Dagangan mereka laris manis. Penjunjung pun puas menikmati suguhan BISC yang digeber sejak Jumat (23/5) hingga Minggu siang kemarin (25/5). ”Perkiraan saya, jumlah pengunjung hari terakhir mencapai sepuluh ribu orang. Hari terakhir, pengunjung terus berdatangan,’’ ujar Kepala Desa Sumbergaung, Murwanto. Pengunjung datang dari berbagai daerah. Ada dari Bali, Jember, Situbondo, dan wisatawan lokal Banyuwangi. Sejak pagi mereka berdatangan ke Pulau Merah hingga akses menuju tempat wisata tersebut sempat macet.
Kendati jarak tempuh menuju Pulau Merah
cukup jauh, warga dari luar kota terlihat antusias menikmati keindahan
Pulau Merah serta suguhan kompetisi surfing. ”Saya berangkat dari Jember
pukul 06.00. Sampai ke Pulau Merah 09.00. Kami sempatkan datang ke
Pulau Merah untuk melihat ajang surfing,’’ ujar Sugiarto,
warga Jember. Sementara itu, banyak komunitas memanfaatkan
penyelenggaraan event surfing berkelas internasional tersebut.
Mereka melakukan gathering dan acara
praktik ilmu. Mulai dari komunitas fotografi, skuter
dan backpacker. Salah satunya kegiatan pembuatanfilm dokumenter
oleh kalangan anak muda. Mereka melakukan short coaching clinic (SCC) di
Balai Desa Sumberagung dan melakukan pengamatan langsung di arena
kompetisi surfing. Mabrur, salah satu peserta kegiatan ini mengaku
sangat tertarik. Selain bisa mendokumentasikan kegiatan kabupaten,
dirinya juga bisa memperoleh pengetahuan seputar film dokumenter.
“Ya, saya senang dilatih sekaligus bias
merekam keramaian. Banyak pengetahuan bersifat human interes yang saya
dapat,” akunya. Salah satu penggagas acara SCC, Khoirudin mengatakan,
pelatihan ini selain disengaja memanfaatkan keberadaan event BISC juga
untuk mendokumentasikan perkembangan geliat ekonomi dan sosisal budaya
di sekitar Pulau Merah pasca promosi wisata yang dilakukan pemerintah
Kabupaten Banyuwangi. “Ini kita latih teman-teman untuk menangkap
perubahan sosial yang ada di masyarakat,” ujar Ketua
Banyuwangi Institute tersebut.
Dibanding tahun lalu, animo masyarakat
untuk membeli produk- produk khas Banyuwangi di sekitar tempat acara
sedikit menurun. Seperti yang diungkapkan Heri, 39, pemilik usaha
kerajinan dan souvenir. Dia mengaku kunjungan warga pada hari
pertama dan kedua sangat kecil. Penurunan hingga 75 persen.
“Penurunan pengunjung dibanding tahun lalau hampir 75 persen,”
keluhnya. Namun demikian, dia mengaku tidak kapok, saat itu dirinya
optimistis jika siang hari kunjungan akan mengalami peningkatan.
Prediksi yang diutarakan Heri ternyata
benar. Menjelang siang ahri, jumlah warga yang berkunjung meningkat
pesat. Bahkan, area parkir yang berada di halamaan Pura penuh sesak.
Begitu juga area parkir mobil yang dipusatkan di sisi utara pantai
terlihat penuh. Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda mengakui kalau jumlah pengunjung Pulau
Merah mengalami lonjakan cukup besar. Pada hari pertama dan kedua,
jumlahnya tidak seberapa.
Namun, pada Minggu kemarin (25/5)
bertepatan dengan peak season, jumlah pengunjung benar-benar
membeludak. ”Pada hari kedua jumlah wisatawan 6000 sampai 7000 orang.
Hari terakhir makin membeludak. Ini sesuai perkiraan kita,’’ kata
Bramuda. Ke depan, pihaknya tidak hanya fokus pada Pulau Merah.
Destinasi baru seperti Pantai Mustika akan dilakukan acara yang
mampu menyedot pengunjung. ”Masih banyak destinasi wisata baru yang
perlu kita promosikan kepada publik,’’ tandas mantan Camat Pesanggaran
itu.
(radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar