Tua, muda, laki-laki dan perempuan tumplek-blek di depan panggung pertunjukan Sabtu malam itu.Bahkan bukan hanya warga lokal, turis mancanegara yang tengah pelesir di kabupaten ujung timur Pulau Jawa, ini pun lebih memilih menyaksikan pentas seni tradisional tersebut. Eric, turis asal Ontario, Kanada, yang datang ke Banyuwangi mengaku benar-benar terkesima dengan pertunjukan janger berjudul Luthung Kamandaka tersebut.
Eric menonton pertunjukan seni
tradisional di Taman Blambangan bersama sang istri yang juga
pengajar Program Studi (Prodi) Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut
Teknologi Bandung (ITB), Teti A. Argo. Menurut Eric, pertunjukan janger
dan tari-tarian tradisional yang dia saksikan malam itu sangat spesial.
Dia mengaku sangat suka dan menikmati tontonan tersebut. “I like it.
It’s very entertaining. (Saya suka pertunjukan ini. Ini sangat
menghibur, Red),” ujarnya.
Bagi Eric, gerakan para penari sangat indah. Dia juga mengaku terkesan dengan antusiasme penonton. “It’s amazing.
(Ini luar biasa),” cetusnya. Yang lebih membanggakan, pertunjukan seni tradisional malam itu juga ditonton oleh 80 dosen dan guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sama halnya dengan Eric, para guru besar dan dosen Unair yang datang ke lokasi pertunjukan bersama Bupati Abdullah Azwar Anas, juga tampak sangat menikmati hiburan Sabtu malam tersebut.
(Ini luar biasa),” cetusnya. Yang lebih membanggakan, pertunjukan seni tradisional malam itu juga ditonton oleh 80 dosen dan guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sama halnya dengan Eric, para guru besar dan dosen Unair yang datang ke lokasi pertunjukan bersama Bupati Abdullah Azwar Anas, juga tampak sangat menikmati hiburan Sabtu malam tersebut.
Sementara itu, saat didaulat memberikan
sambutan, Bupati Anas mengaku bangga dengan kenyataan yang dia lihat di
lapangan. “Di belakang (depan Gesibu Blambangan) ada pentas musik rock.
Tetapi anak-anak kita masih senang melihat seni tradisional
kita,” cetusnya. Menurut Bupati Anas, meskipun Pemkab Banyuwangi gencar
melakukan pembangunan daerah, tetapi pihaknya tetap memberi tempat
spesial untuk para seniman lokal untuk menampilkan kreasinya.
“Bandara kita bangun. Jalan kita
bangun, tetapi kesenian kita tidak boleh tergusur darikemajuan
pembangunan tersebut,” tegasnya. Setelah menyampaikan sambutan, Bupati
Anas menyematkan udeng khas Banyuwangi kepada salah satu penabuh alat
musik tradisional grup Kharisma Dewata Banyuwangi. “Udeng yang
kemarin-kemarin itu salah. Mulai malam ini (Sabtu), mari diganti
dengan udeng khas Banyuwangi,” ajaknya. (radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar