Blogroll

SELAMAT DATANG DI BLOG BANYUWANGI BERSATU YANG SEDERHANA INI | TWITTER: @BwiBERSATU | IG: @bwibersatu | Grup FB : BANYUWANGI BERSATU....

Kamis, 12 Februari 2015

Wisata Bahari Pantai Bangsring Banyuwangi Kian Digandrungi

Banyuwangi – Jalan-jalan ke Banyuwangi, selalu menyajikan pengalaman yang menarik dan mengesankan, bagaimana tidak, di kota Gandrung ini kita bisa menemukan banyak hal yang menarik dari kebudayaan suku Osing yang unik, sajian kuliner yang menggoyang lidah, hingga pariwisata yang elok dan memanjakan mata, salah satunya wisata terumbu karang di pantai Bangsring.

Wisata bahari pantai Bangsring terletak di Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo, kurang lebih 9 KM sebelah utara kota Banyuwangi dan untuk menuju kesana kita bisa melewati jalan raya Banyuwangi-Situbondo, tepatnya 2 KM sebelah utara pantai watu dodol, untuk mencapai area pantai kita bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat.

Wisata Bahari di pantai Bangsring ini yang paling menarik ialah terumbu karang yang indah dan sangat terawat, sehingga banyak para pengunjung yang datang untuk bersnorkling demi melihat keeksotisan terumbu karang dan ikan-ikan hias di bawahnya. Ombak yang tenang dan Arus bawah laut yang tidak terlalu besar sangat mendukung bagi kita yang baru belajar bersnorkling. Selain itu dangkalnya perairan sekitar pantai juga mencadi ciri khas pantai ini, dan hanya dengan menyelam dikedalaman 50 cm saja kita sudah bisa melihat anggunya terumbu karang dan warna-warni ikan hias di pantai ini.

Fiyan pengunjung mengatakan pantai Bangsring ini merupakan salah satu spot snorkling terbaik di Banyuwangi, menurutnya terumbu karang yang yang masih alami dan beraneka ragam jenis dan rupanya ditambah dengan kondisi perairan yang tenang dan jernih, sangat tepat untuk melihat panorama keindahan alam bawah laut di perairan ini, ditambah kondisi perairan dan terumbu karang yang alami dan bersih, sangat tepat untuk mengabadikan gambar saat menyelam atau bersnorkling didalamnya.



beritajatim

Banyuwangi Dinobatkan Daerah Kendali Obat Tradisional Berbahan Kimia

Banyuwangi – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani bersama Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Rabu (11/2/2015).

Penghargaan itu dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang menobatkan Banyuwangi sebagai daerah dengan peran teraktif dalam penanggulangan obat tradisional mengandung bahan kimia obat. Penghargaan diserahkan kepada Pelaksan Tugas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono, di Jakarta.

Puan berharap, daerah yang telah aktif melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap keamanan pangan dan jamu tradisonal yang mengadung bahan kimia terus meningkatkan program-programnya. "Terutama jajanan di sekolah-sekolah. Anak-anak merupakan aset negara, kalau sejak muda sudah diracuni bahan kimia bisa menurunkan kualitasnya. Banyuwangi cukup bagus dalam menjalankan program tersebut," katanya.

Kepala Badan POM RI Roy A Sparingga menjelaskan, Banyuwangi merupakan kabupaten yang memiliki atensi tinggi terhadap pengawsan obat dan makanan. Selama mendapat pengawasan dari Badan POM, yang dalam hal ini Balai Besar POM Surabaya, Pemkab Banyuwangi sangat aktif dalam melakukan penanggulangan makanan, seperti melakukan pengawasan rutin di sekolah-sekolah, pasar dan toko jamu tradisional untuk melihat keamanan pangan dan produksinya.

Rio mengatakan, seluruh puskesmas di Banyuwangi setiap tiga bulan sekali mengambil sampel jajanan anak sekolah yang ada di wilayah kerjanya. Seluruh puskesmas di BAnywuangi telah memiliki sarana untuk menguji jajanan sekolah apakah mengandung zat kimia berbahaya, seperti rhodamin, boraks, formalin, methylene yellow. "Hasilnya, pada akhir tahun kemarin, seluruh puskesmas melaporkan tidak ditemukan kandungan berbahahaya pada jajanan anak sekolah di Banyuwangi," katanya.

Jika ditemukan ada bahan atau pangan yang tidak baik, langsung dilakukan pembinaan kepada sekolah dan toko jamu tradisonal agar menghentikan atau tidak memproduksi lagi. “Ini telah kami lakukan secara berkelanjutan,” kata dr Rio.

beritajatim.com