Banyuwangi -Inovasi demi inovasi terus dilakukan
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Terbaru, kabupaten berjuluk 'The
Sunrise of Java' itu mengembangkan Bandara Blimbingsari dengan konsep
hijau (green airport).
Bandara ini didesain tanpa AC,
kecuali di ruangan tertentu. Sirkulasi udara diatur dengan kisi-kisi dan
lebih banyak ruang terbuka. Aliran air juga ikut membantu menyejukkan
udara. Di sekeliling terminal, bahkan di atas terminal, tanaman hijau
membentang.
Energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan
matahari sebagai penerang ruangan di siang hari. Dinding bandara akan
berbentuk kisi-kisi yang memungkinkan angin lewat serta cahaya matahari
masuk. Juga akan ada kolam-kolam ikan yang berfungsi menurunkan tekanan
udara dan pohon-pohon yang menambah kesejukan.
"Sebagai salah
satu pintu masuk Banyuwangi, Bandara Blimbingsari adalah etalase awal
yang mencerminkan identitas daerah. Untuk itu, pengembangan arsitektur
bandara ini dirancang khas," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai peresmian penerbangan perdana Garuda Indonesia di Bandara Blimbingsari, Kamis (01/05/2014).
Anas mengatakan, konsep green architecture yang dipilih adalah passive design, yang merupakan pilihan pembangunan green building yang digarap sejak awal oleh arsitek, berbeda dengan active design
yang banyak mengandalkan teknisi untuk menghemat energi. Hemat energi
diwujudkan dengan penataan ruang, bukan dengan alat modern seperti solar cell.
"Passive design menghemat lebih banyak karena direncanakan semuanya sejak awal untuk mengurangi beban energi," tuturnya.
Bandara
Banyuwangi juga bakal menggunakan bahan daur ulang dengan memanfaatkan
kayu ulin bekas sebagai bahan utama, baik tiang penyangga maupun dinding
bangunan bandara. "Kayu ulin ini sangat kuat dan tahan rayap, banyak
tersedia dari bekas kapal maupun dermaga," urai Anas.
Selain aspek lingkungan, konsep hijau juga mengakomodasi budaya lokal.
Bandara mengadopsi gaya rumah Osing. Bahkan, jika dilihat dari atas atau
pinggir, model terminal serupa Udeng, penutup kepala khas Banyuwangi.
Kebiasaan masyarakat yang mengantar kerabatnya bepergian juga
difasilitasi dengan ruang tunggu yang nyaman, sehingga pengantar merasa
sedang berada di rumah.
"Kami mengajak arsitek kondang Andra Matin yang bersinergi dengan arsitek lokal untuk mendesain bandara," kata Anas.
Dengan
konsep hijau, bandara bisa lebih hemat, baik untuk pembangunan maupun
operasionalnya. Jika pembangunan bandara di daerah lain mencapai ratusan
miliar, Bandara Blimbingsari, Banyuwangi cukup Rp 40 miliar.
Bandara Blimbingsari yang baru akan mampu menampung 250 ribu penumpang. Bandara juga dilengkapi 10 konter check-in sebagai antisipasi perkembangan sampai 10 tahun ke depan dengan lima maskapai yang beroperasi.
"Green airport ini akan menjadi daya tarik tersendiri. Kami yakin wisatawan akan penasaran dengan green airport
ini, lalu berkunjung ke destinasi wisata yang ada di Banyuwangi.
Ekonomi lokal bergerak, masyarakat makin sejahtera," pungkasnya.
detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar