Banyuwangi - Selama ini, kota yang terkenal memiliki
banyak taman atau ruang terbuka hijau (RTH) mungkin masih disandang Kota
Surabaya. Namun siapa sangka, Banyuwangi, kota yang berada di ujung
timur Pulau Jawa juga memiliki banyak RTH.
Taman-taman ini
dibangun dan dipercantik di bawah kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar
Anas. Kabupaten Banyuwangi ternyata punya belasan RTH.
Tak hanya
RTH, Pemkab Banyuwangi juga fokus mengembangkan sejumlah taman. Seperti
taman vertikal, roof garden di atas toilet, underline garden, jalur
hijau dan taman pojok.
Namun, sedikitnya ada 4 RTH yang ramai jadi jujugan warga. Penasaran? Ini dia 4 RTH di Banyuwangi.
1. Taman Sritanjung
Taman Sritanjung merupakan taman
yang saat ini jadi favorit warga Banyuwangi. Taman ini memiliki luas
sekitar 15 ribu meter persegi.
Taman juga dilengkapi dengan
fasilitas pendukung seperti, jogging track, refleksi stone, musala,
underground toilet dan wifi id yang bebas dipakai pengunjung.
Letaknya
yang berada di perempatan jantung kota serta berhadapan langsung dengan
Masjid Agung Baiturrahman (MAB) dan Pendopo Sabha Swagata Blambangan
membuat pengunjung mudah untuk menjumpainya.
Bangku permanen di
bawah pepohonan rindang, puluhan pohon cemara serta pemandangan air
mancur di tengah taman membuat pengunjung betah duduk nyaman berjam-jam
sambil menikmati jagung bakar atau sekedar ngopi.
Jika ingin
mencicipi kuliner, pengunjung bisa pilih beberapa jajanan di kios
pedagang kaki lima (PKL) yang letaknya berjejer rapi dan bersih di
sepanjang selatan Taman Sritanjung. Terlebih lagi bagi yang suka
nongkrong, sedikitnya ada 64 PKL berderet mulai pukul 09.00-24.00 wib
yang siap sajikan hidangan nikmat dengan harga terjangkau.
Saat
sore tiba, ragam permainan anak banyak dijumpai dan disewakan di
sekeliling trotoar. Kesempatan jalan jalan sore bersama keluarga bisa
dimanfaatkan sambil "ngemong" buah hati sembari bermain scooter atau
kereta mini. Jika malam tiba puluhan lampu sorot berwarna warni bikin
Taman Sritanjung jadi lebih berwarna.
Secara tampilan dan konsep,
Taman Sritanjung dirombak total sejak tahun 2011 lalu. Anggaraan APBD
hampir Rp 3 miliar digelontorkan Pemkab Banyuwangi melalui DKP untuk
merubah total tampilan Taman Sritanjung agar tidak terlihat kumuh.
Dulu
Taman Sritanjung dikenal sebagai taman yang mempunyai bau tak sedap
alias pesing. Tapi sejak kepemimpinan Bupati Anas persepsi Taman
Sritanjung yang kotor, kumuh dan bau tak sedap sirna.
2. Taman Blambangan
Taman Blambangan ini merupakan
taman multifungsi. Terletak di jalan RA Kartini, taman terluas di
Banyuwangi ini dilengkapi sejumlah fasilitas olahraga.
Di sisi
selatan ada areal olahraga seperti lapangan basket, voli dan skate park.
Pagar tinggi yang dulu mengelilingi Taman Blambangan dibongkar total
dan disepanjang trotoar sekarang sering digunakan warga Banyuwangi untuk
jogging. Lapangan utama Taman Blambangan juga kerap digunakan untuk
kegiatan upacara dan latihan sepak bola.
Taman Blambangan diambil
dari nama Kerajaan Blambangan yang berpusat di ujung paling timur Pulau
Jawa. Blambangan dianggap sebagai kerajaan bercorak Hindu terakhir di
Pulau Jawa. Tak heran jika bangunan pentas seni yang berdiri kokoh
dibawah naungan 2 pohon beringin masih miliki pengaruh Bali.
Taman
Blambangan sudah seperti jantung kota Banyuwangi. Taman ini sekarang
menjadi taman wisata bagi mereka yang ingin menikmati suasana hijau di
tengah kota. Beberapa acara juga sering di gelar ini taman ini. Untuk
nguri nguri seni budaya yang dikemas dalam bentuk hiburan, di Taman
Blambangan setiap Sabtu malam digelar aktualisasi seni yang
memberdayakan seniman lokal Banyuwangi.
"Ini taman multifungsi
terluas yang kita punya. Warga yang ingin olahraga, nonton aktualisasi
seni, nikmati kuliner atau hanya sekedar duduk santai bisa tumplek blek
disini," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi,
Arief Setyawan pada detikcom.
Luasan lebih dari 32 ribu meter
persegi juga jadikan Taman Blambangan sebagai lokasi jujugan penanaman
sedekah oksigen. Arief menuturkan, sejumlah tokoh nasional seperti Ustad
Yusuf Mansur, Timnas Garuda U-19 Evan Dimas dan Coach Indra Syafrie
beserta crew juga pernah bertandang ke Taman Blambangan untuk ikut andil
menanam pohon trembesi.
Tak hanya pohon trembesi, sambung Arief,
beberapa tanaman langka saat ini juga sedang ditanam. Semisal, durian
merah, sawo blambangan, nangka, jambu jamaika yang buahnya berwarna
hitam, duwet serta tanaman buah langka lainnya. Untuk percantik Taman
Blambangan, dalam waktu dekat� akan ditambah air mancur di dekat gazebo.
Beberapa pencahayaan seperti lampu sorot dan lampu hias akan dilengkapi
supaya pengunjung bisa merasakan pemandangan yang lain.
Di
bagian belakang taman, terdapat beberapa warung yang berjumlah lebih
dari 60 kios menawarkan menu khas Banyuwangi. Seperti Rujak Soto, Sego
Tempong dan banyak lagi. Taman Blambangan selalu ramai dikunjungi dari
pagi hingga malam hari dan menjadi bagian dari Kota Banyuwangi yang
pantas untuk dibanggakan.
3. Taman Makam Pahlawan Sayu Wiwit
Sekilas dari
namanya bisa kita simpulkan jika taman ini adalah sebuah lahan kuburan
para pahlawan. Taman yang dulu dikenal angker, minim pencahayaan dan
kumuh sekarang disulap menjadi taman jujugan warga. Mayoritas yang
berkunjung ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Sayu Wiwit ialah kaum pelajar
yang ingin manfaatkan fasilitas free wifi.
Tak heran jika sore
hingga malam hari, TMP Sayu Wiwit ramai dikunjungi muda mudi sambil
membawa laptop dan segebok buku pelajaran. Taman Sayu Wiwit yang full
wifi itu dijadikan tempat bertapanya para pencari ilmu di dunia maya.
"TMP
Sayu Wiwit ini lebih banyak dijadikan anak muda sebagai areal diskusi
belajar," ungkap Kepala DKP Banyuwangi, Arief Setyawan.
Arief
mengatakan, di atas lahan 13.200 meter persegi, TMP Sayu Wiwit jadi
salah satu RTH yang miliki konsep berbeda dengan RTH lainnya. Puluhan
pohon kelapa sawit berjejer rapi di depan areal makam dianggap mampu
menepis stigma angker yang puluhan tahun sudah melekat di benak warga.
TMP
sekaligus RTH Sayu Wiwit yang letaknya di Jalan Ahmad Yani persis
berseberangan dengaan Kantor Pemkab Banyuwangi, juga menyediakan satu
ruang publik di sisi utara untuk taman baca. Sedangkan di sisi selatan
juga ada ruang publik yang biasa digunakan untuk ruang pertemuan dan
pameran.
Di taman ini, Arief menegaskan bahwa tidak diperbolehkan
ada PKL mangkal. Hal itu ditujukan agar kawasan hijau ini tetap bersih,
digunakan sesuai fungsi dan tetap khidmat dalam berikan penghormatan
kepada arwah para pahlawan.
"Meskipun ramai dengan hiruk pikuk
aktivitas di wilayah depan RTH Sayu Wiwit, kita tetap ada ruang
penghormatan para pahlawan diruang sisi belakang," tandasnya.
4. Taman Maron Genteng
Taman Maron Genteng ialah
salah satu RTH yang letaknya berada di Kecamatan Genteng. RTH yang
ditata dan dibangun pada 2012 itu merupakan salah satu ruang publik yang
dijadikan ikon Kota Genteng.
Secara fungsi, RTH Maron hampir
miliki fasilitas yang sama seperti Taman Blambangan Banyuwangi. Di RTH
Maron juga rutin diadakan pagelaran seni dan aktualisasi seni budaya.
Sesekali RTH Maron juga sering dijadikan lokasi untuk gelaran konser
music, baik libatkan artis lokal maupun nasional.
"RTH Maron jadi kebanggaan rakyat Kota Genteng, ini juga salah satu RTH multifungsi milik warga," kata Arief.
RTH
Maron saat ini masih terus berbenah. Sejumlah fasilitas yang saat ini
sudah bisa dinikmati antara lain jogging track, skate park, refleksi
stone, panggung seni, ruang ganti, musala dan toilet umum. Arief
menambahkan, luasan lebih dari 28 meter persegi itu juga akan digunakan
untuk menata PKL di sisi utara taman.
"Semua akan dibenahi
bertahap, ruang ruang terbuka hijau difungsikan sebagai ruang interaksi
warga. Sebisa mungkin fasilitas ini bisa menampung aktualisasi dan
keterlibatan warga dari sisi kebersihan dan peningkatan perekonomian,"
pungkasnya.
Selain di 4 RTH yang jadi jujugan warga Banyuwangi
itu, saat ini juga ada 6 RTH yang baru saja dirampungkan. RTH itu
diantaranya berada di Kecamatan Glenmore, Gendoh, Sempu, Blambangan
muncar, Wongsorejo dan Gedung Wanita, Bayuwangi. Semua RTH itu miliki
fasilitas free wifi dan juga panggung seni.
detik
Blogroll
Senin, 31 Maret 2014
Jumat, 28 Maret 2014
Pemkab Banyuwangi Benahi Kawasan Wisata Pantai Boom
Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,
berencana membenahi kawasan Pantai Boom yang terletak di dekat pusat
kota agar terlihat lebih bersih dan nyaman sebagai salah satu objek
wisata tujuan masyarakat.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika dihubungi di Banyuwangi, Kamis, mengatakan kawasan Pantai Boom sebenarnya masuk wilayah PT Pelindo III (Persero), tetapi pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan BUMN tersebut terkait rencana pembenahan itu.
"Kami sudah sepakat kerja sama, tinggal penataan. Selama ini kondisi Pantai Boom memang agak sedikit kotor dan kurang nyaman bagi pengunjung," ujarnya.
Untuk rencana pembenahan dan penataan Pantai Boom, lanjut bupati, pihaknya akan melibatkan empat arsitek ternama yang akan berkolaborasi dengan arsitek lokal.
"Kami akan tempatkan patung penari gandrung yang ikonik di pesisir pantai. Jadi, nanti tidak afdol ke Banyuwangi kalau belum foto di pinggir penari gandrung yang ada di Pantai Boom," tambahnya.
Selain itu, penataan juga dilakukan pada stan atau kios pedagang kaki lima agar kondisinya tidak semrawut dan nyaman untuk tempat berwisata keluarga.
Sebagai tambahan atraksi wisata, Abdullah Azwar Anas mengatakan keberadaan gedung-gedung tua yang ada di seputar Pantai Boom akan tetap dipertahankan sebagaimana aslinya dan hanya dibersihkan.
"Kami targetkan dalam tiga bulan ke depan sudah tuntas semua penataannya sehingga jelang akhir tahun sudah sangat terasa perbedaannya dibanding kondisi saat ini," ujar Anas tanpa merinci jumlah anggaran yang disiapkan.
Program promosi Pantai Boom sebagai kawasan tujuan wisata sudah dilakukan Pemkab Banyuwangi sejak dua tahun terakhir, di antaranya melalui penyelenggaraan Festival Gandrung Sewu dan Festival Jazz Pantai yang menghadirkan artis-artis asal Jakarta.
Dua kegiatan yang masuk rangkaian agenda tahunan Banyuwangi Festival tersebut menyedot ribuan pengunjung, tidak hanya dari daerah setempat, tetapi juga luar Banyuwangi. (*)
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika dihubungi di Banyuwangi, Kamis, mengatakan kawasan Pantai Boom sebenarnya masuk wilayah PT Pelindo III (Persero), tetapi pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan BUMN tersebut terkait rencana pembenahan itu.
"Kami sudah sepakat kerja sama, tinggal penataan. Selama ini kondisi Pantai Boom memang agak sedikit kotor dan kurang nyaman bagi pengunjung," ujarnya.
Untuk rencana pembenahan dan penataan Pantai Boom, lanjut bupati, pihaknya akan melibatkan empat arsitek ternama yang akan berkolaborasi dengan arsitek lokal.
"Kami akan tempatkan patung penari gandrung yang ikonik di pesisir pantai. Jadi, nanti tidak afdol ke Banyuwangi kalau belum foto di pinggir penari gandrung yang ada di Pantai Boom," tambahnya.
Selain itu, penataan juga dilakukan pada stan atau kios pedagang kaki lima agar kondisinya tidak semrawut dan nyaman untuk tempat berwisata keluarga.
Sebagai tambahan atraksi wisata, Abdullah Azwar Anas mengatakan keberadaan gedung-gedung tua yang ada di seputar Pantai Boom akan tetap dipertahankan sebagaimana aslinya dan hanya dibersihkan.
"Kami targetkan dalam tiga bulan ke depan sudah tuntas semua penataannya sehingga jelang akhir tahun sudah sangat terasa perbedaannya dibanding kondisi saat ini," ujar Anas tanpa merinci jumlah anggaran yang disiapkan.
Program promosi Pantai Boom sebagai kawasan tujuan wisata sudah dilakukan Pemkab Banyuwangi sejak dua tahun terakhir, di antaranya melalui penyelenggaraan Festival Gandrung Sewu dan Festival Jazz Pantai yang menghadirkan artis-artis asal Jakarta.
Dua kegiatan yang masuk rangkaian agenda tahunan Banyuwangi Festival tersebut menyedot ribuan pengunjung, tidak hanya dari daerah setempat, tetapi juga luar Banyuwangi. (*)
Nyepi, Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk Ditutup Sehari
BANYUWANGI,
- Untuk menghormati umat Hindu di Pulau Bali yang akan melaksanakan
Hari Nyepi, Senin (31/3/2014), Pelabuhan Ketapang Banyuwangi akan
ditutup selama sehari. Menurut Manajer Operasional PT Angkutan Sungai
Danau dan Penyebrangan Pelabuhan Ketapang Saharuddin Kotto, Pelabuhan
Ketapang yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali akan ditutup pada
tanggal 30 Maret 2014 sekira pukul 23.00 Wib atau 24.00 Wita.
"Sedangkan pelabuhan Gilimanuk ditutup jam 04.55 Wita. Memang Ketapang di tutup lebih awal agar kendaraan dari Jawa yang ke Bali bisa sampai tujuan sebelum nyepi," katanya, Jumat (28/03/2014).
Sementara itu, Pelabuhan Ketapang akan kembali dibuka per 1 April 2014 sekira pukul 05.30 Wib atau 06.30 Wita.
"Sedangkan dari Pelabuhan Gilimanuk menyesuaikan," tuturnya.
Menjelang penutupan, sejak Jumat, arus kendaraan dari Bali didominasi plat nomer DK.
"Paling banyak kendaraan roda dua, pejalan kaki termasuk roda empat. Dan mulai hari sudah ada ini peningkatan sekitar 20 persen," jelas Saharuddin.
Ia juga menjelaskan arus puncak arus mudik diperkirakan pada hari Minggu.
"Sudah diantisipasi dengan menyiapkan 32 kapal yang terdiri dari 17 kapal roro dan 15 sisanya kapal barang," pungkasnya.
"Sedangkan pelabuhan Gilimanuk ditutup jam 04.55 Wita. Memang Ketapang di tutup lebih awal agar kendaraan dari Jawa yang ke Bali bisa sampai tujuan sebelum nyepi," katanya, Jumat (28/03/2014).
Sementara itu, Pelabuhan Ketapang akan kembali dibuka per 1 April 2014 sekira pukul 05.30 Wib atau 06.30 Wita.
"Sedangkan dari Pelabuhan Gilimanuk menyesuaikan," tuturnya.
Menjelang penutupan, sejak Jumat, arus kendaraan dari Bali didominasi plat nomer DK.
"Paling banyak kendaraan roda dua, pejalan kaki termasuk roda empat. Dan mulai hari sudah ada ini peningkatan sekitar 20 persen," jelas Saharuddin.
Ia juga menjelaskan arus puncak arus mudik diperkirakan pada hari Minggu.
"Sudah diantisipasi dengan menyiapkan 32 kapal yang terdiri dari 17 kapal roro dan 15 sisanya kapal barang," pungkasnya.
Selasa, 25 Maret 2014
Burung Hantu Makin Diminati
Gambiran- Pengembangbiakan burung hantu sebagai
predator hama tikus makin digemari para petani. Kali ini sekelompok
petani di Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, melakukan
pengembangbiakan burung hantu tyto alba (serak jawa). Pengembangbiakan
burung hantu tyto alba itu dimotori kelompok tani Lintas Lestari di Desa
Wringinagung dan dilakukan secara swadaya melalui para anggota. Ketua
Kelompok Tani Lintas Lestari Mat Ali menuturkan, pengembangbiakan tyto
alba sepenuhnya menggunakan biaya swadaya anggota.
Untuk pengembangbiakan atau
menangkar burung hantu jenis tyto alba itu, perwakilan anggota Lintas
Lestari harus studi banding ke Telogo Biru, Demak, Jawa Tengah, dengan
biaya sendiri. Dengan adanya pengembangbiakan tyto alba itu, sekarang
petani di wilayah Wringinrejo mulai terbantu. “Meskipun tidak semua
lahan pertanian bisa didirikan pagupon burung,” tuturnya.
Siti Zulaika, 30, PPL yang selama
ini mendampingi petani di Desa Wringinrejo menuturkan, lahan
pertanian di desa tersebut sekitar 440 hektare dan yang terbantu oleh
pengembangbiakan burung hantu hanya 114 hektare. Sisanya masih
terkendala kekurangan anggaran untuk membuat pagupon Zulaika
menjelaskan, burung hantu jenis tyto alba bukan hanya memakan tikus
setelah kenyang lalu pergi. “Burung tyto alba terkenal de ngan sebutan
predator karena begitu melihat ti kus pasti akan diburu dan dibunuh,”
tandasnya.
Kepala Desa Wringinrejo Mu’adim Damiri,
51, me nambahkan, kelompok Tani Lintas Lestari se benarnya dulu pernah
mengajukan proposal bantuan ke Dinas Pertanian Banyuwangi.
Bahkan, perwakilan Dinas Pertanian sudah datang dan melihat langsung
pengembangbiakan bu rung hantu. “Kami berharap agar kelompok tani
Lintas Lestari segera mendapat perhatian dan nanti bisa dikembangkan di
daerah lain yang selama ini selalu diresahkan hama tikus,” harapnya.
(radar)
Alasan Bupati Banyuwangi ke Kantor Bersepeda
Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pagi
ini kompak bersama beberapa kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
berangkat ke kantor dengan bersepeda.
Dia berangkat dari rumah dinasnya di Pendopo Sabha Swagata Blambangan menuju Pemkab Banyuwangi. Rutinitas bersepedanya ini sengaja ia lakukan sambil blusukan ke gang-gang di kawasan kota untuk mengkontrol kebersihan. Terutama kebersihan di sekitar jembatan sungai di wilayah perkotaan.
"Kalau blusukan naik sepeda gini kan rute-nya bisa saya pilih bergilir. Jadi saya ngerti mana wilayah yang masih kotor dan sudah mulai ada perubahan," kata Bupati Anas usai bersepeda, Selasa (25/03/2014).
Bupati Anas merasa enjoy dengan memilih ngonthel saat berkegiatan pagi. Ia bisa melihat potret Banyuwangi dari sisi lain dengan leluasa. Sementara blusukan bersepeda pagi ini, Bupati Anas ditemani beberapa kepala dinas.
Diantaranya Kepala Dinas Pengairan, Kadis DKP, Kadispeda, Kadis Budaya dan Pariwisata, Kadis PU Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang dan beberapa lainnya.
Dari pantauan, ada 2 jembatan sungai di kawasan Jalan Kyai Ashari yang sempat mencuri perhatian Bupati Anas. Ia mengaku masih miris melihat kebiasaan beberapa warganya yang masih suka membuang sampah ke sungai. Padahal di sekitar bantaran sungai sudah disediakan tempat sampah dan papan peringatan agar membuang sampah pada tempatnya. Sayangnya papan peringatan itu masih diabaikan warga.
"Ya ini kebiasaan warga perlu dididik lagi supaya mau sadar membangun kebersihan. Ini gimana masih banyak kebiasaan masyarakat yang buang sampah ke sungai. Masih banyak sampah plastik ya," imbuhnya.
Selepas berhenti di beberapa jembatan, Bupati Anas juga memperhatikan beberapa sudut gang yang sengaja dibangun secara permanen untuk dijadikan warung. Padahal kawasan Gang Candi Sewu bukan diperuntukkan bagi PKL. Tidak heran jika gang itu semakin sempit dan kotor.
"Ini bisa ditertibkan ya pak camat, dikumpulkan RT/RW supaya mau berbenah sama-sama," tegur Anas.
Setelah 30 menit berkeliling blusukan ke gang-gang di sekitar kota, Bupati Anas menggenjot sepedanya menuju pemkab dan melakukan evaluasi dengan kepala SKPD yang ikut bersepeda perihal sudut pandang kebiasaan buuk warga yang ditangkap hari ini. Bupati Anas bertekad meramu formula perubahan agar kebiasaan masyarakat menjaga kebersihan bisa tertanam sejak dini.
"Kita langsung evaluasi tentang potret Banyuwangi hari ini," pungkas Anas.
detik
Dia berangkat dari rumah dinasnya di Pendopo Sabha Swagata Blambangan menuju Pemkab Banyuwangi. Rutinitas bersepedanya ini sengaja ia lakukan sambil blusukan ke gang-gang di kawasan kota untuk mengkontrol kebersihan. Terutama kebersihan di sekitar jembatan sungai di wilayah perkotaan.
"Kalau blusukan naik sepeda gini kan rute-nya bisa saya pilih bergilir. Jadi saya ngerti mana wilayah yang masih kotor dan sudah mulai ada perubahan," kata Bupati Anas usai bersepeda, Selasa (25/03/2014).
Bupati Anas merasa enjoy dengan memilih ngonthel saat berkegiatan pagi. Ia bisa melihat potret Banyuwangi dari sisi lain dengan leluasa. Sementara blusukan bersepeda pagi ini, Bupati Anas ditemani beberapa kepala dinas.
Diantaranya Kepala Dinas Pengairan, Kadis DKP, Kadispeda, Kadis Budaya dan Pariwisata, Kadis PU Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang dan beberapa lainnya.
Dari pantauan, ada 2 jembatan sungai di kawasan Jalan Kyai Ashari yang sempat mencuri perhatian Bupati Anas. Ia mengaku masih miris melihat kebiasaan beberapa warganya yang masih suka membuang sampah ke sungai. Padahal di sekitar bantaran sungai sudah disediakan tempat sampah dan papan peringatan agar membuang sampah pada tempatnya. Sayangnya papan peringatan itu masih diabaikan warga.
"Ya ini kebiasaan warga perlu dididik lagi supaya mau sadar membangun kebersihan. Ini gimana masih banyak kebiasaan masyarakat yang buang sampah ke sungai. Masih banyak sampah plastik ya," imbuhnya.
Selepas berhenti di beberapa jembatan, Bupati Anas juga memperhatikan beberapa sudut gang yang sengaja dibangun secara permanen untuk dijadikan warung. Padahal kawasan Gang Candi Sewu bukan diperuntukkan bagi PKL. Tidak heran jika gang itu semakin sempit dan kotor.
"Ini bisa ditertibkan ya pak camat, dikumpulkan RT/RW supaya mau berbenah sama-sama," tegur Anas.
Setelah 30 menit berkeliling blusukan ke gang-gang di sekitar kota, Bupati Anas menggenjot sepedanya menuju pemkab dan melakukan evaluasi dengan kepala SKPD yang ikut bersepeda perihal sudut pandang kebiasaan buuk warga yang ditangkap hari ini. Bupati Anas bertekad meramu formula perubahan agar kebiasaan masyarakat menjaga kebersihan bisa tertanam sejak dini.
"Kita langsung evaluasi tentang potret Banyuwangi hari ini," pungkas Anas.
detik
Sabtu, 22 Maret 2014
Surat Terbuka Buat Ivan Gunawan dari Banyuwangi
Ivan gunawan adalah salah satu juri tamu yang ada di kompetisi D'Academy disalah satu televisi nasional Indosiar, dan pada hari kamis 20 maret 2014 lalu telah membuat geram Warga Banyuwangi dikarenakan komentarnya kepada Dona salah satu Nominasi asal Tulungagung saat di minta juri menyanyikan lagu Umbul-Umbul Blambangan dia (Ivan) mengatakan bahwa lagu Umbul-Umbul Blambangan adalah lagu pemanggil Hujan, dan hal ini sangatlah menyakitkan buat warga Banyuwangi seharusnya walau hanya candaan tetapi dia juga harus menghormati warga banyuwang.
oleh sebab itu kami warga Banyuwangi menyampaikan surat terbuka bagi Ivan gunawan melalui media sebagai permintaan maafnya kepada warga banyuwangi.
oleh sebab itu kami warga Banyuwangi menyampaikan surat terbuka bagi Ivan gunawan melalui media sebagai permintaan maafnya kepada warga banyuwangi.
4 Gunung di Jatim Waspada, Ijen Paling Berbahaya
Surabaya - Empat
gunung di Jawa Timur, yaitu Gunung Semeru, Bromo, Ijen, dan Raung, masih
berstatus waspada. Menurut pakar vulkanologi Surono, keempatnya
memiliki karakter yang berbeda. "Gunung Semeru perlu diwaspadai karena
sesekali masih meletus," kata Surono.
Sedangkan Gunung Bromo, menurut dia, sering mengeluarkan gas beracun yang berbahaya jika dihirup. Apalagi, bibir kawah Gunung Bromo sangat diminati sehingga didekati turis. "Masih ingat ada dua turis Singapura yang meninggal dunia?" kata Mbah Rono--sapaan akrab Surono.
Gunung Raung memiliki bentuk yang tinggi dan terdengar suara gemuruh yang meraung-raung. Namun letusannya jatuh ke kawahnya yang dalam dan lebar sehingga tidak berbahaya.
Adapun yang termasuk gunung api berbahaya adalah Gunung Ijen. Sebab, volume air danau kawahnya yang mencapai 36 juta meter kubik bersifat sangat asam. Kalaupun letusannya tidak besar tapi tumpah 10 persen dari volume yang ada, luapannya sama dengan letusan Gunung Kelud yang bersifat besar tapi berlangsung singkat.
"Kalau dia (Ijen) tumpah 10 persen saja, itu kan sama dengan Kelud, di bawah 5 juta meter kubik. Dia tumpah sedikit saja itu sudah berbahaya," kata Mbah Rono.
Bahkan kandungan fosfor di Ijen sangat tinggi sehingga bisa merusak gigi dan tulang. Jika dibandingkan dengan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo, kandungan gas beracun di Ijen jauh lebih berbahaya.
Lantaran sangat berbahaya, Mbah Rono mengingatkan para pendaki dan penambang untuk menghindari kawasan Ijen. Kawah Ijen tidak boleh didekati, terutama pada pagi hari atau sebelum terdapat sinar matahari. Ini lantaran gas beracun mengambang setinggi manusia ketika tidak ada matahari. Pada saat matahari muncul, gas pun memuai.
tempo
Sedangkan Gunung Bromo, menurut dia, sering mengeluarkan gas beracun yang berbahaya jika dihirup. Apalagi, bibir kawah Gunung Bromo sangat diminati sehingga didekati turis. "Masih ingat ada dua turis Singapura yang meninggal dunia?" kata Mbah Rono--sapaan akrab Surono.
Gunung Raung memiliki bentuk yang tinggi dan terdengar suara gemuruh yang meraung-raung. Namun letusannya jatuh ke kawahnya yang dalam dan lebar sehingga tidak berbahaya.
Adapun yang termasuk gunung api berbahaya adalah Gunung Ijen. Sebab, volume air danau kawahnya yang mencapai 36 juta meter kubik bersifat sangat asam. Kalaupun letusannya tidak besar tapi tumpah 10 persen dari volume yang ada, luapannya sama dengan letusan Gunung Kelud yang bersifat besar tapi berlangsung singkat.
"Kalau dia (Ijen) tumpah 10 persen saja, itu kan sama dengan Kelud, di bawah 5 juta meter kubik. Dia tumpah sedikit saja itu sudah berbahaya," kata Mbah Rono.
Bahkan kandungan fosfor di Ijen sangat tinggi sehingga bisa merusak gigi dan tulang. Jika dibandingkan dengan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo, kandungan gas beracun di Ijen jauh lebih berbahaya.
Lantaran sangat berbahaya, Mbah Rono mengingatkan para pendaki dan penambang untuk menghindari kawasan Ijen. Kawah Ijen tidak boleh didekati, terutama pada pagi hari atau sebelum terdapat sinar matahari. Ini lantaran gas beracun mengambang setinggi manusia ketika tidak ada matahari. Pada saat matahari muncul, gas pun memuai.
tempo
Misteri Kerajaan Macan Putih Di Gunung Raung
BANYUWANGI- Gunung Raung termasuk dalam deretan pegunungan ijen, tepatnya di Perbatasan 3 Kabupaten yaitu Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Gunung Raung memiliki pemandangan yang menarik serta hamparan flora dan
berbagai jenis satwa. Hutan yang terdapat di Raung meliputi kawasan
hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan
Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung ini juga merupakan Gunung
kawah terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora yang memiliki
diameter sekitar ± 2 km dan merupakan gunung berapi aktif tertinggi
kedua di Pulau Jawa
Gunung Raung mempunyai banyak jalur pendakian dan masing-masing jalur mempunyai puncak (titik tertinggi) tersendiri. Jalur Sumber Wringin, Bondowoso merupakan jalur termudah untuk mencapai puncak gunung. Titik tertinggi pada jalur ini ada disisi timur kaldera gunung raung.
Selain besar, unik dan penuh dengan misteri, Gunung Raung berbeda dengan
tipe gunung di jawa pada umumnya. Keunikan dari Puncak Gunung Raung
adalah kalderanya yang berbentuk elips sekitar 500 meter dalamnya,
selalu berasap dan sering menyemburkan api dan terdapat kerucut setinggi
kurang lebih 100m.
Gunung Raung termasuk gunung tua dengan kaldera di puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan. Gunung paling timur yang ada di pulau jawa ini, keindahannya dapat kita lihat dari pulau Bali, tepatnya ketika kita berada di pantai Lovina Singaraja Bali Utara pada akhir siang atau ketika sunset di Lovina Beach. Keindahan gunung raung ini akan terlihat indah. Jajaran pegunungan berapi di timur pulau jawa ini memiliki keindahan yang sangat unik. Gunung Raung sudah terlihat dari nama-nama pos pendakian yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Semua itu mempunyai sejarah tersendiri hingga dinamakan demikian.
Pondok Sumur misalnya, katanya terdapat sebuah sumur yang biasa digunakan seorang pertapa sakti asal Gresik. Sumur dan pertapa itu dipercaya masih ada, hanya saja tak kasat mata. Di Pondok Sumur ini, saat berkemah, juga terdengar suara derap kaki kuda yang seakan melintas di belakang tenda.
Selanjutnya Pondok Demit, disinilah tempat aktivitas jual-beli para lelembut atau dikenal dengan Parset (Pasar Setan). Sehingga, pada hari-hari tertentu akan terdengar keramaian pasar yang sering diiringi dengan alunan musik. Lokasi pasar setan terletak disebelah timur jalur, sebuah lembah dangkal yang hanya dipenuhi ilalang setinggi perut dan pohon perdu.
Pondok Mayit adalah pos yang sejarahnya paling menyeramkan, karena dulu pernah ditemukan sesosok mayat yang menggantung di sebuah pohon. Mayat itu adalah seorang bangsawan Belanda yang dibunuh oleh para pejuang saat itu.
Tak jauh dari Pondok Mayit, adalah Pondok Angin yang juga merupakan pondok terakhir atau base camp pendaki. Tempat ini menyajikan pemandangan yang memukau karena letaknya yang berada di puncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang ada disekitarnya. Gemerlapnya kota Bondowoso dan Situbondo serta sambaran kilat jika kota itu mendung, menjadi fenomena alam yang sangat luar biasa. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti maraung-raung di pendengaran. Karenanya gunung ini dinamakan Raung, suara anginnya yang meraung di telinga terkadang dapat menghempaskan kita didasar jurang yang terjal.
Sebelah barat yang merupakan perbukitan terjal itu adalah lokasi kerajaan Macan Putih, singgasananya Pangeran Tawangulun. Di sini, juga sering terengar derap kaki suara kuda dari kereta kencana. Konon, pondok Angin ini merupakan pintu gerbang masuk kerajaan gaib itu.
Konon, di perbukitan yang mengelilingi kaldera itulah kerajaan Macan Putih berdiri. Sebuah kerajaan yang berdiri saat gunung ini meletus tahun 1638. Pusatnya terletak di puncak Gunung Raung. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Pangeran Tawangulun. Beliau adalah salah-satu anak raja Kerajaan Majapahit yang hilang saat bertapa di gunung. Keberadaan kerajaan itu sedikit banyak masih memiliki hubungan yang erat dengan penduduk setempat. Misalnya bila terjadi upacara pernikahan di kerajaan, maka hewan-hewan di perkampungan banyak yang mati. Hewan-hewan itu dijadikan upeti bagi penguasa kerajaan.
Menurut masyarakat setempat, seluruh isi dan penghuni kerajaan Macan Putih lenyap masuk ke alam gaib atau dikenal dengan istilah mukso. Dan hanya pada saat tertentu, tepatnya setiap malam jum’at kliwon, kerajaan itu kembali ke alam nyata.
Pangeran Tawangulun dipercaya merupakan salah satu suami dari Nyai Roro Kidul. Setiap malam jum’at itulah penguasa laut selatan mengunjungi suaminya. Biasanya, akan terdengar suara derap kaki kuda ditempat yang sakral. Suara tersebut berasal dari kereta kencana Sang Ratu yang sedang mengunjungi sang suami Pangeran Tawangulun.
Konon katannya bila mendengar suara tersebut lebih baik pura-pura tidak mendengar. Jika dipertegas, suara akan bertambah keras dan mungkin akan menampak wujudnya. Bila demikian, kemungkinan kita akan terbawa masuk ke alam gaib dan kemudian dijadikan abdi dalem kerajaan Macan Putih.
Gunung Raung mempunyai banyak jalur pendakian dan masing-masing jalur mempunyai puncak (titik tertinggi) tersendiri. Jalur Sumber Wringin, Bondowoso merupakan jalur termudah untuk mencapai puncak gunung. Titik tertinggi pada jalur ini ada disisi timur kaldera gunung raung.
Gunung Raung termasuk gunung tua dengan kaldera di puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan. Gunung paling timur yang ada di pulau jawa ini, keindahannya dapat kita lihat dari pulau Bali, tepatnya ketika kita berada di pantai Lovina Singaraja Bali Utara pada akhir siang atau ketika sunset di Lovina Beach. Keindahan gunung raung ini akan terlihat indah. Jajaran pegunungan berapi di timur pulau jawa ini memiliki keindahan yang sangat unik. Gunung Raung sudah terlihat dari nama-nama pos pendakian yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Semua itu mempunyai sejarah tersendiri hingga dinamakan demikian.
Pondok Sumur misalnya, katanya terdapat sebuah sumur yang biasa digunakan seorang pertapa sakti asal Gresik. Sumur dan pertapa itu dipercaya masih ada, hanya saja tak kasat mata. Di Pondok Sumur ini, saat berkemah, juga terdengar suara derap kaki kuda yang seakan melintas di belakang tenda.
Selanjutnya Pondok Demit, disinilah tempat aktivitas jual-beli para lelembut atau dikenal dengan Parset (Pasar Setan). Sehingga, pada hari-hari tertentu akan terdengar keramaian pasar yang sering diiringi dengan alunan musik. Lokasi pasar setan terletak disebelah timur jalur, sebuah lembah dangkal yang hanya dipenuhi ilalang setinggi perut dan pohon perdu.
Pondok Mayit adalah pos yang sejarahnya paling menyeramkan, karena dulu pernah ditemukan sesosok mayat yang menggantung di sebuah pohon. Mayat itu adalah seorang bangsawan Belanda yang dibunuh oleh para pejuang saat itu.
Tak jauh dari Pondok Mayit, adalah Pondok Angin yang juga merupakan pondok terakhir atau base camp pendaki. Tempat ini menyajikan pemandangan yang memukau karena letaknya yang berada di puncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang ada disekitarnya. Gemerlapnya kota Bondowoso dan Situbondo serta sambaran kilat jika kota itu mendung, menjadi fenomena alam yang sangat luar biasa. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti maraung-raung di pendengaran. Karenanya gunung ini dinamakan Raung, suara anginnya yang meraung di telinga terkadang dapat menghempaskan kita didasar jurang yang terjal.
Sebelah barat yang merupakan perbukitan terjal itu adalah lokasi kerajaan Macan Putih, singgasananya Pangeran Tawangulun. Di sini, juga sering terengar derap kaki suara kuda dari kereta kencana. Konon, pondok Angin ini merupakan pintu gerbang masuk kerajaan gaib itu.
Konon, di perbukitan yang mengelilingi kaldera itulah kerajaan Macan Putih berdiri. Sebuah kerajaan yang berdiri saat gunung ini meletus tahun 1638. Pusatnya terletak di puncak Gunung Raung. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Pangeran Tawangulun. Beliau adalah salah-satu anak raja Kerajaan Majapahit yang hilang saat bertapa di gunung. Keberadaan kerajaan itu sedikit banyak masih memiliki hubungan yang erat dengan penduduk setempat. Misalnya bila terjadi upacara pernikahan di kerajaan, maka hewan-hewan di perkampungan banyak yang mati. Hewan-hewan itu dijadikan upeti bagi penguasa kerajaan.
Menurut masyarakat setempat, seluruh isi dan penghuni kerajaan Macan Putih lenyap masuk ke alam gaib atau dikenal dengan istilah mukso. Dan hanya pada saat tertentu, tepatnya setiap malam jum’at kliwon, kerajaan itu kembali ke alam nyata.
Pangeran Tawangulun dipercaya merupakan salah satu suami dari Nyai Roro Kidul. Setiap malam jum’at itulah penguasa laut selatan mengunjungi suaminya. Biasanya, akan terdengar suara derap kaki kuda ditempat yang sakral. Suara tersebut berasal dari kereta kencana Sang Ratu yang sedang mengunjungi sang suami Pangeran Tawangulun.
Konon katannya bila mendengar suara tersebut lebih baik pura-pura tidak mendengar. Jika dipertegas, suara akan bertambah keras dan mungkin akan menampak wujudnya. Bila demikian, kemungkinan kita akan terbawa masuk ke alam gaib dan kemudian dijadikan abdi dalem kerajaan Macan Putih.
Banyuwangi Kabupaten Terbaik
BANYUWANGI
- Satu lagi penghargaan tingkat nasional dibawa pulang Bupati Abdullah
Azwar Anas. Kali ini Banyuwangi berhasil meraih Government Awards
sebagai salah satu di antara sepuluh kabupaten terbaik di Indonesia
tahun 2014.
Penghargaan itu diserahkan Menteri
Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi kepada Bupati Anas di Hotel Sahid
Jakarta Kamis (20/3). Penganugerahan tersebut juga dihadiri Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.
Penghargaan yang diinisiasi sebuah
majalah nasional terbitan Jakarta itu menempatkan Banyuwangi di
peringkat ketujuh sebagai kabupaten terbaik dalam kategori pertumbuhan
ekonomi kreatif.
Dewan juri penghargaan tersebut terdiri
atas para peneliti dari Indonesia Research Center (IRC) dan pakar
otonomi daerah Prof Dr Ryas Rasyid. Selain melihat langsung kegiatan
pemerintahan, mereka melakukan penelitian yang melibatkan berbagai
elemen masyarakat Banyuwangi.
Bupati Anas mengatakan, pihaknya getol
mendorong kemajuan industri kreatif berbasis pariwisata. "Sejumlah
subsektor industri kreatif seperti seni pertunjukan, desain, arsitektur,
fashion, kerajinan, dan pasar barang seni kami dorong agar tumbuh dan
bisa berdampak ekonomi pada masyarakat," ungkap Anas.
(afi/c1/bay/JPNN/c10/bh)
Rabu, 19 Maret 2014
Jumlah Penderita HIV Tinggi, Bangun Klinik VCT di Setiap Puskesmas
BANYUWANGI-Banyuwangi menjadi satu dari empat wilayah merah penyebaran HIV/AIDS di Jawa Timur selain Surabaya, Malang dan Jember. Hingga Maret 2014 jumlah penderita HIV/AIDS di kabupaten paling timur Jawa ini mencapai 1703 penderita.
"Ini menempatkan Banyuwangi di peringkat ketiga (terbanyak penderita HIV/AIDS) di Jatim setelah Surabaya dan Malang," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Widji Lestariono, Rabu (19/3/2014) saat semiloka strategi penanggulangan HIV/AIDS.
Lestariono mengatakan di Banyuwangi, jumlah orang dengan HIV/AIDS bisa saja melebihi jumlah 1703, mengingat tidak semua orang dengan HIV/AIDS atau ODHA tercatat.
"Menurut ilmu epidemiologi, satu kasus yang sudah ditemukan, sebetulnya mewakili 100 kasus. Jadi jika jumlah penderita HIV/AIDS Banyuwangi 1703 orang, maka itu sama artinya, di Banyuwangi ada 170.300 kasus,"jelasnya.
Terkait upaya menekan penyebaran HIV/AIDS, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menargetkan pada 2015 mendatang semua puskesmas sudah dapat melayani ODHA.
"Saat ini, dari 45 puskesmas di Banyuwangi, baru 15 puskesmas yang memiliki klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Voluntary Counseling Test (VCT)," lanjut Lestariono.
Selain itu, Pemerintah Banyuwangi akan menambah rumah sakit rujukan ODHA. Saat ini di Banyuwangi baru dua rumah sakit yang memiliki VCT.
sumber surya
Anggota PPK Banyuwangi Dihimbau Tidak Boikot Pemilu
BANYUWANGI - Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Banyuwangi dihimbau tidak mogok bekerja meski ada keterlambatan pembayaran honor selama tiga bulan.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memastikan anggota PPK segera menerima honor yang menjadi haknya.
"Saya harap teman-teman bersabar. Minggu-minggu ini bisa pencairan," kata Kencana Nira, Staff Ahli Ekonomi dan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Rabu (19/3/2014).
Sejumlah anggota PPK di Kabupaten Banyuwangi, Rabu (19/3/2014) siang menggelar unjuk rasa di kantor KPU menuntut pembayaran honor selama tiga bulan.
Kencana mengatakan, keterlambatan pembayaran honor terjadi karena belum adanya Surat Keputusan (SK) Bupati terkait seketaris PPK.
Padahal, seketaris PPK inilah yang bisa mencairkan dana honor PPK di KPU.
"Hari ini SK tersebut akan ditandatangani Bupati, dan honor teman-teman PPK langsung kami rapel mulai Januari hingga Maret," lanjut Kencana.
Mengenai keterlambatan pembuatan SK ini, Kencana mengatakan, hal tersebut terjadi karena beberapa hal, diantaranya mutasi pejabat kecamatan, seperti seketaris camat yang diangkat sebagai camat atau camat yang mutasi wilayah kerja.
Honor Belum Cair, PPK Banyuwangi Ancam Boikot Pemilu
BANYUWANGI - Sejumlah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) menggelar unjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi, Rabu (19/3/2014).
Mereka menuntut pembayaran honor selama empat bulan yang belum dibayar KPU.
Para anggota PPK ini membentangkan aneka poster menuntut pencairan yang bersumber dari dana APBN ini cepat diselesaikan.
Suwarno, anggota PPK kecamatan Purwoharjo mengatakan, keterlambatan honor Rp1 juta per bulan ini karena belum adanya Surat Keputusan (SK) dari bupati.
Padahal, SK ini akan menjadi payung hukum bagi sekretaris PPK untuk mencairkan dana yang saat ini sudah ada di KPU.
"Dalam pertemuan sebelumnya, dijanjikan SK akan selesai, tapi sampai hari ini belum juga ada," kata Suwarno.
Suwarno takut, keterlambatan honor bagi 120 PPK di Banyuwangi dapat mengganggu pelaksanaan Pemilu Legislatif pada 9 April mendatang.
Selain PPK, Suwarno mengatakan honor 615 Panitia Pemungut Suara (PPS) juga belum dibayar.
"Kalau belum juga cair, kami bisa jadi akan melakukan boikot," pungkas Suwarno.
SURYA
Mereka menuntut pembayaran honor selama empat bulan yang belum dibayar KPU.
Para anggota PPK ini membentangkan aneka poster menuntut pencairan yang bersumber dari dana APBN ini cepat diselesaikan.
Suwarno, anggota PPK kecamatan Purwoharjo mengatakan, keterlambatan honor Rp1 juta per bulan ini karena belum adanya Surat Keputusan (SK) dari bupati.
Padahal, SK ini akan menjadi payung hukum bagi sekretaris PPK untuk mencairkan dana yang saat ini sudah ada di KPU.
"Dalam pertemuan sebelumnya, dijanjikan SK akan selesai, tapi sampai hari ini belum juga ada," kata Suwarno.
Suwarno takut, keterlambatan honor bagi 120 PPK di Banyuwangi dapat mengganggu pelaksanaan Pemilu Legislatif pada 9 April mendatang.
Selain PPK, Suwarno mengatakan honor 615 Panitia Pemungut Suara (PPS) juga belum dibayar.
"Kalau belum juga cair, kami bisa jadi akan melakukan boikot," pungkas Suwarno.
SURYA
Pelesir ke Banyuwangi, Jangan Lupa Sego Cawuk
BANYUWANGI, - Jika Anda berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur, harus menyempatkan sarapan khas masyarakat Using yang terkenal. Namanya Sego Cawuk. Anda dengan mudah mendapatkannya hampir di seluruh wilayah Banyuwangi khususnya yang masih ditempati masyarakat Suku Using.
Seperti warung milik Mak Mantih (72) di Dusun Prejengan, Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi. Kepada Kompas.com, Mak Mantih mengaku sehari menghabiskan sampai 10 kilogram beras. "Kalau hari Minggu atau libur malah bisa sampai 15 kilo. Kalau bukanya ya mulai jam 6 pagi sampai jam jam 10. Kan Sego Cawuk ini memang pasnya buat sarapan," katanya.
Mak Mantih menjelaskan Sego Cawuk terdiri dari nasi dengan campuran kuah yang terbuat dari parutan kelapa muda, jagung muda yang dibakar dan dicampur dengan timun serta dibumbui cabai, bawang merah, bawang putih dan sedikit asam sehingga rasanya pedas segar.
"Biasanya ditambahkan dengan kuah pindang khas Banyuwangi yang terbuat dari gula pasir yang dimasak gendam, jadi hasil kuahnya manis dan dan bening," tuturnya.
Cara masak gendam ini hanya ada di Banyuwangi, yaitu gula pasir secukupnya dipanaskan di atas wajan sehingga lumer. Setelah berbentuk pasta langsung diberi air secukupnya, dan juga dibumbui seperti lengkuas, daun salam dan garam.
Untuk menambah kelezatan, Mak Mantih menyediakan banyak menu tambahan seperti pelasan atau pepes ikan laut, kikil, dendeng, dan juga telur di masak pindang. "Ikan laut yang dipelas ada ikan putihan, nus (jenis cumi kecil), lemuru, dan teri sekul (teri nasi)," katanya.
Ia mengaku setiap hari menghabiskan minimal 3 kilo ikan laut dan telur pindang 10 kilo. Tidak heran, warung kecil yang berada di sisi barat Pasar Rogojampi banyak didatangi pelanggan bahkan masyarakat Banyuwangi yang berada di luar kota. "Apalagi kalau liburan, wah rame sekali di sini. Rata-rata mereka kangen sama masakan khas Banyuwangi," katanya.
Nama cawuk,menurut perempuan yang berjualan sejak tahun 1972 ini berasal dari cara makan yang menggunakan tangan. "Kalau orang Using makan pakai tangan namanya 'dicawuk' karena mereka tidak biasa makan menggunakan sendok," ujarnya.
Harga yang ditawarkan untuk seporsi sego cawuk cukup terjangkau yakni Rp 7.000 sampai Rp 15.000 sesuai dengan lauk yang dipesan. "Yang paling banyak pesan pakai lauk pelasan sama telur pindang," katanya.
Suriyani, salah satu warga Banyuwangi kepada Kompas.com mengaku selalu menyempatkan diri sarapan di warung Mak Mantih. "Kebetulan kerjanya di Rogojampi, jadi kalau nggak sempat sarapan di rumah ya sarapan di sini. Pilihan lauknya juga banyak. Kalau rasanya seger banget pas buat sarapan pagi," jelasnya.
Tertarik? Untuk Anda yang menginap di kabupaten ujung timur Pulau Jawa jangan lewatkan sarapan Sego Cawuk di Banyuwangi.
SUMBER KOMPAS
Senin, 17 Maret 2014
BANYUWANGI LEBIH BAIK
Ahir ahir ini sereing kita lihat bahwa Bupati Banyuwangi sering muncul di beberapa media nasional dalam menyoroti tentang kinerjanya yang bisa dibilang luar biasa, mau gak mau memang harus diakui itu, lewat beliaulah Banyuwangi bisa lebih dikenal di kancah nasional.
Dalam beberapa hal Anas memang bisa di bilang pioner dalam berbagai kebijakan mulai dari pelaksanaan BFest walaupun banyak ditentang karena dikabarkan cukup menguras dana APBD Kab Banyuwangi, trus soal pelarangan Mall di dalam kota, syarat PNS IPK min 3.50, pemasangan 10.000 titik wifi, pelarangan buah impor, samapi yang terbaru adalah denda buang sampah sembarangan.
Dalam beberapa wawancara televisi anas selalu mengatakan bahwa denagn karakteristik Banyuwangi yang unik dimana 40%lebih bagian dari kabupaten banyuwangi adalah wilayah perkebunan makanya beliau menggenjot sektor pariwisata yang disebut sebagai Ecotourism guna meningkatkan taraf hidup masarakat dan mengurangi jumlah kemiskinan.
Semoga kedepannya masarakat banyuwangi bisa lebih baik, dan mampu bersaing dikancah nasional sebagai kabupaten dengan taraf hidup yang baik. eNWeA
Dalam beberapa hal Anas memang bisa di bilang pioner dalam berbagai kebijakan mulai dari pelaksanaan BFest walaupun banyak ditentang karena dikabarkan cukup menguras dana APBD Kab Banyuwangi, trus soal pelarangan Mall di dalam kota, syarat PNS IPK min 3.50, pemasangan 10.000 titik wifi, pelarangan buah impor, samapi yang terbaru adalah denda buang sampah sembarangan.
Dalam beberapa wawancara televisi anas selalu mengatakan bahwa denagn karakteristik Banyuwangi yang unik dimana 40%lebih bagian dari kabupaten banyuwangi adalah wilayah perkebunan makanya beliau menggenjot sektor pariwisata yang disebut sebagai Ecotourism guna meningkatkan taraf hidup masarakat dan mengurangi jumlah kemiskinan.
Semoga kedepannya masarakat banyuwangi bisa lebih baik, dan mampu bersaing dikancah nasional sebagai kabupaten dengan taraf hidup yang baik. eNWeA
4 Raperda Terbengkalai Karena Anggota DPRD Banyuwangi Sibuk Kampanye
Banyuwangi - Sedikitnya empat Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) di
Banyuwangi, Jawa Timur terancam terbengkalai pembahasannya. Ini karena
kebanyakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di daerah itu
sibuk berkampanye.
Salah satu Anggota DPRD Banyuwangi dari Partai Gerindra, Srihartatik membenarkan hal itu. Hartatik mengatakan, raperda itu antara lain tentang Cagar Budaya, Tempat Hiburan dan Administrasi Kependudukan. Hartatik belum bisa memastikan empat raperda itu bisa disahkan atau tidak. Karena saat ini sebagian besar anggota dewan fokus untuk kampanye.
"Kita finalisasi jelang raperda itu yang belum. Paripurna kita menunggu teman- teman aja dulu lah ya mungkin yang intinya mungkin sebelum bulan April. Belum selesai teman-teman belum menyelesaikan dan itu sendiri belum final kita masi ada beberapa dari Cagar Alam juga seperti itu belum berjalan," kata Srihartatik (17/3).
Hal serupa juga diutarakan oleh anggota DPRD Banyuwangi lain, Mohammad Abas. Menurut Abbas, pengesahan empat raperda tersebut dijadwalkan rampung dilakukan sebelum massa kerja DPRD Banyuwangi periode 2009-2014 berakhir.
Sementara itu, dari pantauan KBR68H memasuki kampanye hari kedua ini gedung DPRD Banyuwangi kosong. Dari 50 anggota DPRD hanya empat anggota dewan yang masuk. Kemungkinan sebagian besar anggota DPRD Banyuwangi akan bolos selama massa kampanye hingga hari H Pemilu Legeslatif 9 April mendatang.
sumber KBR68H
Salah satu Anggota DPRD Banyuwangi dari Partai Gerindra, Srihartatik membenarkan hal itu. Hartatik mengatakan, raperda itu antara lain tentang Cagar Budaya, Tempat Hiburan dan Administrasi Kependudukan. Hartatik belum bisa memastikan empat raperda itu bisa disahkan atau tidak. Karena saat ini sebagian besar anggota dewan fokus untuk kampanye.
"Kita finalisasi jelang raperda itu yang belum. Paripurna kita menunggu teman- teman aja dulu lah ya mungkin yang intinya mungkin sebelum bulan April. Belum selesai teman-teman belum menyelesaikan dan itu sendiri belum final kita masi ada beberapa dari Cagar Alam juga seperti itu belum berjalan," kata Srihartatik (17/3).
Hal serupa juga diutarakan oleh anggota DPRD Banyuwangi lain, Mohammad Abas. Menurut Abbas, pengesahan empat raperda tersebut dijadwalkan rampung dilakukan sebelum massa kerja DPRD Banyuwangi periode 2009-2014 berakhir.
Sementara itu, dari pantauan KBR68H memasuki kampanye hari kedua ini gedung DPRD Banyuwangi kosong. Dari 50 anggota DPRD hanya empat anggota dewan yang masuk. Kemungkinan sebagian besar anggota DPRD Banyuwangi akan bolos selama massa kampanye hingga hari H Pemilu Legeslatif 9 April mendatang.
sumber KBR68H
Progam Siswa Asuh Banyuwangi Masuk Nominator MDGs Award
Surabaya - Program Siswa Asuh Sebaya yang digulirkan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi salah satu
nominator "Millenium Development Goals Award" kategori bidang pendidikan
dari pemerintah.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan, gerakan Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang sudah dirintis sejak 2011, masuk dalam 63 program unggulan MDGs Award dari total 443 program di seluruh Indonesia.
MDGs (Sasaran Pembangunan Milenium) adalah program bersama seluruh dunia untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan pada 2015.
"Dengan menjadi nominator MDGs Award ini, tentu akan semakin memotivasi kami untuk membangun sektor pendidikan. Yang terpenting tentu bukan soal nominator penghargaan, tapi masyarakat kami bisa makin cerdas, makin sejahtera secara sosial dan ekonomi," kata Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu (16/3).
Anas menjelaskan, melalui gerakan ini, siswa yang berasal dari keluarga mampu secara ekonomi membantu siswa dari keluarga kurang mampu. Secara berkala di setiap sekolah, para siswa menggalang dana sukarela untuk membantu biaya pendidikan temannya yang kurang mampu.
"Ada yang menyumbang Rp1.000, Rp2.000, Rp 5.000, sukarela untuk membangun kepedulian dan modal sosial di antara generasi muda di Banyuwangi," ujarnya.
Pada tahun 2011, total dana SAS yang terkumpul sejumlah Rp293 juta, kemudian naik menjadi Rp1,05 miliar pada 2012 dan pada 2013 tercatat sekitar Rp1,6 miliar pada 2013.
Sementara jumlah siswa penerima manfaat gerakan SAS mencapai lebih dari 6.000 orang siswa dari 309 sekolah di seluruh wilayah Banyuwangi.
"Pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa. Jadi, SAS ini bukan sekadar membantu siswa, tapi lebih dari itu membangun kepedulian di lingkungan generasi muda," tambah Anas.
Bupati menambahkan gerakan SAS menjadi pelengkap dari program intervensi kebijakan sektor pendidikan Pemkab Banyuwangi lainnya, seperti Banyuwangi Cerdas dan Banyuwangi Belajar, yang memungkinkan pemegang kartu program tersebut bisa mengakses pendidikan hingga perguruan tinggi dengan beasiswa dari pemkab.
sumber antara
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan, gerakan Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang sudah dirintis sejak 2011, masuk dalam 63 program unggulan MDGs Award dari total 443 program di seluruh Indonesia.
MDGs (Sasaran Pembangunan Milenium) adalah program bersama seluruh dunia untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan pada 2015.
"Dengan menjadi nominator MDGs Award ini, tentu akan semakin memotivasi kami untuk membangun sektor pendidikan. Yang terpenting tentu bukan soal nominator penghargaan, tapi masyarakat kami bisa makin cerdas, makin sejahtera secara sosial dan ekonomi," kata Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu (16/3).
Anas menjelaskan, melalui gerakan ini, siswa yang berasal dari keluarga mampu secara ekonomi membantu siswa dari keluarga kurang mampu. Secara berkala di setiap sekolah, para siswa menggalang dana sukarela untuk membantu biaya pendidikan temannya yang kurang mampu.
"Ada yang menyumbang Rp1.000, Rp2.000, Rp 5.000, sukarela untuk membangun kepedulian dan modal sosial di antara generasi muda di Banyuwangi," ujarnya.
Pada tahun 2011, total dana SAS yang terkumpul sejumlah Rp293 juta, kemudian naik menjadi Rp1,05 miliar pada 2012 dan pada 2013 tercatat sekitar Rp1,6 miliar pada 2013.
Sementara jumlah siswa penerima manfaat gerakan SAS mencapai lebih dari 6.000 orang siswa dari 309 sekolah di seluruh wilayah Banyuwangi.
"Pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa. Jadi, SAS ini bukan sekadar membantu siswa, tapi lebih dari itu membangun kepedulian di lingkungan generasi muda," tambah Anas.
Bupati menambahkan gerakan SAS menjadi pelengkap dari program intervensi kebijakan sektor pendidikan Pemkab Banyuwangi lainnya, seperti Banyuwangi Cerdas dan Banyuwangi Belajar, yang memungkinkan pemegang kartu program tersebut bisa mengakses pendidikan hingga perguruan tinggi dengan beasiswa dari pemkab.
sumber antara
Pemkab Banyuwangi "Jualan" Potensi Wisata di Yogya
YOGYA – Menggencarkan promosi potensi pariwisata Kabupaten Banyuwangi,
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi
menggelar promosi pariwisata bertajuk ‘Gathering Nigth in Yogyakarta’
Minggu (16/3/2014) di Hall Kasultanan Rayol Ambarukmo Hotel Yogyakarta.
Acara ini akan dipimpin langsung oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar
Anas. Pemkab Banyuwangi juga akan memboyong tim kesenian yang
beranggotakan sekitar 50 penari guna memeriahkan acara tersebut.
Dalam acara ‘Gathering Night in Jogja’ ini, Disbudpar Banyuwangi akan mengundang para pelaku pariwisata di DIY, seperti pengusaha transport representative (anggota ASITA DIY), perhotelan dan restoran di DIY (anggota PHRI DIY), Kadinda DIY, BP2KY, dan lain-lain. Turut diundang pula Walikota Yogyakarta serta Bupati dari empat Kabupaten di DIY.
Acara ini sekaligus akan mempertemukan pelaku bisnis pariwisata di DIY dengan para pelaku pariwisata Banyuwangi. Diharapkan melalui ‘Gathering Night in Jogja’ ini akan terjalin kemitraan jangka pendek maupun jangka panjang dari para pelaku bisnis pariwisata DIY dan Banyuwangi.
Sejak tiga tahun terakhir ini, kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini sedang giat-giatnya membangun sektor pariwisata. Dari sisi infrastruktur, banyak investor tertarik untuk membangun hotel dan obyek wisata serta melakukan promosi pariwisata di Banyuwangi.
Di bidang sarana perhotelan, tahun 2014 ini ada empat hotel berbintang yang sedang dibangun dan diperkirakan akhir 2014 sudah mulai beroperasi, antara lain Hotel Santika dan Banana Resort.
Kegiatan gathering di Yogyakarta ini merupakan kegiatan yang ketiga kalinya digelar. Yogyakarta dipilih sebagai tempat gathering di awal 2014 karena kota ini merupakan daerah tujuan wista utama di Indonesia selain Bali.
Tidak kalah dengan Yogyakarta, Banyuwangi juga memiliki beberapa destinasi wisata menarik, antara lain Pantai Plengkung atau G-Land yang dikenal sebagai ‘surganya’ para peselancar. Banyuwangi juga memiliki Pulau Merah dengan hamparan pasir putih yang bersih dengan pemandangan pulau-pulai kecil di lepas pantai. Obyek wisata Kawah Gunung Ijen dengan Blue Fire-nya yang hanya ada 2 di dunia juga siap mencuri perhatian wisatawan.
Dengan potensi yag dimilikinya, maskapai Wings Air juga sudah mulai mengoperasikan penerbangannya ke Banyuwangi dari Surabaya dan sebaliknya. Kemudian pada April 2014, Garuda Indonesia akan beroperasi di Banyuwangi dengan rute Denpasar-Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya. (*)
sumber: tribun jogja
Dalam acara ‘Gathering Night in Jogja’ ini, Disbudpar Banyuwangi akan mengundang para pelaku pariwisata di DIY, seperti pengusaha transport representative (anggota ASITA DIY), perhotelan dan restoran di DIY (anggota PHRI DIY), Kadinda DIY, BP2KY, dan lain-lain. Turut diundang pula Walikota Yogyakarta serta Bupati dari empat Kabupaten di DIY.
Acara ini sekaligus akan mempertemukan pelaku bisnis pariwisata di DIY dengan para pelaku pariwisata Banyuwangi. Diharapkan melalui ‘Gathering Night in Jogja’ ini akan terjalin kemitraan jangka pendek maupun jangka panjang dari para pelaku bisnis pariwisata DIY dan Banyuwangi.
Sejak tiga tahun terakhir ini, kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini sedang giat-giatnya membangun sektor pariwisata. Dari sisi infrastruktur, banyak investor tertarik untuk membangun hotel dan obyek wisata serta melakukan promosi pariwisata di Banyuwangi.
Di bidang sarana perhotelan, tahun 2014 ini ada empat hotel berbintang yang sedang dibangun dan diperkirakan akhir 2014 sudah mulai beroperasi, antara lain Hotel Santika dan Banana Resort.
Kegiatan gathering di Yogyakarta ini merupakan kegiatan yang ketiga kalinya digelar. Yogyakarta dipilih sebagai tempat gathering di awal 2014 karena kota ini merupakan daerah tujuan wista utama di Indonesia selain Bali.
Tidak kalah dengan Yogyakarta, Banyuwangi juga memiliki beberapa destinasi wisata menarik, antara lain Pantai Plengkung atau G-Land yang dikenal sebagai ‘surganya’ para peselancar. Banyuwangi juga memiliki Pulau Merah dengan hamparan pasir putih yang bersih dengan pemandangan pulau-pulai kecil di lepas pantai. Obyek wisata Kawah Gunung Ijen dengan Blue Fire-nya yang hanya ada 2 di dunia juga siap mencuri perhatian wisatawan.
Dengan potensi yag dimilikinya, maskapai Wings Air juga sudah mulai mengoperasikan penerbangannya ke Banyuwangi dari Surabaya dan sebaliknya. Kemudian pada April 2014, Garuda Indonesia akan beroperasi di Banyuwangi dengan rute Denpasar-Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya. (*)
sumber: tribun jogja
Sabtu, 15 Maret 2014
Pembangunan Pabrik Gula Banyuwangi Terus Dikebut
GLENMORE – Pembangunan Pabrik Gula
Glenmore (PGG) yang merupakan konsorsium PTPN XI dan PTPN XI di
Perkebunan Kalirejo, Kecamatan Glenmore, memasuki tahap baru.
Pembangunan pabrik seluas 100 hektare tersebut kini mulai tahap
meratakan lahan. Dump truck
pengangkut material berupa pasir dan batu hilirmudik ke lokasi.
Pembangunan fondasi dan pagar di tepi lokasi sudah selesai dilakukan.
Setiap hari para pekerja bangunan tampak melakukan aktivitasdengan baik.
Sayang, belum ada penjelasan apa pun
dari pihak terkait perihal proses pembangunan pabrik gula tersebut.
Direktur Utama PGG, Ade Hidayat, kemarin masih berada di Jakarta. Saat
dikonfi rmasi mengenai hal itu, dia enggan menjawab. “Saat ini yang
berwenang terhadap pembangunan adalahpemborong,” ujarnya. Sebagaimana
Ade, perwakilan pihak pemborong, yaitu PT. Rekayasa Industri, Dudi
Gunardi, juga belum bisa dimintai konfirmasi. Beberapa kali
ponselnya dihubungi, selalu tidak diangkat meskipun nada
sambung terdengar masuk. (radar)
Budi Daya Bebek Pedaging Makin Diminati
SEMPU – Prospek usaha bebek daging
semakin mendapat peluang. Pangsa pasar yang luas membuat sektor budi
daya unggas itu semakin digemari. Selain permintaannya tinggi, harga
jual hewan tersebut juga menggiurkan. Salah satu peternak bebek, Luluk
menuturkan, saat ini ada perubahan pola usaha di kalangan pelaku
usaha. Bila sebelumnya pengusaha hanya mengambil telurnya, kini
jangkauan mereka lebih luas lagi.
“Tidak hanya telur, daging bebek kini
juga dicari,” ujar pria asal Dusun Genitri, Desa Gendoh,
Kecamatan Sempu, itu. Berkembangnya budi daya bebek pedaging memang
sesuai permintaan. Banyak konsumen yang mencari daging bebek untuk ragam
kuliner. Kini pun permintaan di beberapa kota, seperti Denpasar,
Surabaya, dan Malang, cukup tinggi. Harga bebek saat ini
menggiurkan, yakni di kisaran Rp 60 ribu per ekor.
Apalagi, masa perawatan bebek cukup
singkat, yakni lebih-kurang 1,5 bulan hingga panen. Telur bebek saat ini
diperdagangkan di kisaran Rp 1.500 per butir. Angka-angka tersebut
membuat beberapa petani ingin mengubah usaha bebek-petelur
menuju bebek-pedaging. Hanya saja, tidak sedikit modal yang harus mereka
keluarkan. (radar)
Mobil Wajib Sedia Kantong Sampah
Buang Sampah Sembarang Dikurung Enam Bulan
BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi siap
menjadi pelopor kebersihan di Bumi Blambangan. Menyusul disahkannya
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2013 tentang pengelolaan sampah,
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dalam waktu dekat akan
berkoordinasi dengan seluruh instansi di jajaran Pemkab Banyuwangi agar
melengkapi mobil dinas masing-masing dengan tempat sampah. Langkah
tersebut diharapkan menjadi contoh positif bagi seluruh elemen
masyarakat.
Jika pemilik mobil pribadi, rental
mobil, dan transportasi umum lain nya melakukan hal yang sama, yakni
menyediakan kantong sampah atau tempat sampah di dalam kendaraan, maka
kasus penumpang kendaraan yang membuang sampah sembarangan di jalan bisa
diminimalkan. Kepala DKP Banyuwangi, Arief Setiawan mengatakan,
berdasar pengamatan DKP, sejauh ini masih banyak penumpang mobil yang
membuang sampah sembarangan ke jalan.
“Selain faktor lemahnya kesadaran, itu
juga disebabkan tidak adanya tempat sampah di dalam mobil,” ujar Arief
kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Arief menambahkan, meski sudah di
sahkan pada tahun 2013 lalu, perda pengelolaan sampah di Banyuwangi
hingga kini belum dapat diterapkan sepenuhnya. Pemkab kini tengah
menyusun peraturan bupati (perbup) tentang aturan pelaksanaan perda ter
sebut.
Menurut dia, Perda Nomor 9 Tahun 2013,
itu ditargetkan bisa diterapkan tahun ini. Lebih jauh Arief mengatakan,
perda pengelolaan sampah telah mengatur sanksi bagi siapa pun yang
membuang sampah sembarangan. Tidak tanggung-tanggung, masyarakat yang
membuang sampah sembarangan diancam sanksi maksimal enam bulan kurungan
atau denda maksimal Rp 50 juta.
“Setelah perbup rampung, perda tersebut bisa segera dilaksanakan,” cetusnya. Sementara itu, langkah melengkapi mobil di nas dengan tempat sampah, itu kini sudah dimulai di internal DKP. Termasuk di dalam mobil dinas yang digunakan kepala DKP Arief. “Percuma kita mendorong masyarakat melengkapi mobilnya dengan tem pat sampah tanpa kita mulai dari diri kita sendiri,” pungkasnya. (radar) Kamis, 13 Maret 2014
Mahasiswa Demo Tolak Unair Banyuwangi
Banyuwangi- Ratusan mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dan civitas akademika Untag
Banyuwangi mendatangi Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi,
Kamis (13/3/2014) sekitar pukul 10.00 WIB.
Mereka melakukan unjuk rasa, menolak pembukaan Kampus Universitas Airlangga (Unair) di Kabupaten Banyuwangi yang rencananya akan memulai perkuliahan tahun ini.
Seperti yang dilaporkan Ivant Alfandi Reporter Radio Mandala Banyuwangi, unjuk rasa berawal dari adanya pertemuan Unair Surabaya, Kemendikbud, serta Untag Banyuwangi. Massa menolak pembukaan Unair di Banyuwangi karena dinilai menyalahi Undang-Undang Pendidikan yang berlaku.
Pembukaan kampus kebanggan asal Surabaya itu dinilai sedikitnya menyalahi 3 aturan perundang undangan yang berlaku. Ketiga aturan yang sengaja akan ditabrak untuk melegalkan berdirinya kampus Unair di Banyuwangi itu diantaranya, Permendiknas No 20 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan prodi diluar domisili, UU No 12 Tahun 2012 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.
"Pemkab Banyuwangi sudah tidak lagi melihat aturan. Pembukaan Unair terlalu dipaksakan,"ungkap salah satu demonstran saat melakukan orasi, Kamis (13/3/2014).
Puluhan massa ini menolak pembukaan Unair di Banyuwangi karena menurut mereka menyalahi UU Pendidikan. Mereka meminta untuk berdialog dengan DPRD dan Pemkab Banyuwangi, seperti dilaporkan Ivan pada Radio Suara Surabaya, Kamis (13/3/2014).
Aksi ini muncul setelah adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemkab Banyuwangi, Unair dan Kemendikbud, untuk membuka Perguruan Tinggi Negeri di daerah lain.
Saat ini pendemo mengarah ke kantor DPRD Banyuwangi, untuk menagih janji bertemu dengan Kemendikbud, dan Pemkab.
Aksi yang berlangsung sekitar 45 menit ini langsung mendapatkan respon dari Pemkab Banyuwangi. Sebagian perwakilan pendemo langsung diterima oleh Asisten Kesra, Wiyono, Asisten Pemerintahan Khoirul Ustadi dan Asisten Pembangunan, Sulihtiyono.
Menurut Pemkab Banyuwangi, pembukaan Unair di Banyuwangi merupakan perintah dari Kementrian Pendidikan Nasional. Perintah tersebut langsung diberikan ke Unair sesuai dengan permintaan Pemkab untuk adanya Perguruan Tinggi Negeri di Banyuwangi.
Mereka melakukan unjuk rasa, menolak pembukaan Kampus Universitas Airlangga (Unair) di Kabupaten Banyuwangi yang rencananya akan memulai perkuliahan tahun ini.
Seperti yang dilaporkan Ivant Alfandi Reporter Radio Mandala Banyuwangi, unjuk rasa berawal dari adanya pertemuan Unair Surabaya, Kemendikbud, serta Untag Banyuwangi. Massa menolak pembukaan Unair di Banyuwangi karena dinilai menyalahi Undang-Undang Pendidikan yang berlaku.
Pembukaan kampus kebanggan asal Surabaya itu dinilai sedikitnya menyalahi 3 aturan perundang undangan yang berlaku. Ketiga aturan yang sengaja akan ditabrak untuk melegalkan berdirinya kampus Unair di Banyuwangi itu diantaranya, Permendiknas No 20 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan prodi diluar domisili, UU No 12 Tahun 2012 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.
"Pemkab Banyuwangi sudah tidak lagi melihat aturan. Pembukaan Unair terlalu dipaksakan,"ungkap salah satu demonstran saat melakukan orasi, Kamis (13/3/2014).
Puluhan massa ini menolak pembukaan Unair di Banyuwangi karena menurut mereka menyalahi UU Pendidikan. Mereka meminta untuk berdialog dengan DPRD dan Pemkab Banyuwangi, seperti dilaporkan Ivan pada Radio Suara Surabaya, Kamis (13/3/2014).
Aksi ini muncul setelah adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemkab Banyuwangi, Unair dan Kemendikbud, untuk membuka Perguruan Tinggi Negeri di daerah lain.
Saat ini pendemo mengarah ke kantor DPRD Banyuwangi, untuk menagih janji bertemu dengan Kemendikbud, dan Pemkab.
Aksi yang berlangsung sekitar 45 menit ini langsung mendapatkan respon dari Pemkab Banyuwangi. Sebagian perwakilan pendemo langsung diterima oleh Asisten Kesra, Wiyono, Asisten Pemerintahan Khoirul Ustadi dan Asisten Pembangunan, Sulihtiyono.
Menurut Pemkab Banyuwangi, pembukaan Unair di Banyuwangi merupakan perintah dari Kementrian Pendidikan Nasional. Perintah tersebut langsung diberikan ke Unair sesuai dengan permintaan Pemkab untuk adanya Perguruan Tinggi Negeri di Banyuwangi.
Rabu, 12 Maret 2014
Ikan Lemuru Jaga Gairah Nelayan Muncar
MUNCAR – Kegiatan nelayan di Muncar
masih terus bergairah. Meski beberapa jenis ikan sudah melewati masa
panen, namun kondisi ini tidak membuat aktivitas melaut menjadi
terhenti. Setidaknya beberapa komoditas ikan masih menjadi tumpuan bagi
nelayan di sana. Di antara ikan yang masih bisa didapat adalah
lemuru, cumi-cumi, hingga tuna. Jenis biota laut ini menjadi penopang
kegiatan perekonomian bagi nelayan.
Meski jumlahnya tidak terlalu banyak,
namun setidaknya keberadaan tangkapan ikan cukup menjaga
perekonomian nelayan di Muncar. Wiwin salah satu pedagang ikan di Muncar
menuturkan, saat ini memang tangkapan nelayan memang agak berkurang.
Meski masih bisa diperoleh, jumlahnya tidak sebanyak periode sebelumnya.
“Ikannya ada tapi adanya sedikit,” tuturnya.
Meski sedikit, Wiwin dan pedagang ikan
lainnya masih bisa bernapas lega. Pasalnya, pasokan ikan masih
bisa diperoleh sejauh ini. Dia berharap meski nanti sepi
ikan, diharapkan tidak sampai mengganggu pekerjaan sebagai penjual
ikan. Di sisi lain, berkurangnya tangkapan ini belum banyak berpengaruh
terhadap harga. Untuk lemuru misalnya per kg masih diperdagangkan di
kisaran Rp 7.000 hingga Rp 8.000. Untuk cumi-cumi masih diperdagangkan
di kisaran Rp 10.000 hingga 11.000 per kg. (radar)
Ikan Hiu Langka Dijual Rp 21 Juta Per Ekor di Banyuwangi
SURABAYA - Tidak cuma satwa yang hidup di darat, perdagangan hewan laut yang dilindungi juga ternyata marak di daerah Jawa Timur.
Menurut penelusuran, ikan Hiu menjadi satwa favorit untuk diburu, terutama di Banyuwangi.
Surya menemui komunitas pemburu Hiu di Banyuwangi. Kebetulan, bulan ini mereka istirahat mengejar Hiu di tengah samudera, sehingga bisa ditemui.
Para pemburu ini, punya jadwal khusus menangkap karnivora nomor satu di lautan itu, yaitu antara Mei-Agustus. Inilah masa panen bagi pemburu hiu.
Pada bulan-bulan itulah, kawanan predator laut itu banyak bermunculan. Mereka biasanya mengarungi laut Kalimantan, Sulawesi, dan perbatasan Australia.
"Kami sedang bersiap menangkap hiu di pertengahan tahun ini. Kalau sekarang melaut, bisa rugi karena jumlah Hiu sangat jarang, dan tidak sebanding dengan pengeluaran selama di laut," ujar Mispan, nelayan asal Muncar, Banyuwangi saat ditemui Surya di atas kapalnya, Selasa (11/3/2014).
Para pemburu Hiu ini tergiur dengan keuntungan yang luar biasa. Rata-rata, Hiu berukuran besar dibanderol Rp 21.000 per kilogram.
Biasanya, dalam sekali masa tangkap, mereka bisa membawa pulang hiu dengan berat total 500-1000 kilogram.
Semua jenis Hiu, mereka buru kecuali Hiu Tutul. "Kami memburu Hiu biru, Hiu abu-abu, Hiu putih, Hiu harimau, Hiu karang, dan mantaray (pari raksasa)," tuturnya.
"Seadanya di laut kami pancing. Hanya Hiu kek-kakek (hiu tutul) yang tidak kami buru," imbuh bapak tiga anak itu.
Minggu, 09 Maret 2014
Tiga BUMN Sinergi Bangun Kawasan Industri di Banyuwangi
Banyuwangi - Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
bersinergi membangun kawasan industri di Banyuwangi. Ketiga BUMN itu
adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII, PT Pelabuhan Indonesia
(Pelindo) III, dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).
Ketiga BUMN itu menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, disaksikan Menteri BUMN Dahlan Iskan di Banyuwangi, Sabtu (8/3/2014). MoU itu berisi kesepakatan untuk pembangunan Kampe Industrial Estate Banyuwangi (KIEB), di kawasan Kampe, Wongsorejo.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri, Direktur Utama PT SIER Rudhy Wisaksono, dan Direktur Keuangan Pelindo III Wahyu Suparyono, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
PTPN XII adalah pemilik lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang akan dijadikan kawasan industri. PT. SIER adalah BUMN yang akan dilibatkan dalam pembangunan dan pengelolaan kawasan industri. Sejauh ini, PT. SIER sudah berhasil mengembangkan kawasan industri di Surabaya. Pelindo III juga dilibatkan sebab Pelindo berperan sebagai pembuka gerbang untuk membangun sinergi arus distribusi dan mobilisasi bahan baku serta produksi dari kawasan industri menuju Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi.
Tiga BUMN Itu akan mengadakan kerja sama pembangunan dan pengelolaan KIEB di sebagian lahan HGU milik PTPN XII, tepatnya di Perkebunan Pasewaran dengan luas mencapai 718 hektare. Lahan itu tersebar di Afdeling Kampe seluas 130,64 hektar, Afdeling Sidomulyo 503 hektare, dan Afdeling Secang 85 hektare. Lahan yang akan dipakai kawasan industri adalah lahan yang selama ini tidak produktif.
Dirut PTPN XII Irwan Basri menegaskan, pihaknya akan segera menindaklanjuti MoU tersebut dengan melakukan pemetaan kawasan yang tujuannya untuk mensinkronkan dengan masterplan Pemkab Banyuwangi. Sebelumnya, PTPN XII telah melakukan studi kelayakan dengan konsultan PT Indah Karya untuk mengkaji kawasan mana yang layak dijadikan kawasan industri.
”Kami juga berkonsultasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITS sebagai penyusun masterplan Kabupaten Banyuwangi, dan Kampe dipilih sebab wilayah ini strategis dan penuhi syarat. Lahannya pun miliki kemiringan tanah dibawah 8 persen,” ujar Irwan usai lakukan penandatanganan MoU.
MoU tentang HGU PTPN XII (Persero), sambung Irwan, disepakati berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Kerjasama itu berlaku sejak 8 Maret 2014 hingga 8 Maret 2015.
Sementara itu, Bupati Anas menambahkan, sinergi positif yang telah terbentuk didukung dengan suhu politik yang terkendali, SDM mumpuni, kemudahan akses dan target luasan 5 ribu hektar di KIEB tentu akan menjadi magnet bagi para investor untuk bersama berinvestasi di Banyuwangi.
Pemasaran KIEB itu, kata Bupati Anas siap diluncurkan pada 2015 mendatang.
"Insyaallah bisa mulai pemasaran 2015, karena tanahnya tidak perlu beli. Sudah disiapkan," ujarnya.
Bupati Anas berharap KIEB bisa dimanfaatkan dengn fokus industri berbasis agro yang diperuntukkan mendukung hasil pertanian Banyuwangi. Semisal pengolahan indutri kakao, pengolahan makanan dan minuman yang bahan bakunya bisa diambil dari hasil perkebunan milik warga Banyuwangi.
"Saya berharap bisa fokus pada industri agro. Maka dari hulu dan hilir bisa dapat manfaat dan semua bisa mendapat kesejahteraan,"
Sekedar diketahui, dalam kesempatan itu juga dilakukan MoU bersama Petani Gula Kelapa, MOU Petani Kopi, MOU Petani Kakao dan Penyerahan Proyek 2 Jembatan dari Dirut Pelindo III kepada Bupati Anas.
Ketiga BUMN itu menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, disaksikan Menteri BUMN Dahlan Iskan di Banyuwangi, Sabtu (8/3/2014). MoU itu berisi kesepakatan untuk pembangunan Kampe Industrial Estate Banyuwangi (KIEB), di kawasan Kampe, Wongsorejo.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri, Direktur Utama PT SIER Rudhy Wisaksono, dan Direktur Keuangan Pelindo III Wahyu Suparyono, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
PTPN XII adalah pemilik lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang akan dijadikan kawasan industri. PT. SIER adalah BUMN yang akan dilibatkan dalam pembangunan dan pengelolaan kawasan industri. Sejauh ini, PT. SIER sudah berhasil mengembangkan kawasan industri di Surabaya. Pelindo III juga dilibatkan sebab Pelindo berperan sebagai pembuka gerbang untuk membangun sinergi arus distribusi dan mobilisasi bahan baku serta produksi dari kawasan industri menuju Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi.
Tiga BUMN Itu akan mengadakan kerja sama pembangunan dan pengelolaan KIEB di sebagian lahan HGU milik PTPN XII, tepatnya di Perkebunan Pasewaran dengan luas mencapai 718 hektare. Lahan itu tersebar di Afdeling Kampe seluas 130,64 hektar, Afdeling Sidomulyo 503 hektare, dan Afdeling Secang 85 hektare. Lahan yang akan dipakai kawasan industri adalah lahan yang selama ini tidak produktif.
Dirut PTPN XII Irwan Basri menegaskan, pihaknya akan segera menindaklanjuti MoU tersebut dengan melakukan pemetaan kawasan yang tujuannya untuk mensinkronkan dengan masterplan Pemkab Banyuwangi. Sebelumnya, PTPN XII telah melakukan studi kelayakan dengan konsultan PT Indah Karya untuk mengkaji kawasan mana yang layak dijadikan kawasan industri.
”Kami juga berkonsultasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITS sebagai penyusun masterplan Kabupaten Banyuwangi, dan Kampe dipilih sebab wilayah ini strategis dan penuhi syarat. Lahannya pun miliki kemiringan tanah dibawah 8 persen,” ujar Irwan usai lakukan penandatanganan MoU.
MoU tentang HGU PTPN XII (Persero), sambung Irwan, disepakati berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Kerjasama itu berlaku sejak 8 Maret 2014 hingga 8 Maret 2015.
Sementara itu, Bupati Anas menambahkan, sinergi positif yang telah terbentuk didukung dengan suhu politik yang terkendali, SDM mumpuni, kemudahan akses dan target luasan 5 ribu hektar di KIEB tentu akan menjadi magnet bagi para investor untuk bersama berinvestasi di Banyuwangi.
Pemasaran KIEB itu, kata Bupati Anas siap diluncurkan pada 2015 mendatang.
"Insyaallah bisa mulai pemasaran 2015, karena tanahnya tidak perlu beli. Sudah disiapkan," ujarnya.
Bupati Anas berharap KIEB bisa dimanfaatkan dengn fokus industri berbasis agro yang diperuntukkan mendukung hasil pertanian Banyuwangi. Semisal pengolahan indutri kakao, pengolahan makanan dan minuman yang bahan bakunya bisa diambil dari hasil perkebunan milik warga Banyuwangi.
"Saya berharap bisa fokus pada industri agro. Maka dari hulu dan hilir bisa dapat manfaat dan semua bisa mendapat kesejahteraan,"
Sekedar diketahui, dalam kesempatan itu juga dilakukan MoU bersama Petani Gula Kelapa, MOU Petani Kopi, MOU Petani Kakao dan Penyerahan Proyek 2 Jembatan dari Dirut Pelindo III kepada Bupati Anas.
Sabtu, 08 Maret 2014
Syaharani dan Perjalanan Berkesan di Banyuwangi
JAKARTA
- Syaharani suka jalan-jalan. Makanya, ia bersama teman temannya
band-nya, Syaharani and QueenFireworks (ESQI:FI), melarikan diri dari
rutinitas di tengah padatnya kota besar.
Mereka pergi ke Banyuwangi, Jawa Timur untuk menikmati keindahan alam serta budayanya. Keberadaan mereka di sana juga dalam rangka pembuatan video klip (mereka lebih suka menyebut video trip) lagu berjudul "Morning Coffe", single pertama album "Selalu Ada Cina".
Selama dua hari mereka mengunjungi sejumlah tempat, mulai dari menikmati keindahan senjakala di dataran rendah Pantai Klengkung dan Pantai Pulau Merah. "Full sunset, matahari jatuh ke laut. Itu bagus banget," ucapnya, (8/3/2014), di Senayan, Jakarta.
"Saya seumur-umur di Jawa Timur, belum pernah ke Banyuwangi. Ternyata banyak sekali pemandangan yang bagus. Mereka punya pantai yang very nice, Pulau Merah, ada pasir yang seperti tepung, kalau diinjak kaya refleksi," kenangnya.
Perjalanan mereka kemudian dilanjutkan ke dataran tinggi Kawah Ijen. Mereka menginap di rumah penduduk. Bersentuhan langsung dengan budaya serta kearifan lokal. Mereka menyantap makanan khas, yang belum pernah dikonsumsi sebelumnya.
Ia menuturkan orang Banyuwangi full fusion. Makanannya unik-unik. Mereka suka mencampurkan dua jenis makanan yang berbeda. Ada makanan rujak dicampur soto. Ada juga pecel dimakan pakai rawon.
"Yang menarik, makanan itu dijajakan di warung-warung. Mereka tuh fusion banget. Aku juga suka makan nasi tempong. Kalau makan sambalnya tuh enak banget," ucapnya.
Selama ini, yang menjadi destinasi wisata turis asing dan turis lokal hanyalah Bali dan Yogyakarta. Banyuwangi jarang diperhitungkan. Makanya, ia dan teman-temannya mencoba mencari destinasi yang lain, untuk menikmati keindahan alam dan budaya di Indonesia.
Mereka pergi ke Banyuwangi, Jawa Timur untuk menikmati keindahan alam serta budayanya. Keberadaan mereka di sana juga dalam rangka pembuatan video klip (mereka lebih suka menyebut video trip) lagu berjudul "Morning Coffe", single pertama album "Selalu Ada Cina".
Selama dua hari mereka mengunjungi sejumlah tempat, mulai dari menikmati keindahan senjakala di dataran rendah Pantai Klengkung dan Pantai Pulau Merah. "Full sunset, matahari jatuh ke laut. Itu bagus banget," ucapnya, (8/3/2014), di Senayan, Jakarta.
"Saya seumur-umur di Jawa Timur, belum pernah ke Banyuwangi. Ternyata banyak sekali pemandangan yang bagus. Mereka punya pantai yang very nice, Pulau Merah, ada pasir yang seperti tepung, kalau diinjak kaya refleksi," kenangnya.
Perjalanan mereka kemudian dilanjutkan ke dataran tinggi Kawah Ijen. Mereka menginap di rumah penduduk. Bersentuhan langsung dengan budaya serta kearifan lokal. Mereka menyantap makanan khas, yang belum pernah dikonsumsi sebelumnya.
Ia menuturkan orang Banyuwangi full fusion. Makanannya unik-unik. Mereka suka mencampurkan dua jenis makanan yang berbeda. Ada makanan rujak dicampur soto. Ada juga pecel dimakan pakai rawon.
"Yang menarik, makanan itu dijajakan di warung-warung. Mereka tuh fusion banget. Aku juga suka makan nasi tempong. Kalau makan sambalnya tuh enak banget," ucapnya.
Selama ini, yang menjadi destinasi wisata turis asing dan turis lokal hanyalah Bali dan Yogyakarta. Banyuwangi jarang diperhitungkan. Makanya, ia dan teman-temannya mencoba mencari destinasi yang lain, untuk menikmati keindahan alam dan budaya di Indonesia.
Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Dimulai 2015
ilustrasi |
Menurut Agus, pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi itu sudah masuk Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Timur. Realisasi jalan tol ini sebelumnya ditargetkan pada 2010 lalu, namun molor karena terkendala harga lahan. Dia berharap supaya pembangunan jalan tol itu dipercepat karena tingginya beban kendaraan di jalur pantura Probolinggo-Banyuwangi.
Jalan tol tersebut, kata dia, akan meramaikan Pelabuhan Tanjung Wangi yang diproyeksikan menjadi pelabuhan ekspor-impor. Apalagi pemerintah Banyuwangi akan membangun kawasan industri terpadu di dekat jalur pantura tersebut. "Jalan tol akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi," kata dia.
Jalan tol sepanjang 156 kilometer ini melewati tiga kabupaten, yakni Probolinggo sepanjang 26 kilometer, Situbondo 103 kilometer, dan Banyuwangi 27 kilometer. Pembebasan lahan untuk jalan tol di tiga kabupaten ini direncanakan seluas total 1.325 hektare. Rinciannya sebanyak 434 hektare lahan permukiman, sawah 197 hektare, dan perkebunan 694 hektare.
Sesuai dengan data Kementerian Pekerjaan Umum di Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Banyuwangi, estimasi dana yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan tol ini sebesar Rp 6,7 triliun. Jalan tol Probolinggo-Banyuwangi ini menjadi kelanjutan pembangunan jalan tol Pasuruan-Probolinggo, melalui jalur pantai utara atau pantura. Di Banyuwangi, jalan tol ini direncanakan akan berakhir di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro.
tempo
Kamis, 06 Maret 2014
Bupati Banyuwangi Pamer Golden Share 10% dari Tambang Emas
Surabaya - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bangga
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendapatkan golden share 10 persen dari
tambang emas di Tumpang Pitu. Diharapkan, golden share nantinya
bermanfaat untuk generasi di Banyuwangi.
Golden share adalah pembagian keuntungan tanpa harus menyetor modal alias saham kosong.
"Golden share 10 persen ini yang pertama kali di Indonesia. Kita baru menyelesaikan renegoisasi kontrak. Ketika kabupaten lain renegoisasi kontraknya harus terjadi bakar-bakaran ada ribut-ribut, di Banyuwangi hampir tidak ada sama sekali. Padahal kandungannya lebih besar dari Newmont," kata Anas kepada wartawan di sela acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Provinsi Jawa Timur di Grand City Surabaya, Kamis (6/3/2014).
Dengan golden share, maka kedudukan Pemkab Banyuwangi sejajar dengan PT Bumi Suksesindo (BSI) melalui PT Merdeka Serasi Jaya (MSJ) melakukan eksploitasi emas di Tumpang Pitu.
"Karena IPO itu lah, posisi kami menjadi sejajar," tuturnya.
Ia mengatakan, pihaknya belum mengambil saham tersebut. Katanya, jika diambil sekarang maka nilainya akan menjadi rendah dibandingkan saat akan di-IPO.
"Saham kalau belum di-IPO kan masih murah. Ini kebijakan baru, rata-rata pemda setelah mendapat konsensi langsung diambil cash advance diambil di depan. Tapi kita tidak mau, kita tunggu setelah IPO agar akan berlipat setelah produksi," katanya.
Estimasi kandungan emas di Gunung Tumpang Pitu nilainya lebih besar dibandingkan dengan di Newmont. Diperkirakan kandungannya mencapai sekitar Rp 50-60 triliun. Dan Pemkab Banyuwangi mendapatkan golden share 10 persen.
"Kalau estimasi yang dibuat dalam berbagai pappernya internasional mereka antara Rp 50-60 triliun di permukaan saja. Jadi setara dengan Rp 6 triliun, belum yang dibawah," terangnya.
Ia menambahkan, hasil dari tambang emas di Tumpang Pitu akan bisa dinikmati dalam jangka panjang.
"Ini adalah strategi baru kami. Ketika di tempat lain tambang langsung dihabisin, kita justru nggak. Kita sedang menyiapkan warisan besar bagi anak cucu kita dalam jangka panjang bahkan bisa melampui periode saya," tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo saat ditanya mengenai golden share 10 persen untuk Pemkab Banyuwangi, mengaku tidak menguasai pembagian tersebut, karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.
"Saya nggak menguasai. Dalam undang-undang kan nggak ada golden share. Tapi pada prinsipnya baru menjadi news sekali kalau daerah mendapatkan itu," kata Soekarwo.
Konon, potensi mineral berupa emas di kawasan hutan yang dikeramatkan masyarakat Kecamatan Pesanggaran itu mencapai 2 juta ons. Sedangkan potensi perak mencapai 80 juta ons. Potensi itu diketahui dari hasil eksplorasi di tiga dari lima zona eksplorasi pada tahun 2009 lalu.
Diperkirakan, nilai tambang di Gunung Tumpang Pitu mencapai Rp 50 triliun. Luas area yang diproduksi mencapai 4.998 hektare, sesuai dengan Surat Keputusan No 188/10/KEP/429.011/2010 tertanggal 25 Januari 2010.
Golden share adalah pembagian keuntungan tanpa harus menyetor modal alias saham kosong.
"Golden share 10 persen ini yang pertama kali di Indonesia. Kita baru menyelesaikan renegoisasi kontrak. Ketika kabupaten lain renegoisasi kontraknya harus terjadi bakar-bakaran ada ribut-ribut, di Banyuwangi hampir tidak ada sama sekali. Padahal kandungannya lebih besar dari Newmont," kata Anas kepada wartawan di sela acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Provinsi Jawa Timur di Grand City Surabaya, Kamis (6/3/2014).
Dengan golden share, maka kedudukan Pemkab Banyuwangi sejajar dengan PT Bumi Suksesindo (BSI) melalui PT Merdeka Serasi Jaya (MSJ) melakukan eksploitasi emas di Tumpang Pitu.
"Karena IPO itu lah, posisi kami menjadi sejajar," tuturnya.
Ia mengatakan, pihaknya belum mengambil saham tersebut. Katanya, jika diambil sekarang maka nilainya akan menjadi rendah dibandingkan saat akan di-IPO.
"Saham kalau belum di-IPO kan masih murah. Ini kebijakan baru, rata-rata pemda setelah mendapat konsensi langsung diambil cash advance diambil di depan. Tapi kita tidak mau, kita tunggu setelah IPO agar akan berlipat setelah produksi," katanya.
Estimasi kandungan emas di Gunung Tumpang Pitu nilainya lebih besar dibandingkan dengan di Newmont. Diperkirakan kandungannya mencapai sekitar Rp 50-60 triliun. Dan Pemkab Banyuwangi mendapatkan golden share 10 persen.
"Kalau estimasi yang dibuat dalam berbagai pappernya internasional mereka antara Rp 50-60 triliun di permukaan saja. Jadi setara dengan Rp 6 triliun, belum yang dibawah," terangnya.
Ia menambahkan, hasil dari tambang emas di Tumpang Pitu akan bisa dinikmati dalam jangka panjang.
"Ini adalah strategi baru kami. Ketika di tempat lain tambang langsung dihabisin, kita justru nggak. Kita sedang menyiapkan warisan besar bagi anak cucu kita dalam jangka panjang bahkan bisa melampui periode saya," tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo saat ditanya mengenai golden share 10 persen untuk Pemkab Banyuwangi, mengaku tidak menguasai pembagian tersebut, karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.
"Saya nggak menguasai. Dalam undang-undang kan nggak ada golden share. Tapi pada prinsipnya baru menjadi news sekali kalau daerah mendapatkan itu," kata Soekarwo.
Konon, potensi mineral berupa emas di kawasan hutan yang dikeramatkan masyarakat Kecamatan Pesanggaran itu mencapai 2 juta ons. Sedangkan potensi perak mencapai 80 juta ons. Potensi itu diketahui dari hasil eksplorasi di tiga dari lima zona eksplorasi pada tahun 2009 lalu.
Diperkirakan, nilai tambang di Gunung Tumpang Pitu mencapai Rp 50 triliun. Luas area yang diproduksi mencapai 4.998 hektare, sesuai dengan Surat Keputusan No 188/10/KEP/429.011/2010 tertanggal 25 Januari 2010.
Double Track Surabaya-Banyuwangi Disetujui Menhub, Target 2017 Beroperasi
ilustrasi |
"Ya ini (pembangunan double track) pararel dengan JLS (jalur lintas selatan)," kata Gubernur Jatim kepada wartawan di sela acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Provinsi Jawa Timur di Grand City Surabaya, Kamis (6/3/2014).
Dari usulan pembangunan double track dan JLS, gubernur menegaskan akan lebih mendahulukan pembanguna jalur ganda kereta api.
"Yang sangat dibutuhkan narik kontainer lewat kereta api itu lebih murah ongkosnya dari pada kontainer pakai truk," tuturnya.
Gubernur yang biasa disapa Pakde Karwo ini menerangkan, usulan tersebut sudah dimatangkan dan sudah direncanakan pembangunannya antara 2016 sampai 2017.
"Menteri Perhubungan sudah setuju proses pembangunannya. Kita sudah membuat perencanaan antara 2016 sampai 2017 tentang double track," tuturnya.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai target pengoperasian double track Surabaya-Banyuwangi, Soekarwo mengatakan diperkirakan selesai pada 2017.
"Totalnya Tahun 2017 sudah selesai," tandasnya.
Senin, 03 Maret 2014
[GOSIP] Siapa Dibalik Laga Persewangi Banyuwangi vs Timnas U-19
Banyuwangi - Ada pertanyaan menarik dari sejumlah kenalan, kenapa Timnas U-19 harus mau meladeni Persewangi Banyuwangi?Itu
adalah pertanyaan yang wajar karena mungkin untuk sebagian pecandu bola
nasional kurang begitu familiar dengan tim dari ujung timur Pulau Jawa
itu?
Namun, dari gosip yang berkembang rasa penasaran itu sedikit terjawab:
Ini dia: ERIK TOHIR sang pemilik Inter Milan ada di balik semua rencana Timnas vs Persewangi. Dan erik Tohir siap mengucurkan Dana utk Persewangi kedepan. Awalnya hanya mempunyai target bertahan di Divisi utama, tapi skrang targetnya meningkat masuk ke ISL tahun depan. Sekarng Erik Tohir pemegang saham di tambang emas Tumpang Pitu Banyuwangi.
Namun, dari gosip yang berkembang rasa penasaran itu sedikit terjawab:
Ini dia: ERIK TOHIR sang pemilik Inter Milan ada di balik semua rencana Timnas vs Persewangi. Dan erik Tohir siap mengucurkan Dana utk Persewangi kedepan. Awalnya hanya mempunyai target bertahan di Divisi utama, tapi skrang targetnya meningkat masuk ke ISL tahun depan. Sekarng Erik Tohir pemegang saham di tambang emas Tumpang Pitu Banyuwangi.
Timnas U-19 menang tipis 1-0 Atas Persewangi Banyuwangi
Banyuwangi- Timnas PSSI usia 19 (Timnas U-19) unggul 1-0 atas tuan rumah Persewangi dalam laga uji coba di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Senin petang (3/3)
Gol anak asuh Indra Sjafri itu diciptakan oleh pemain gelandang Muhammad Hargianto pada menit ke- 70. Skor 1-0, Evan Dimas Cs untuk sementara unggul atas Persewangi.
Jalanya pertandingan cukup ketat pada pada babak pertama, persewangi membuat kejutan setelah kick off serangan mereka sempat membuat barisan pertahanan Timnas U-19 kebingungan, beruntung kiper timnas mampu menangkap bola tendangan dari salah satu penyerangnya, Persewangi sempat membuat Gol pada menit ke 17 lewat kaki Trubus gunawan sayangya penyerang bertubuh kurus dan mantan punggawa Timnas U-18 ini terjebak offside terlebih dahulu.
secara keseluruan laga Persewangi dan timnas U-19 berjalan seru dan aman mesti terjadi sedikit insiden kecil seperti bobolnya gerbang stadion dan jatuhnya pagar pembatas tribun kelas utama, juga penyalaan kembang api sewaktu Hargianto mencetak goll, *NWA
Gol anak asuh Indra Sjafri itu diciptakan oleh pemain gelandang Muhammad Hargianto pada menit ke- 70. Skor 1-0, Evan Dimas Cs untuk sementara unggul atas Persewangi.
Jalanya pertandingan cukup ketat pada pada babak pertama, persewangi membuat kejutan setelah kick off serangan mereka sempat membuat barisan pertahanan Timnas U-19 kebingungan, beruntung kiper timnas mampu menangkap bola tendangan dari salah satu penyerangnya, Persewangi sempat membuat Gol pada menit ke 17 lewat kaki Trubus gunawan sayangya penyerang bertubuh kurus dan mantan punggawa Timnas U-18 ini terjebak offside terlebih dahulu.
secara keseluruan laga Persewangi dan timnas U-19 berjalan seru dan aman mesti terjadi sedikit insiden kecil seperti bobolnya gerbang stadion dan jatuhnya pagar pembatas tribun kelas utama, juga penyalaan kembang api sewaktu Hargianto mencetak goll, *NWA
Pagar Pembatas Tribun Roboh, 3 Penonton Timnas Vs Persewangi Luka-luka
BANYUWANGI - Tiga penonton pertandingan antara
Persewangi dan Timnas U 19 yang digelar hari ini, Senin (3/3/2014),
terluka setelah pagar pembatas di tribun utama roboh. Korban luka segera
ditangani oleh petugas kesehatan dari Palang Merah Indonesia Kabupaten
Banyuwangi dan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan.
"Dua orang terluka bagian kepala warga Rogojampi. Satu lagi luka lebam di bagian kaki," jelas Andre, salah satu petugas kesehatan.
Menurut Andre, penonton yang berjubel di tribun bagian atas membuat pagar pembatas roboh dan menimpa penonton yang ada di bawahnya.
"Dua orang kepalanya bocor dan lukanya agak dalam. Tadi langsung dievakuasi ke tenda kesehatan. Tapi setelah ditangani langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan menggunakan ambulans untuk penanganan lebih lanjut karena lukanya serius," ungkapnya.
Sebanyak 12 ribu lebih penonton menyaksikan pertandingan antara Timnas U 19 dan Persewangi. Babak kedua Timnas berhasil menggolkan gawang Persewangi sehingga skor 1-0 untuk Timnas U 19.(*)
"Dua orang terluka bagian kepala warga Rogojampi. Satu lagi luka lebam di bagian kaki," jelas Andre, salah satu petugas kesehatan.
Menurut Andre, penonton yang berjubel di tribun bagian atas membuat pagar pembatas roboh dan menimpa penonton yang ada di bawahnya.
"Dua orang kepalanya bocor dan lukanya agak dalam. Tadi langsung dievakuasi ke tenda kesehatan. Tapi setelah ditangani langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan menggunakan ambulans untuk penanganan lebih lanjut karena lukanya serius," ungkapnya.
Sebanyak 12 ribu lebih penonton menyaksikan pertandingan antara Timnas U 19 dan Persewangi. Babak kedua Timnas berhasil menggolkan gawang Persewangi sehingga skor 1-0 untuk Timnas U 19.(*)
Sabtu, 01 Maret 2014
Makelar Gentayangan di Kaki Ijen, Panasi Situasi Biar Bisa Borong Sapi
gambar ilustrasi |
Kedua gunung di ujung timur Pulau Jawa ini pun dinyatakan masuk status waspada atau bahaya level II. Status ini sama dengan gunung Bromo di Probolinggo dan Semeru di Lumajang.
Gunung Ijen berada di Banyuwangi. Sedang gunung Raung menancap di tiga kabupaten, Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso.
Ijen dinyatakan waspada sejak akhir 2013 lalu. Sedang Raung, statusnya sudah naik turun sejak 2012 lalu. Malah pada November 2012, status Raung sempat dinaikkan menjadi siaga (bahaya level III).
Satu tingkat lagi, masuk level awas, yang berarti warga wajib keluar dari radius 10 km dari kawah. Beruntung raungan Raung saat itu pelan-pelan melemah sampai akhirnya Juli 2013 dinyatakan statusnya aman.
Namun 5 Januari lalu, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) kembali melihat perut Raung bergolak. Status waspada kembali disematkan hingga kini.
Penetapan status waspada itu ternyata banyak dimanfaatkan para makelar ternak, khususnya ternak sapi. Mereka gentayangan keluar masuk desa-desa di kaki gunung.
Aksi licik mereka untuk meraup untung. Mereka mengembuskan kabar, status bahaya gunung terus meningkat dan pemerintah segera mewajibkan pengungsian.
“Warga kerap ditakut-takuti, sebentar lagi harus mengungsi. Artinya, semua ternak terpaksa ditinggal,” kata Herman S, petugas Koordinator Perlindungan Kawasan Ijen Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah III Jawa Timur.
Bagi warga, mengungsi itu berarti harus meninggalkan semua ternak tanpa tahu sampai kapan. Risikonya, ternak tidak terurus, mati atau dicuri orang. Daripada rugi besar, warga akhirnya ramai-ramai menjual ternaknya.
Makelar pun datang membelinya. Tentu saja dengan harga musim bencana alias murah. Makelar lalu menjual lagi ke pedagang langganannya dengan harga normal.
“Ini kerap terjadi,” ucapnya.
Hendra mengatakan, aksi makelar itu paling gencar terjadi dua atau tiga tahun lalu.
“Sekarang masih ada, tapi sudah agak reda, dibanding dua atau tiga tahun lalu,” katanya.
Muchlis (45), peternak sapi dan kambing di Desa Tamansari Kecamatan Licin membenarkan aksi licik para pedagang ternak itu. Bahkan ia mengaku pernah menjadi korban, karena termakan isu pengungsian. Tanpa berpikir panjang, ia jual kambing piaraannya. Tentu saja dengan harga murah agar cepat laku.
Kondisi yang sama terjadi di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, 15 kilometer dari puncak Raung. Warga di sempat panik saat PVMBG menaikkan status Raung dari normal menjadi waspada, Januari lalu.
“Pedagang sapi sengaja memainkan situasi. Makanya, kami dari kecamatan dibantu pihak desa beradu cepat dengan mereka. Petugas kami turunkan untuk memberikan informasi yang benar. Termasuk soal perlu mengungsi atau tidak,” terang Camat Songgong, Wagiono.
Beberapa warga Desa Sumberarum yang ditemui Surya bercerita, saat Raung erupsi Oktober 2012, banyak orang dari luar daerah datang untuk membeli ternak warga.
“Pikiran warga di sini, ya lebih baik dijual saja sebelum terjadi apa-apa. Kan kalau sampai ditinggal mengungsi, kan kasian juga ternaknya, malah bisa-bisa mati,” jelas Muslikan, warga Desa Sumberarum.
Langganan:
Postingan (Atom)