Blogroll

SELAMAT DATANG DI BLOG BANYUWANGI BERSATU YANG SEDERHANA INI | TWITTER: @BwiBERSATU | IG: @bwibersatu | Grup FB : BANYUWANGI BERSATU....

Sabtu, 03 Mei 2014

Sindikat Penggadai Emas Palsu Ditangkap

SEMPU – Diduga akan melakukan penipuan dengan modus menggadaikan perhiasan palsu di kantor Pegadaian Kecamatan Sempu, Nike Nur Islami, 27, warga Desa Grujukan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, ditangkap anggota polsek setempat kemarin Guna menjalani pemeriksaan, anggota sindikat jaringan penggadai emas palsu itu sementara harus mendekam di ruang tahanan mapolsek. Barang bukti (BB) berupa dua gelang yang diduga palsu juga diamankan di polsek.

“Tersangka dan BB kita amankan di polsek,” cetus Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kapolsek Sempu AKP Toha Choiri. Aksi kejahatan yang dilakukan ibu muda satu anak itu berawal saat Nike datang ke kantor Pegadaian Gendoh, Kecamatan Sempu, diantar Supriyadi, temannya yang juga warga Kabupaten Bondowoso, naik mobil Daihatsu Xenia warna putih. “Saya disuruh Supriyadi menggadaikan dua gelang emas,” terang Nike Nur Islami.

Di kantor pegadaian itu, jelas dia, dua gelang emas yang disodorkan dicek petugas. Hasil pemeriksaan, ternyata kedua perhiasan itu merupakan emas palsu. “Tidak lama kemudian, polisi datang dan saya ditangkap,” katanya. Supriyadi yang sebelumnya nongkrong di mobilnya yang diparkir di depan kantor pegadaian langsung kabur begitu melihat polisi datang. Polisi pun gagal memburunya. “Saya juga ditipu Supriyadi,” dalih tersangka. Tersangka mengaku kenal Supriyadi sekitar dua bulan lalu.

Dirinya kenal saat menjual cincin di sebuah toko emas di wilayah Kabupaten Bondowoso. “Dia itu makelaran di toko emas Bondowoso,” ungkapnya. Setelah perkenalan tersebut, lanjut dia, dirinya sering berkomunikasi via hand phone (HP). Sebelum menggadaikan dua gelang emas palsu di Pegadaian Gendoh, dirinya diajak menggadaikan emas di Bali. “Di Bali dua kali dan dapat uang,” sebutnya. Nike mengaku terpaksa menjalankan pekerjaan atas ajakan Supriyadi itu karena membutuhkan uang untuk biaya hidup sehari-hari. Sebab, sejak tiga tahun lalu suaminya yang bekerja di Malaysia tidak ada kabar. “Saya butuh uang,” ujarnya. (radar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar