuplai perkembangan pariwisata Banyuwangi, akhirnya menjadi agro-tourism. Dan ini jalan di Banyuwangi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di acara 'Public Figure on Talk (PIFOT) 2014' ITS, Surabaya, Sabtu (26/4/2014).

Anas mengatakan, integrasi antar-sektor lainnya ditunjukkan lewat pemaduan sektor pertanian dan industri pengolahan. Sejumlah sentra pertanian di Banyuwangi diintegrasikan dengan industri pengolahan, baik industri skala kecil, menengah, maupun besar.

"Produk primer pertanian terutama buah dan sayur diberi nilai tambah, ada yang jadi jus, keripik, kue-kue, saus. Sebagian masuk ke industri besar produsen makanan yang sangat terkenal di Indonesia. Untuk pemasarannya, ada yang kami integrasikan dengan jaringan di berbagai kota. Khusus untuk manggis sudah ekspor ke Jepang, Singapura, Timur Tengah, dan lain-lain," kata Anas.

Adapun untuk pertanian pangan seperti padi, diberi nilai tambah dengan produk organik sehingga nilai jualnya tinggi. "Selain itu, perkebunan tebu sedang dirintis satu tahun terakhir untuk memenuhi kebutuhan pabrik gula terbesar yang dibangun di Banyuwangi dan beroperasi akhir tahun depan dengan kapasitas giling 10.000 ton tebu per hari. Nanti selain gula, produknya ada energi berbasis tebu, yaitu bioetanol, biokompos, dan listrik dari ampas tebu," ujarnya.

Adapun sektor perikanan dipadukan dengan industri makanan, seperti pembuatan bakso dan kerupuk ikan. "Sarden dan ada unagi dari sidat, itu makanan favorit warga Jepang. Produk ikan dan turunannya sudah diekspor ke lebih dari 10 negara, yang terbesar ke Jepang," tuturnya.

Anas berharap, kinerja sektor pertanian dengan berbagai subsektornya bisa semakin bersinergi dengan industri dan menopang pariwisata yang berkembang. Itu semua ditopang oleh sektor keuangan, di mana perbankan di Banyuwangi pada 2013 menyalurkan kredit sebesar Rp4,3 triliun, meningkat 25% dibanding 2012. Pertumbuhan kredit di Banyuwangi melampaui pertumbuhan kredit secara nasional.
Hasil integrasi antar-sektor ala Banyuwangi ini telah menghasilkan perubahan. Di antaranya penurunan kemiskinan dari level 20% sebelum dirinya menjabat menjadi ke level 9,93% selama tiga tahun terakhir. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari posisi 3,92% menjadi 3,4% dalam tiga tahun terakhir. Tingkat pengangguran di Banyuwangi lebih rendah dibanding Jatim yang sebesar 4,12%.

Di bidang penanaman modal, pada 2013, investasi yang masuk di Banyuwangi mencapai Rp 3,2 triliun, meningkat hingga 175% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100%.

Tingkat pertumbuhan ekonomi Banyuwangi dalam tiga tahun terakhir selalu di atas rata-rata nasional. Pendapatan per kapita per tahun di Banyuwangi pada 2013 mencapai Rp 21,84 juta, meningkat dari posisi 2010 sebesar Rp15,14 juta. Pendapatan per kapita di Banyuwangi termasuk yang tertinggi di Jatim.

"Laju inflasi kami juga terkelola dengan baik, tahun lalu 6,12%, di bawah Jatim yang sebesar 7,59%. Tingkat inflasi yang rendah ini menunjukkan pengelolaan harga barang yang baik," beber Anas.

detik

Cagar Budaya Banyuwangi Sudah Dipayungi Perda


 

Banyuwangi - DPRD Banyuwangi mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Cagar Budaya. Dalam Perda Cagar Budaya ini mengatur bahwa benda, bangunan, lingkungan yang memiliki nilai sejarah serta menunjukkan identitas keaslian Banyuwangi dilindungi oleh Pemda Banyuwangi.

Selain ada sanksi hukum bagi siapapun yang dengan sengaja melakukan jual beli barang cagar budaya Banyuwangi, Perda ini juga jadi landasan transformasi Banyuwangi dalam Pariwisata dan Budaya di tengah industri pariwasata.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan, Banyuwangi miliki segudang warisan budaya dan situs sejarah yang miliki nilai historis. Dan saat ini perda cagar budaya menjadi suatu kebutuhan mendesak bagi Kabupaten Banyuwangi, supaya situs sejarah Banyuwangi seperti Situs Macan Putih yang banyak diperjualbelikan keluar Banyuwangi bisa dihadang dan dilindungi.

Selain perlindungan situs sejarah, Perda Cagar Budaya ini juga difungsikan sebagai benteng pertahanan nilai cagar budaya saat gencarnya pengembangan industri pariwisata di Banyuwangi.

"Banyak aset Banyuwangi yang memiliki nilai sejarah dan ciri asli, sehingga perlu ada perlidungan. Saya tidak ingin pintu sejarah masa lalu dari Banyuwangi hilang tanpa jejak. Semoga ini bisa bertransformasi dengan program industri pariwisata dan tetap menggaris bawahi, melindungi aset sejarah Banyuwangi." ujar Bupati Anas usai rapat Paripurna di DPRD Banyuwangi pada detikcom, Selasa (22/4/2014) sore.

Perda ini, sambung Bupati Anas, merupakan produk hukum tertinggi dalam daerah yang bukan hanya berdampak jangka pendek tapi juga melindungi kepentingan pembangunan dan historis Banyuwangi dalam tantangan kedepan yang semakin kompleks.

Dalam waktu dekat, Perda Cagar Budaya ini akan dikirim ke Gubernur Jawa Timur agar segera diklarifikasi dan hasilnya bisa dapat diterapkan. Meski begitu Bupati Anas menegaskan bahwa aplikasi perda ini bisa sukses diterapkan jika semua lini aparatur pemerintahan dan masyarakat saling memiliki kesadaran tentang arti pemeliharaan kebutuhan sejarah.
Diharapkan dukungan dan dorongan terhadap Perda Cagar Budaya ini kedepan tidak ada lagi aset cagar budaya Banyuwangi yang diperjual belikan. Bupati Anas juga meminta untuk menindak tegas oknum yang terlibat dengan kegiatan tersebut.

Perda Cagar Budaya ini dibuat dengan mengacu Peraturan yang berlandaskan pasal 30 ayat 1 UUD 1945 tentang hak masyarakat dalam memelihara dan melindungi nilai-nilai budayanya. Maknanya pelestarian budaya leluhur akan membentuk jati diri dan martabat bangsa serta meningkatkan rasa persatuan.

Selain dari pasal tersebut, UU No 11 tahun 2010 tentang cagar budaya juga mewajibkan pemerintah daerah melaksanakan kebijakan untuk memajukan kebudayaan daerah. Diamanatkan juga pemerintah daerah memberi ruang partisipasi masyarakat dalam mengelola kebudayaan daerah dengan manajemen perlindungan, pengembangan dan pelestarian cagar budaya sebagai warisan budaya leluhur bangsa.

"Jika ada oknum yang menjual segera dilaporkan dan diproses sesuai hukum," tutupnya.

Selain Perda Cagar Budaya, DPRD Banyuwangi juga ikut mengesahkan Perda Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil. Kedua perda ini berlaku sejak ditetapkan persetujuan DPRD Banyuwangi.

detik

Kamis, 24 April 2014

Raperda Cagar Budaya Disahkan, Langsung Lakukan Penataan

BANYUWANGI -  Setelah Raperda Cagar Budaya diresmikan, Pemkab Banyuwangi langsung melakukan langkah cepat dengan melakukan menggelar pertemuan bersama budayawan dan pemerhati cagar budaya.  Pertemuan itu dihadiri Bupati Abdullah Azwar Anas, budayawan Hasnan Singodimayan, Bambang Lukito dan Hasan Basri serta pemerhati cagar budaya  Ika Ningtyas.
Dalam pertemuan tersebut Bupati Anas mengatakan akan segera melakukan beberapa langkah penataan cagar budaya yang ada di Banyuwangi. Salah satunya dengan membuat peta arkeologi Banyuwangi. “Ada 286 situs cagar budaya di Banyuwangi belum termasuk bangunan-bangunan bersejarah. Dengan peta arkeologi akan memudahkan wisatawan untuk dapat mengetahui lokasi cagar-cagar budaya,” kata Bupati Anas.
Selain membuat peta arkeologi, Pemkab juga berupaya mengumpulkan  benda-benda bersejarah yang ada di masyarakat. Tidak hanya berupa benda, termasuk data-data bersejarah. “Kita sedang mengatur langkah untuk itu, akan ada tim yang merumuskan.  Termasuk pemberian  reward bagi masyarakat yang bersedia mengembalikan,” ujar Bupati.
Penandaan atau pembuatan ‘tetenger’ juga akan dilakukan di beberapa lokasi cagar budaya. Sebab banyak benda-benda yang menjadi tetenger rusak maupun diambil orang. “Salah satunya kita membuat penandaan di Situs Macan Putih,” cetusnya.
Bupati melanjutkan dalam melakukan penataan, tidak hanya memperhatikan aspek keberadaan bendanya namun juga aspek histografinya. Yakni bagaimana mengisahkan cerita yang ada di balik benda atau situs  cagar budaya itu. “Sebuah situs cagar budaya menjadi menarik untuk dikunjungi karena cerita yang dibawanya, nanti kisah-kisah ini harus disosialisasikan dan wajib dikuasai oleh para tour guide,” ucap Bupati.
Penataan cagar budaya ini kata Bupati tidak hanya sebagai upaya melestarikan nilai-nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan namun sebagai langkah menyiapkan destinasi wisata baru bagi peminat sejarah. “Ini sebagai alternatif wisata yang ada di Abnyuwangi. Kalau wisata alam atau wisata buatan mungkin akan ada masa jenuhnya, namun pariwisata sejarah telah terbukti di banyak negara  tak pernah sepi dari pengunjung,” pungkas Bupati.

sumber Banyuwangikab.go.id

4 Kuliner Asli Banyuwangi yang Memiliki Citarasa Khas



BANYUWANGI - Banyuwangi juga kaya akan kuliner tradisional khasnya. Kuliner asli Banyuwangi, ada yang bisa dijumpai diwarung atau rumah makan. Namun sebagian lagi hanya bisa ditemui diacara tertentu saja. Meski demikian, kuliner tradisional itu rupanya juga dilirik warga negara asing untuk mempelajari cara pembuatannya.
Tidak jarang tamu asing yang berkunjung ke Banyuwangi mencari resep kuliner kuno tersebut. Sebab itu tidak tertutup kemungkinan berbagai makanan khas itu nantinya dapat diklaim milik luar negeri. Konon, di zaman pendudukan kolonial makanan atau jajanan Banyuwangi ini disukai orang Belanda. Karena kulinernya yang mengandalkan rempah bumbu (yang cenderung pedas) dan diolah dari bahan sayuran.
Sebagai warisan budaya, sudah seharusnya kuliner dan jajanan hasil cipta anak bangsa di Banyuwangi ini patut dilestarikan. Berikut rangkuman kuliner asli Banyuwangi yang (mungkin) masih bisa dijumpai ditengah masyarakat hingga saat ini. Baik dijual di warung dan rumah makan atau diolah sebagai hidangan disaat upacar adat saja. 

Pecel Pitik
Dari sekian makanan khas yang ada, Pecel Pitik (Pecel Ayam) yang paling dinanti. Selain jarang dijumpai, kuliner asli Using ini terkenal akan rasanya yang khas. Bahan dasarnya adalah ayam kampung muda (sekitar umur 8 bulan) yang dibakar diatas tungku perapian namun tidak sampai kering.  Pecel Pitik ini salah satu kuliner suku Using yang disukai Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Kuliner yang hanya muncul disaat acara adat tersebut disajikan dengan parutan kelapa muda, dicampur dengan kacang yang sudah dihaluskan. Kacang yang sudah disangrai itu dicampur lagi dengan beragam rempah bumbu pedas serta diaduk rata bersama sedikit air kelapa muda agar bumbu meresap. Selanjutnya, bumbu tersebut dicampur bersama ayam kampung yang sudah dipotong menjadi sejumlah bagian.
Bagi warga desa adat Using, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Pecel Pitik adalah sajian disaat waktu tertentu saja. Semisal upacara adat atau kegiatan budaya lainnya. Sebab itu, Pecel Pitik hingga saat ini masih lestari meski warga tidak sering memasaknya sebagai konsumsi rumah tangga dikesehariannya.
Di wilayah yang juga dihuni suku Using lainnya, seperti di daerah Rogojampi dan Gontoran, Pecel Pitik dihidangkan sedikit berbeda. Pecel Pitik dihidangkan dengan secara basah karena terdapat sedikit kuah dari air kelapa muda. Namun, citarasanya sama, khas dan enak dimulut.

Sego Tempong
Kuliner satu ini lumayan populer di Banyuwangi. Ya, kuliner dengan ciri khas ada pada sambal yang segar dengan tingkat rasa pedas yang luar biasa itu sangat digemari penikmatnya. Dari cerita yang berkembang di masyarakat, nama kuliner ini diambilkan dari rasa pedas sambalnya tersebut. Dimana sego (nasi) tempong akan membuat penikmatnya serasa ditempong (tempeleng) seusai memakannya.
Sego Tempong disajikan dengan beragam sayuran, seperti daun ketela, timun, kacang panjang terung dan lainnya. Lauknya pendampingnya bisa apapun, namun yang pasti tak ketinggalan adalah tempe, tahu dan ikan asin goring.
Sego Tempong banyak dijumpai dihampir warung dipinggir jalan-jalan kota yang ada di Banyuwangi. Harga untuk per porsinya cukup terjangkau yaitu sekitar Rp 5 ribu. Herannya, meski harga cabe sedang mahal, namun tingkat kepedasan sambal dari Sego Tempong masih luar biasa pedasnya.

Sego Cawuk
Kuliner asli Banyuwangi ini paling enak dihidangkan untuk menu sarapan pagi atau juga saat makan siang. Nasi Cawuk ini dihidangkan bersama parutan kelapa yang diberi air matang, yang dilengkapi irisan kecil mentimun dan jagung. Biasanya, kuah khas Using ini diberi juga ikan teri.
Sebagai lauk pendamping, Sego Cawuk disantap bersama pepesan ikan laut pedas dan telur ayam atau itik rebus. Bagi yang suka pedas bisa menambahkan sambal tomat. Dinamakan Sego Cawuk, karena dahulu cara memakannya tidak menggunakan sendok atau biasa disebut warga Banyuwangi, Cawuk.
Di Banyuwangi hanya warung-warung tertentu yang menyediakan menu Sego Cawuk. Semisal disamping Gedung Wanita, Banyuwangi. Itupun hanya ada dipagi hari saja.

Rujak Soto
Rujak Soto ini hasil kreasi kuliner Banyuwangi selanjutnya. Kuliner satu ini lebih mudah untuk membelinya di warung-warung makan. Karena memang banyak yang menjual salah satu makanan khas Banyuwangi, ini. Rujak Soto ini adalah perpaduan dua kuliner berbeda. Yakni rujak cingur dengan soto babat.
Rujak cingur disajikan dengan cara disiram soto babat. Perpaduan dua kuliner berbeda ini menghasilkan citarasa yang nikmat. Biasanya disajikan pedas namun menyesuaikan dengan selera. Belakangan, Rujak Soto banyak menginspirasi warga Banyuwangi untuk menciptakan kuliner perpaduan lainnya.

sumber:sunriseofjava

Hari Ini Deadline Rekening Kampanye

BANYUWANGI – Hari ini (24/4) akan menjadi hari penentu bagi sepuluh partai politik (parpol) yang berhasil mendapatkan kursi di DPRD Banyuwangi pada pemilu 9 April 2014 lalu. Jika hari ini mereka tidak menyerahkan laporan rekening dana kampanye tahap tiga, maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi berwenang menganulir perolehan kursi DPRD sesuai Pasal 138 ayat (3) UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang pemilu.
Hingga kemarin (23/4) parpol yang menyerahkan laporan di KPU Banyuwangi masih tidak berubah seperti sehari sebelumnya. Tiga parpol, yakni Partai Demokrat (PD), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN), sudah menyerahkan laporan dana kampanye tahap ketiga. Parpol yang belum menyerahkan laporan adalah PDI Perjuangan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Golkar.
Laporan dana rekening kampanye tujuh parpol ter sebut ditunggu KPU hingga pukul 18.00 sore ini. Jika sampai melewati pukul 18.00, maka perolehan suara tujuh parpol itu terancam diskualifikasi. “Kita tunggu sampai pukul enam sore besok (hari ini, Red). Kalau tidak datang, terpaksa kita tinggal,” ujar anggota KPU Banyuwangi, Irfan Hidayat, kemarin. Pihaknya, lanjut Irfan, memberikan toleransi kepada parpol yang belum menyerahkan laporan hingga pukul 18.00.
Semua laporan yang masuk KPU sudah harus masuk KPU Jawa Timur (Jatim) 25 April 2014. “Pada malam harinya, semua berkas laporan langsung kita bawa ke Surabaya,” ujar Irfan. Sesuai jadwal tahap-tahap pemilu, jelas Irfan, 25 April merupakan hari pertama dilakukan audit dana kampanye oleh kantor akuntan publik (KAP) yang ditunjuk KPU. Karena itu, parpol yang tidak menyerahkan laporan dana kampanye pada 24 April 2014 akan ditinggal, karena 25 April laporan sudah harus masuk KAP. 
Dalam proses supervisi, KPU sudah mewanti-wanti agar par pol menyerahkan laporan sebelum 24 April 2014. Sebab, laporan yang diserahkan setelah 24 April akan memiliki implikasi hukum cukup serius terhadap parpol yang bersangkutan. Dalam laporan dana kampanye tahap tiga ini, parpol harus melaporkan anggaran pemasukan dan pengeluaran dana kampanye terhitung mulai 17 Maret 2014 lalu.
Laporan yang sudah masuk dalam laporan tahap satu dan dua tidak perlu dimasukkan dalam laporan tahap tiga. Semua laporan dana kampanye parpol itu, tambah Irfan, akan diaudit KAP yang ditunjuk. Setelah diaudit, KPU akan mengumumkan pemasukan dan belanja kampanye kepada publik secara terbuka. “Sesuai jadwal tahap-tahap pemilu, pengumuman hasil audit penggunaan dana kampanye akan dilakukan 4 hingga 13 Juni mendatang,” tambah Irfan. (radar)

Sepotong Surga Tercecer di Merubetiri

Sudah pernah ke Phi Phi Island di Thailand? Saya dong belum pernah.
Itu lho, lokasi syutingnya Kang Leo di film The Beach. Phi Phi Island, masih tenar sampai sekarang dan masih menjadi lirikan pelancong kita.
Tapi siapa sangka Banyuwangi punya keindahan yang tak kalah cantik dengan Phi Phi Island. Setidaknya, itulah yang dikatakan teman-teman pejalan lain yang sudah pernah ke Phi Phi Island. Nggak usah jauh-jauh kesana, di Banyuwangi pun ada.

Teluk Hijau, surga tersembunyi yang ada di TN Merubetiri. Kenapa tersembunyi? Karena memang letaknya yang berada di balik bukit dan tebing karang setelah Pantai Batu.  Sepertinya sih lebih menantang jika kita trekking melalui jalur tersebut untuk menemukanya. Namun siang itu, kami berhasil mencapai Teluk Hijau dengan berlayar dari pantai Rajegwesi hanya dalam waktu kurang dari 30 menit.

Teluk Hijau yang juga dikenal dengan Green Bay terletak di Kabupaten Banyuwangi, bagian selatan Pesanggrahan, Desa Sarongan. Kalau ada yang nanya alamat lengkapnya, informasikan saja titik koordinatnya ini.

Sensasi berlayar dengan kapal kecil nelayan tanpa pelampung melewati ombak laut selatan berhasil mengantarkan kami ke surga yang tercecer ini. Sungguh, kami dibuat takjub-setakjubnya oleh keindahan alami yang menanti untuk dipeluk. Tidak untuk dieksplor berlebihan tapi untuk dijaga kealamiannya.

Seketika, kedamaian merasuk jiwa menyaksikan lukisan alam ini.

Teluk Hijau memang menyuguhkan keindahan tiada tara dengan hijaunya warna air laut, lembutnya pasir putih, dan gagahnya bebatuan karang yang melengkapinya.


Meski terik, siapapun akan merasa betah berlama-lama disini.

Sambil bersantai menyegarkan mata, air kelapa segar pun tak boleh dilewatkan.

Sungguh. Saya tak menyangka bisa mendapatkan pandangan seperti ini.

Masih meragukan kuasa-Nya?

Minggu, 20 April 2014

Persewangi Libas Persbul, Raih Pemuncak Klasemen

BUOL – Persewangi tampil luar biasa dalam match day kedua kompetisi Divisi Utama. Bagaimana tidak, The Lasblang—julukan Persewangi—berhasil mengandaskan perlawanan tuan rumah Persbul, Buol, dengan skor 2-1 di Stadion Mini Kuonoto, Buol, kemarin sore (19/4). Dua gol kemenangan Merah-Hitam dicetak Nova Hermawan dan M. Ikrom Syafi ’i. Kubu tuan rumah ha nya bisa membalas via gol yang diukir Rohmat Dwi Adi.
Meski bermain di kandang lawan, Persewangi berinisiatif melakukan serangan sejak kick off . Bertubi-tubi serangan yang di lancarkan Persewangi membuat lini belakang tuan rumahkelabakan. Usaha itu membuahkan hasil. Persewangi unjuk gigi saat pertandingan baru berjalan lima me nit. Gol tersebut bermula dari tendangan Rebi Cahyadi dari sisi kiri pertahanan lawan. Pemain satu itu melepaskan tendangan keras ke arah gawang.
Namun, bola berhasil dimentahkan Wahyudi Dude, penjaga gawang Persbul. Bola rebound itu dimanfaatkan dengan baik oleh Nova Hermawan. Tanpa ampun, striker nomor 7 itu menanduk bola dengan keras ke arah gawang. Skor pun berubah, Persewangi satu, Persbul nolTensi pertandingan menjadi panas. Persewangi tetap menyerang demi menambah ke unggulan. Terus menekan membuat kubu tuan rumah frustasi.
Situasi itu yang dimanfaatkan Persewangi. Tepat di menit ke- 19, M. Ikrom Syafi’i membuat publik tuan rumah kembali terdiam. Sebelum melepaskan tembakan, dia mengecoh dua pemain lawan. Dari luar kotak penalti, pemain nomor punggung 8 itu menendang bola hingga jala gawang tuan rumah bergetar. 2-0 untuk Persewangi. Dua gol tersebut membuat pemain lawan terhenyak. Mereka berhasrat membalas gol. 
Tuan rumah sebetulnya bisa memperkecil ketertinggalan tepatnya di menit ke-25 via titik putih. Tendangan 12 pas tersebut diberikan wasit karena Decky Rolias dianggap hands ball di kotak terlarang. Namun, Nanda Pradana tampil gemilang. Nanda mampu menggagalkan algojo Rivaldi Bauwo. Kegagalan itu semakin membuat tuan rumah frustasi. Publik tuan rumah yang memadati tribun stadion pun khawatir.
Berkat kerja keras tim tuan rumah, Persewangi akhirnya kebobolan ketika pertandingan berjalan 35 menit. Gol itu di cetak melalui skema apik tuan rumah. Lini belakang sebetulnya sudah rapat dalam menjaga area. Namun, Rohmat Dwi Adi melepaskan tendangan melengkung dengan kaki kiri ke pojok kanan gawang. Nanda ti dak mampu menjangkau. Skor pun berubah menjadi 2-1.
Tekanan berbalik ke pihak Persewangi. Namun, meski terus ditekan, Persewangi berhasil meredam usaha tuan rumah mencetak gol kedua. Hingga babak pertama berakhir, tidak ada gol tambahan. Usai turun minum, pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi, melakukan sejumlah pergantian pemain. Anis Mujiono yang kehabisan tenaga di ganti Heru Wibowo. Putut Waringin Jati diganti M. Kholil.
Kemudian, Rebi Cahyadi diganti Trubus Gunawan 15 menit jelang pertandingan berakhir. Pelatih Persewangi memperkuat lini tengah dengan cara memasukkan Kholil. Kholil bermain bersama Febrian Sofyandi dan Nelson Caparo. Penguatan sektor tengah itu terbukti ampuh dalam mere dam kreativitas lawan. Tak ayal, Persewangi berhasil mempertahankan keunggulan sekaligus memenangkan pertandingan tersebut. Hingga laga berakhir, tidak ada gol tambahan. Persewangi pun menang dengan skor 2-1. (radar)

Miliki Laut Menawan, Banyuwangi Dibanjiri Wisatawan

Berbagai obyek wisata di Banyuwangi mampu memikat dan memanjakan wisatawan untuk menghabiskan waktu liburan. Terhitung tiga tahun terakhir ini, pariwisata Banyuwangi semakin menggeliat.
Menurut Ainur Rofiq, Dinas Budaya dan Pariwisata Banyuwangi, peningkatan wisatawan setiap tahunnya mengalami peningkatan.
“Bahkan kujungan wisatawan pada tahun 2012 hingga 2013 mencapai 200 persen. Dari gabungan wisatawan domestik maupun mancanegara,” tuturnya kepada JMOL, saat ditemui di acara AITIS 2014, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (17/4).
Wisatawan domestik mencapai angka satu juta, sementara wisatawan domestik asing sebanyak 60 ribu.
Ainur menjelaskan, pengunjung tertarik dengan potensi obyek wisata dan budaya Banyuwangi seperti Pelengkungan yakni surganya bagi para surfer’s, tepatnya terletak di Alas Purwo National Park, 88 kilometer dari Banyuwangi.
Ada pula laut dan pantai Banyuwangi yang indah nan cantik, di antaranya Pantai Grajangan, Rajegwesi, Pulau Merah, Teluk Hijau, dan lainnya.
Faktor meningkatnya pengunjung juga disebabkan potensi geografis Banyuwangi yang berlokasi tidak jauh dari Bali, sehingga turut menjadi destinasi wisata.
“Tidak kalah penting, gencarnya promosi yang dilakukan dinas setempat, baik dalam skala nasional maupun internasional sehingga meningkatkan jumlah wisatawan yang sangat signifikan,” pungkas Ainur.

sumber: maritim

Rabu, 09 April 2014

Banyuwangi Luncurkan Aplikasi Wisata berbasis Android

Banyuwangi- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, segera meluncurkan aplikasi pariwisata berbasis Android sebagai salah satu upaya untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang ada di daerah setempat.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangan melalui surat elektronik kepada Antara di Surabaya, Minggu malam, menjelaskan pembuatan aplikasi promosi wisata itu dilatarbelakangi semakin tingginya penetrasi telepon seluler pintar (smartphone) di Indonesia dan berbagai negara.

"Sekarang penetrasi smartphone termasuk yang berbasis Android sangat tinggi. Bahkan, Indonesia adalah negara kelima terbesar dalam penggunaan smartphone, sehingga pemasaran pariwisata harus selalu relevan dengan kondisi pasar," katanya.

Anas mengatakan salah satu karakter konsumen wisata adalah "high involvement", yakni mereka akan mencari informasi sendiri tentang bagaimana potensi pariwisata di daerah yang akan dikunjungi.

Oleh karena itu, ketersediaan dan distribusi informasi menjadi kunci utama, sehingga internet menjadi salah satu sumber referensi utama bagi publik atau wisatawan.

"Sekarang banyak orang membuka internet lewat ponsel. Jika cara promosi kami tak relevan dengan kondisi itu, wisatawan akan kesulitan mencari informasi tentang Banyuwangi," ujarnya.

Pada aplikasi yang diberi nama "Banyuwangi Tourism" itu, wisatawan bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai potensi daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu, seperti aspek sejarah, sosial, kuliner, wisata alam dan budaya, serta peta obyek wisata daerah tersebut.

Guna melengkapi strategi tersebut, tambah bupati, pihaknya terus mendorong terciptanya efek "word of mouth" alias kekuatan pemasaran dari mulut ke mulut. Banyuwangi ingin menciptakan percakapan yang positif melalui kampanye di media konvensional dan media sosial, seperti Twitter dan Facebook.

Selain itu, video tentang potensi wisata Kabupaten Banyuwangi juga sudah diunggah di Youtube dan telah dilihat ribuan kali oleh masyarakat dari berbagai negara.

"Kami terus mendorong cara-cara pengembangan dan pemasaran yang kreatif, menciptakan 'crowd' yang bisa mendatangkan kerumunan orang dan membangun percakapan positif tentang Banyuwangi di dunia online dan offline. Ini akan menciptakan word of mouth, kekuatan pemasaran berbasis rekomendasi antar-teman atau dari mulut ke mulut yang sangat efektif," sambung Anas.

Bupati menambahkan pariwisata adalah sektor yang bisa dengan cepat menciptakan perputaran ekonomi di masyarakat dan jika bisa dioptimalkan, pariwisata Banyuwangi akan memberi banyak dampak positif bagi masyarakat.

"Pariwisata menjadi salah satu pendorong gerak ekonomi masyarakat, berpadu dengan sektor lainnya, seperti pertanian dan industri pengolahan," katanya. (*)

Pemilih di Banyuwangi Dapat Door Prize dan Karaoke

Banyuwangi- Ada beragam cara yang dilakukan Kelompok Panitia Pemungutan Suara untuk menekan angka golput pemilu legislatif 2014. Di TPS 06 di Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi, Jawa Timur, misalnya, KPPS setempat menyediakan puluhan hadiah dan karaoke gratis.
Anggota KPPS 06, Agus Tamtomo, mengatakan KPPS menyediakan 98 paket hadiah untuk pemilih yang menyalurkan hak pilihnya. Paket hadiah itu berisi payung, serbet, mi instan, mangkuk, dan berbagai perlengkapan dapur lainnya.
Setelah mencoblos, warga diminta mengambil undian berupa gulungan kertas dari dalam sebuah boks. Bila beruntung, hadiah-hadiah itu bisa langsung dibawa pulang.
Menurut Agus, hadiah itu berasal dari warga dan iuran anggota KPPS. Warga yang memiliki perlengkapan rumah tangga berlebih bisa menyumbangkannya ke KPPS. “Anggota sendiri iuran Rp 50-100 ribu dari honor,” kata Agus kepada Tempo, Rabu, 9 April 2014.
Barang-barang itu kemudian dibungkus dengan kertas cokelat, lengkap dengan nomor undian. Bagi warga yang kurang beruntung, akan tertera tulisan di kertas undian: “Terima kasih sudah menyalurkan hak pilih di TPS 06.”
Tak hanya hadiah, TPS tersebut juga menyediakan fasilitas karaoke gratis lagu-lagu dangdut. Hiburan ini berada persis di sebelah TPS. “Sembari menunggu, pemilih bisa karaokean dulu,” kata Tamtomo.
Cara-cara ini terbukti efektif menarik minat pemilih. Sejak satu jam TPS dibuka, dari 464 pemilih, sudah ada 55 orang yang mendatangi TPS.
Kiswah, 36 tahun, langsung sumringah ada angka 11 di kertas undiannya. Itu berarti dia bakal membawa pulang hadiah. Benar saja, petugas KPPS langsung menyerahkan hadiah berbungkus cokelat. Setelah dibuka, ternyata isinya dua serbet makan. “Bisa dipakai untuk di rumah,” kata Kiswah.
Menurut Kiswah, cara yang dilakukan KPPS bisa merangsang pemilih untuk datang ke TPS. Meski, dia sendiri mencoblos bukan karena hadiah-hadiah tersebut.
Beda lagi dengan TPS 15 di Kelurahan Pengantigan. KPPS menyediakan 42 hadiah berupa bolpoin dan mi instan. Namun hadiah ini diberikan untuk pemilih kategori tertentu, seperti pemilih usia tertua dan usia termuda, pasangan pemilih paling serasi, serta lima pemilih yang datang paling awal.
Hadiah untuk pemilih tertua diraih oleh Zannah, 78 tahun. Sedangkan pasangan pemilih yang paling serasi diberikan kepada Syamsuri dan Kartini, masing-masing berusia 61 tahun dan 53 tahun. Meski sudah berusia lanjut, mereka masih bersemangat menyalurkan hak pilihnya.
Anggota KPPS 15, Sulistyowati, mengatakan hadiah-hadiah tersebut diberikan supaya pemilih lebih bersemangat datang ke TPS. “Supaya angka golput kecil,” katanya.
Sekitar pukul 08.00 WIB, TPS tersebut telah didatangi 44 dari 246 pemilih yang terdaftar.

Bawaslu Jatim Rekom coblosa ulang di TPS 10 Genteng Banyuwangi

Genteng- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur merekomendasikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat untuk digelar pemungutan suara ulang di TPS 10 Genteng, Banyuwangi. Pasalnya, surat suara di TPS 10 Genteng tertukar dan sudah tercoblos di Mojokerto.
Divisi Penindakan dan Penanganan Pelanggaran Bawaslu Jatim, Sri Sugeng Pujiatmiko mengatakan, satu TPS di Banyuwangi, sampul hijau surat suara DPRD kabupaten isi DPRD provinsi Daerah Pemilihan (Dapil) lain. “Kita merekom pemungutan ulang karena surat suara yang tertukar sudah terlanjur dicoblos,” ungkapnya, Rabu (09/04/2014)
Sri Sugeng juga mengungkapkan, sebelumnya di Banyuwangi sudah terdekteksi sebanyak 14 ribu lebih salah taruh amplop dan sudah dilakukan pengemasan ulang. Dimungkinkan, lanjut Sugeng, surat suara di satu TPS tersebut belum dikeluarkan dan dikemas ulang.
“Kita masih menunggu kebijakan KPU pusat dan KPU propinsi masih melakukan koordinasi dengan KPU pusat karena KPU pusat yang memiliki kewenangan. Untuk surat suara yang tertukar dan sudah dicoblos ini, belum ada kepastian hukumnya. Suara milik partai, masuk suara tidak sah atau pemungutan suara ulang,” katanya.
Sugeng menjelaskan, hampir di seluruh  kabupaten/kota terjadi hal yang sama yakni tertukar dan kekurangan. Laporan yang diterima pihaknya, selain di Banyuwangi, surat suara tertukar juga terjadi di Bojonegoro, Sampang, Ponorogo, Sidoarjo, Sumenep dan Mojokerto namun tidak sampai dicoblos karena sudah terdeteksi.
“Selain itu, juga ada laporan money politik di Surabaya dan Kediri. Tahapan saat ini, setiap orang yang melakukan money politik ditindak. Saat ini proses di Panwas, di Blitar juga ditemukan 55 surat suara sudah dicoblos, KPPS tertangkap agar dilakukan klarifikasi untuk dilakukan  pemeriksaan di teman-teman kepolisian,” tegasnya.

Cabuli Bocah, Kakek Dihajar Massa

BANYUWANGI - Diduga akan mencabuli anak di bawah umur, Husen, 60, warga Dusun Alasmalang, Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, dihajar massa senin (5/4). Selanjutnya, warga menyerahkan Husen ke polsek setempat.

Polisi mengirim Husen ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Banyuwangi. “Tersangka diantar warga ke polsek, terus kami kirim ke PPA polres,” terang Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kapolsek Wongsorejo Iptu Edi Purwanto.

Dugaan pencabulan terhadap Bunga (nama samaran) itu terjadi pukul 13.00 senin kemarin (5/4). Saat kejadian, bocah delapan tahun tersebut diajak Husen jalan-jalan ke salah satu lahan tidak jauh dari rumahnya. “Tersangka diduga sedang merayu korban,” terangnya.

Di lahan pekarangan itu, terang Edi, Husen mencoba membuka pakaian yang dikenakan Bunga. Aksi si kakek rupanya diketahui salah seorang warga sekitar.

“Warga itu melapor ke warga lain. Mereka lalu bareng-bareng datang ke lokasi kejadian,” jelasnya.

Melihat korban sudah tidak memakai pakaian, warga tersulut emosi dan menghajar tersangka. “Keluarga korban dan warga membawa tersangka ke mapolsek,” katanya.

Perbuatan tidak patut itu diduga sudah sering dilakukan. Hingga kemarin sore tersangka masih diperiksa unit PPA. “Tersangka masih kami periksa di PPA dan selanjutnya kami tahan,” cetus Kasatreskrim AKP Nandu Dyanata.

Minggu, 06 April 2014

Masa Tenang, Atribut Kampanye Caleg di Banyuwangi Masih Eksis

gambar ilustrasi
Banyuwangi - Memasuki masa tenang, masih banyak atribut kampanye parpol dan caleg masih bertaburan di Banyuwangi. Tidak sedikit dari atribut kampanye itu masih menempel di pohon, pagar, tembok dan papan baliho.

Dari Pantauan, Minggu (6/4/2014) atribut kampanye parpol dan caleg masih banyak dijumpai di wilayah jalan protokol. Seperti Jalan Kepiting, di jalanan JA. Suprapto, sepanjang Jalan Jember dan di dekat RTH Maron Genteng. Belum lagi atribut-atribut yang masih narsis "bergerombol akur" menjadi penunggu pohon di beberapa ruas jalan alternatif.

Hingga pukul 12.30 WIB, tidak ada tindakan untuk melakukan pencopotan atribut kampanye. Saat dikonfirmasi ke Panwaslu Banyuwangi, pihaknya mengaku telah melayangkan surat pemberitahuan kepada semua parpol agar parpol peserta Pemilu mau secara mandiri melakukan pembersihan atribut kampanye.

"Tiga hari yang lalu sudah kita berikan surat pemberitahuan ke semua Parpol untuk mencopoti atribut parpol dan calegnya. Jika masih ada yang belum dicopot nanti akan kita tindaklanjuti," kata Ketua Panwaslu, Rory Desrino Purnama kepada detikcom.

Meski terkesan memberikan ruang toleransi, Rory bersama tim Panwaslu saat ini tetap lakukan pemantauan langsung diseluruh wilayah Banyuwangi. Pihaknya menegaskan jika hingga besok, Senin (7/4) pagi atribut kampanye parpol dan caleg belum dibersihkan, maka Panwaslu bersama Satpol PP akan menurunkan langsung atribut kampanye secara paksa.

"Ini sambil kita pantau lokasi, melihat parpol mana saja yang masih bandel. Kalau sampai besok pagi belum dilepas ya kita turunkan paksa," pungkasnya.

Sabtu, 05 April 2014

Biola Made In Banyuwangi yang Tembus Pasar Dunia

Banyuwangi -Alunan musik gesek yang dimainkan Haidy Bing Slamet (32), warga Desa Kemiren Kecamatan Glagah, Banyuwangi ini sangat menyayat hati. Lagu percintaan khas using Banyuwangi "Impen-impenen" diiramakannya dengan biola yang dibuatnya itu. Menambah suasana magis lagu using itu.

Selain mahir memainkan alat musik yang berasal dari Eropa tersebut, Haidy atau biasa dipanggil Edy ini, juga sangat mahir membuatnya. Sudah 10 tahun dirinya menekuni pekerjaan membuat biola. Edy mengaku belajar secara otodidak untuk membuat biola itu. Dirinya mengaku beli biola jadi dan kemudian membongkarnya.

"Saya dulu beli biola terus saya bongkar dan saya coba membuat cetakan biola. Setelah itu saya coba bikin biola sendiri," ujarnya , sembari menunjukkan biola perdananya yang tak dijual.

Edy menekuni pekerjaan membuat biola ini karena keterpaksaan, lantaran pembuat biola di Banyuwangi meninggal dunia. Jika beli pun, Edy mengaku terlalu mahal. Berbekal kenekatan membongkar biola satu-satunya itu, akhirnya Edy menerima banyak pesanan. Pesanan datang biasanya dari pembeli lokal di Banyuwangi. Namun tidak jarang biola buatan Edy ini dipesan dari luar kota bahkan luar negeri.

"Sudah banyak pesanan yang saya buat. Yang paling jauh dari Prancis, turis datang ke rumah minta dibuatkan biola dari serpihan kayu yang disatukan, sulitnya minta ampun,"tambahnya.

Untuk bahan baku biola, Edy mengaku memilih kayu yang bagus. Mulai dari kayu jati, mahoni, sentul, dan ijoan. Terkadang Edy mencari kayu eben yang banyak tumbuh di Sulawesi. Biasaya, untuk bahan biola atau tabungnya, Edy memilih kayu yang tidak padat seratnya, sementara untuk kayu kerasnya digunakan untuk aksesoris dan papan senar.

"Kayunya harus pilihan. Jika tidak bunyi biolanya tidak enak. Untuk kayu eben sulit dicari, tapi di Banyuwangi ada gantinya dengan menggunakan kayu sonokeling dan kayu laban," ujar pria berjambang ini.
Sementara untuk alat geseknya, Edy mengaku membuatnya dari senar pancing biasa. Sebab, dulu alat gesek menggunakan ekor kuda.

Untuk harga, Edy mematok harga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta rupiah per biola buatannya. Selama sebulan, Edy bersama dengan 4 orang tukang kayu dari desa-nya membuat 8 biola. Minimnya jumlah biola yang dibuatnya, lantaran rumitnya pengerjaan biola dan saat ini Edy bersama rekannya masih menggunakan alat tradisional.

"Omzet perbulan bisa sampai 5 juta. Sisanya adalah ongkos tenaga kerja dan bahan," tambahnya.

Untuk saat ini, kata Edy, minat pembelian biolanya meningkat. Dirinya mengaku kewalahan lantaran banyaknya pesanan dari Banyuwangi maupun luar Banyuwangi.

Saat ini, selain membuat biola, Edy mengaku sedang sibuk melatih anak-anak di desanya agar mahir memainkan biola. Setiap hari ada 3 sampai 5 anak-anak usia 7 sampai 15 tahun belajar biola. Bahkan jika berkenan pun, orang yang memesan biolanya juga akan diajari memainkan biola.

"Itu service saya kepada pelanggan. Tapi kalau anak-anak kecil ini agar ada penerus pemain biola di Banyuwangi, khususnya pemain musik di sini," tandas pria lajang ini.

Alat musik dari Eropa ini masuk dalam seni musik Banyuwangi dibawa oleh Belanda pada masa penjajahan lalu. Biasanya, biola digunakan untuk kesenian gandrung dan kesenian khas Banyuwangi lainnya, sebagai melody menggantikan suling. Dan perbedaan biola Eropa dan biola khas Banyuwangi, adalah nada-nada serta laras yang berbeda.

[FOTO] Gunung Ijen Pagi Hari, Lukisan Alam Mempesona

BANYUWANGI- Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, terkenal memancarkan keindahan kawah api birunya. Tak sekadar itu, pemandangan sekitar lereng gunung sangat memesona, terlihat pula goresan alam yang eksotik.

Kawah ijen terkenal dengan api birunya. Tapi perjalanan kali ini menampilkan sisi lain Kawah Ijen. Dengan rasa kebersamaan kami bisa menikmati pagi di Kawah Ijen, seperti sebuah lukisan alam.





SUMBER DETIK

Rabu, 02 April 2014

G-land Banyuwangi, Salah Satu Tempat Surfing Terbaik di Dunia

sumber berita TERSELUBUNG

G-land, mungkin banyak dari kalian yang belum tau apa dan dimana G-land berada. Namun bagi para surfer profesional maupun wave hunter pantai ini merupakan surga.


G-land atau yang lebih dikenal sebagai Pantai Plengkung adalah sebuah pantai yang terletak di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi Jawa Timur. Untuk mencapai tempat ini bisa melalui jalan darat lewat banyuwangi atau melalui laut dari Bali menggunakan boat.


G-land dikenal dengan ombaknya yang bagus untuk para surfer, konon ombak di G-land adalah ombak terbaik di dunia setelah hawaii. Pantai ini merupakan tempat favorit para surfer karena memang memiliki ombak yang sangat tinggi. Ketinggian ombak di pantai bisa mencapai 6-8 meter dengan panjang 2 kilometer. G-land ditemukan pada tahun 1972 oleh surfer dari Amerika.
Nama G-Land sendiri diambil dari nama teluk yang ada disana yaitu Teluk Grajagan. Namun ada juga yang menyebutkan huruf “G” pada kata G-Land karena kawasan ini berbentuk seperti huruf “G”.
Selain G-land, di Taman Nasional Alas Purwo terdapat beberapa tempat yang bisa dikunjungi, antara lain hutan mangrove blok bedul. Di hutan magrove ini kita bisa menyusuri keindahan segoro anak sepanjang 15km, yang kanan kirinya ditumbuhi hutan mangrove.


hutan mangrove blok bedul

segoro anak

segoro anak

sungai kere, segoro anak

Di kawasan ekoswisata mangrove blok bedul ini terdapat sumur randu telu, yang konon airnya dapat menyembuhkan darah tinggi, asam urat dan gatal-gatal.


sumur randu telu

Selain ekoswisata mangrove blok bedul, kita juga bisa menikmati keindahan pantai Ngagelan yang terhampar sepanjang 18,5 km. Di pantai ini terdapat penetasan penyu semi alami. Jenis penyu yang bertelur di pantai ini ada 4 macam, yaitu penyu lekang, penyu belimbing, penyu sisik dan penyu hijau.


melepas penyu di pantai Ngagelan

Situs Kawitan bisa jadi tempat selanjutnya untuk dikunjungi. Di situs ini terdapat prasasti dari kerajaan Blambangan.


situs kawitan

Masih di kawasan taman nasional alas purwo, kita bisa menikmati padang savana Sadengan. Disini kita dapat mengamati hewan-hewan liar yang terdapat di alas purwo.


Padang Savana Sadengan

Tak jauh dari G-land, ada sebuah pantai yang cukup indah pemandangannya, yaitu pantai Parang Ireng, pantai yang berpasir gotri.


Pantai Parang Ireng

Di kawasan taman nasional alas purwo juga terdapat 3 buah gua, yaitu gua Istana, gua Mayangkoro dan gua Padepokan.


Di G-land kalian bisa menginap di Joyo’s Surf Camp dan jika kalian ingin lebih mudah untuk berlibur di G-land, kalian bisa mengambil paket wisata dari Raja Wisata, Raja Wisata juga mengeluarkan paket wisata ke tempat-tempat lain yang menakjubkan.