Anas mengatakan selama hampir 20 tahun pendapatan per kapita per tahun Banyuwangi hanya bisa menyentuh angka Rp 15 juta/kapita/tahun. Jumlah itu tentu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah Jember dan Malang yang pendapatan per kapita-nya mencapai Rp 19,6 juta/tahun. Namun selama 2 tahun terakhir, jumlah pendapatan per kapita Jember dan Malang mampu dilampaui oleh Banyuwangi.
"Banyuwangi hampir 2 tahun ini sudah bisa mendahului pendapatan per kapita Jember dan Malang. Kini nilai pendapatan per kapita Banyuwangi lebih Rp 21,84 juta/kapita/tahun," kata Anas saat berbincang Senin (12/5/2014).
Pendapatan per kapita didorong dari nilai investasi yang masuk di Banyuwangi, pada tahun 2013 investasi di Banyuwangi naik 175% jika dibandingkan dengan periode 2012.
Misalnya pengembangan kawasan industri di Kampe Industrial Estate, Pabrik Gula terbesar Indonesia di Glenmore dan terus menggeliatnya sektor pariwisata juga akan menjadi pilar bagi terciptanya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terciptanya banyak lapangan kerja.
"Nilai investasi kita mencapai Rp 3,2 triliun, atau meningkat hingga 175% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,19 triliun," katanya.
DETIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar