BANYUWANGI,
- Luka robek di dahi Purwadi Syamsul Hidayat (21) atau Ipung salah satu
pendaki Gunung Raung masih tertutup perban saat keluar ke Rumah Sakit
Krikilan Bhakti Husada Glenmore, Kamis malam (29/5/2014).
Badannya
masih lemas sehingga harus dibantu saat masuk ke ambulance. Purwadi
adalah salah satu pendaki asal Solo yang jatuh saat akan menaklukkan
Puncak Sejati, Gunung Raung, yang berada di perbatasan Kabupaten
Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso.
"Dibawa ke rumah sakit Bhakti
Husada untuk pengobatan luka di kepala. Setelah ini dibawa ke puskesmas
Kalibaru saja, biar dirawat di sana agar dekat dengan teman-temannya
yang lain yang istirahat di Pos Wonorejo," kata Sutrisno.
Kasie
Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Kalibaru saat mendampingi Purwadi
menjelaskan, dari 10 pendaki yang terjebak di Gunung Raung, tinggal tiga
pendaki yang masih melakukan perjalanan dari Gunung Raung.
"Ke
tujuh pendaki sudah sampai ke Pos Wonorejo termasuk Purwadi. Sedangkan
sisanya ada 3 salah satunya Ujang Mudianto. Dia harus ditandu karena
lukanya parah dan tidak bisa jalan sendiri," ungkapnya.
Sementara
itu, Rilo Setiyarso (33) salah satu pendaki, menceritakan, ia dan
rombongannya naik ke Gunung Raung pada Senin pagi (26/05/2014). Ia
mengaku sudah mempersiapkan peralatan lengkap standar untuk naik gunung.
"Dua rekan kami tergelincir sebelum mecapai puncak sejati. Sebelum batu tusuk gigi, iyaa
batu-batunya seperti tusuk gigi. Awalnya Ujang yang jatuh tergelincir,
dan saat Purwadi akan menolong ia juga ikut terjatuh," kata lelaki warga
Kedung Gudel Sukoharo.
Hingga ia dan rombongannya memilih bertahan dan meminta bantuan karena kedua rekannya tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Rilo
mengakui Gunung Raung memiliki medan yang tergolong sulit untuk didaki.
"Banyak yang bilang jika Gunung Raun merupakan medan ekstrem nomer dua
setelah Punjak Jaya Wijaya di Papua," kata dia.
Saat di tanya
apakah ia dan rombongan mengetahui jika Gunung Raung dalam level
waspada, Rilo mengaku mengetahuinya. Ia berdalih jika sudah membawa
peralatan dan melakukan persiapan jauh lama untuk melakukan pendakian di
Gunung Raung.
"Banyak juga kan yang mendaki selain kami," ungkapnya.
10
pendaki Gunung Raung asal solo tersebut adalah Hamas Hasan Albawa (22)
warga Randusanga Kulon Brebes, Purwadi Syamsul Hidayat (21) warga
Banyumas, Shara Dhivka Patma Mutiara Fani (19) warga Madiun, Agus Adiani
(30) warga Bapangan Jepara, Erfan Sulistyo (22) warga Grogot Sukoharjo,
Rilo Setiyarso (33) warga Kedung Gudel Sukoharjo, Novianto (26) warga
Karanganyr, Ujang Muhdianto (26) warga Sukoharjo dan Joko Tri Hartanto
(30) warga Sukoharjo.
Untuk mencapai Puncak Sejati yang berada
di ketinggian 3344 mdpl, pendaki harus melewati empat pos dengan jalur
Desa Wonorejo Desa Kalibaru Wetan sebagai jalur alternatif kedua setelah
jalur pendakian Bondowoso.
Blogroll
Jumat, 30 Mei 2014
Senin, 26 Mei 2014
Hari Terakhir Pengunjung Membeludak
PESANGGARAN – Ajang Banyuwangi International Surfing Competition (BISC)
yang berlangsung selama tiga hari di Pulau Merah mampu menyedot
ribuan wisatawan. Hari terakhir kompetisi surfing kemarin,
sekitar sepuluh ribu pengunjung tumpah ruah di pantai yang ter letak di
Desa Sumberagung, Ke camatan Pesanggaran tersebut. Roda ekonomi pun
berge liat. Tukang parkir, penjaja makanan dan minuman, ser ta
outlet- outlet kerajinan khas Banyuwangi kecipratan berkah Pulau Merah.
Dagangan mereka laris manis. Penjunjung pun puas menikmati suguhan BISC yang digeber sejak Jumat (23/5) hingga Minggu siang kemarin (25/5). ”Perkiraan saya, jumlah pengunjung hari terakhir mencapai sepuluh ribu orang. Hari terakhir, pengunjung terus berdatangan,’’ ujar Kepala Desa Sumbergaung, Murwanto. Pengunjung datang dari berbagai daerah. Ada dari Bali, Jember, Situbondo, dan wisatawan lokal Banyuwangi. Sejak pagi mereka berdatangan ke Pulau Merah hingga akses menuju tempat wisata tersebut sempat macet.
Dagangan mereka laris manis. Penjunjung pun puas menikmati suguhan BISC yang digeber sejak Jumat (23/5) hingga Minggu siang kemarin (25/5). ”Perkiraan saya, jumlah pengunjung hari terakhir mencapai sepuluh ribu orang. Hari terakhir, pengunjung terus berdatangan,’’ ujar Kepala Desa Sumbergaung, Murwanto. Pengunjung datang dari berbagai daerah. Ada dari Bali, Jember, Situbondo, dan wisatawan lokal Banyuwangi. Sejak pagi mereka berdatangan ke Pulau Merah hingga akses menuju tempat wisata tersebut sempat macet.
Kendati jarak tempuh menuju Pulau Merah
cukup jauh, warga dari luar kota terlihat antusias menikmati keindahan
Pulau Merah serta suguhan kompetisi surfing. ”Saya berangkat dari Jember
pukul 06.00. Sampai ke Pulau Merah 09.00. Kami sempatkan datang ke
Pulau Merah untuk melihat ajang surfing,’’ ujar Sugiarto,
warga Jember. Sementara itu, banyak komunitas memanfaatkan
penyelenggaraan event surfing berkelas internasional tersebut.
Mereka melakukan gathering dan acara
praktik ilmu. Mulai dari komunitas fotografi, skuter
dan backpacker. Salah satunya kegiatan pembuatanfilm dokumenter
oleh kalangan anak muda. Mereka melakukan short coaching clinic (SCC) di
Balai Desa Sumberagung dan melakukan pengamatan langsung di arena
kompetisi surfing. Mabrur, salah satu peserta kegiatan ini mengaku
sangat tertarik. Selain bisa mendokumentasikan kegiatan kabupaten,
dirinya juga bisa memperoleh pengetahuan seputar film dokumenter.
“Ya, saya senang dilatih sekaligus bias
merekam keramaian. Banyak pengetahuan bersifat human interes yang saya
dapat,” akunya. Salah satu penggagas acara SCC, Khoirudin mengatakan,
pelatihan ini selain disengaja memanfaatkan keberadaan event BISC juga
untuk mendokumentasikan perkembangan geliat ekonomi dan sosisal budaya
di sekitar Pulau Merah pasca promosi wisata yang dilakukan pemerintah
Kabupaten Banyuwangi. “Ini kita latih teman-teman untuk menangkap
perubahan sosial yang ada di masyarakat,” ujar Ketua
Banyuwangi Institute tersebut.
Dibanding tahun lalu, animo masyarakat
untuk membeli produk- produk khas Banyuwangi di sekitar tempat acara
sedikit menurun. Seperti yang diungkapkan Heri, 39, pemilik usaha
kerajinan dan souvenir. Dia mengaku kunjungan warga pada hari
pertama dan kedua sangat kecil. Penurunan hingga 75 persen.
“Penurunan pengunjung dibanding tahun lalau hampir 75 persen,”
keluhnya. Namun demikian, dia mengaku tidak kapok, saat itu dirinya
optimistis jika siang hari kunjungan akan mengalami peningkatan.
Prediksi yang diutarakan Heri ternyata
benar. Menjelang siang ahri, jumlah warga yang berkunjung meningkat
pesat. Bahkan, area parkir yang berada di halamaan Pura penuh sesak.
Begitu juga area parkir mobil yang dipusatkan di sisi utara pantai
terlihat penuh. Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda mengakui kalau jumlah pengunjung Pulau
Merah mengalami lonjakan cukup besar. Pada hari pertama dan kedua,
jumlahnya tidak seberapa.
Namun, pada Minggu kemarin (25/5)
bertepatan dengan peak season, jumlah pengunjung benar-benar
membeludak. ”Pada hari kedua jumlah wisatawan 6000 sampai 7000 orang.
Hari terakhir makin membeludak. Ini sesuai perkiraan kita,’’ kata
Bramuda. Ke depan, pihaknya tidak hanya fokus pada Pulau Merah.
Destinasi baru seperti Pantai Mustika akan dilakukan acara yang
mampu menyedot pengunjung. ”Masih banyak destinasi wisata baru yang
perlu kita promosikan kepada publik,’’ tandas mantan Camat Pesanggaran
itu.
(radar)
Dua Pengunjung Pulau Merah Terseret Arus
PESANGGARAN – Membeludaknya jumlah pengunjung Pulau Merah nyaris menelan
korban jiwa. Beberapa pengunjung terseret ganasnya ombak Pulau Merah.
Beruntung, nyawa pengunjung tersebut bisa diselamatkan oleh tim
lifeguard. Bukan hanya terseret ombak, sejumlah pengunjung juga kena
bulu babi karena mengabaikan imbauan panitia agar tidak mendekati bukit
yang jauh dari bibir pantai.
SMPN 1 Muncar, kakinya mengalami luka saat bermain di area karang di sisi bukit merah. “Tahu kalau bulu babi berbahaya, tapi saya tak sempat lihat,” ujar Pungki saat dirawat oleh petugas medis di posko kesehatan tak jauh dari pantai. Pengunjung yang kena sengatan bulu babi adalah Irwan, 13, siswa MTs Al Islamiyah, Kecamatan Songgon. Dia mengalami luka di kaki akibat bulu babi. Dirinya sempat shock saat terkena bulu babi. “Nggak tahu Mas, ya tadi terkena saat bermain,” ujarnya.
t terseret arus pantai Pulau Merah. Mereka adalah Khomsiyah, 15 dan Azizah, 15, keduanya adalah siswi MTs Assurrur Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember. Maemunah, salah seorang temannya menuturkan, Khomsiyah dan Azizah terseret arus saat sedang bermain. “Mereka terseret ombak,” ujarnya. Dokter Beni, salah satu petugas yang menangani korban menyatakan, kondisi mereka tergolong biasa. Tidak sampai akut. “Kondisinya mendingan,’’ ungkapnya.
Radar
SMPN 1 Muncar, kakinya mengalami luka saat bermain di area karang di sisi bukit merah. “Tahu kalau bulu babi berbahaya, tapi saya tak sempat lihat,” ujar Pungki saat dirawat oleh petugas medis di posko kesehatan tak jauh dari pantai. Pengunjung yang kena sengatan bulu babi adalah Irwan, 13, siswa MTs Al Islamiyah, Kecamatan Songgon. Dia mengalami luka di kaki akibat bulu babi. Dirinya sempat shock saat terkena bulu babi. “Nggak tahu Mas, ya tadi terkena saat bermain,” ujarnya.
t terseret arus pantai Pulau Merah. Mereka adalah Khomsiyah, 15 dan Azizah, 15, keduanya adalah siswi MTs Assurrur Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember. Maemunah, salah seorang temannya menuturkan, Khomsiyah dan Azizah terseret arus saat sedang bermain. “Mereka terseret ombak,” ujarnya. Dokter Beni, salah satu petugas yang menangani korban menyatakan, kondisi mereka tergolong biasa. Tidak sampai akut. “Kondisinya mendingan,’’ ungkapnya.
Radar
Peselancar Asal Tegaldlimo Juara Kategori Woman
Surfing di Pulau Merah yang diikuti
120 peserta dari 15 negara. Jika pembukaan dihadiri dua menteri,
penutupan pukul 15.00 kemarin cukup dihadiri Bupati Abdullah Azwar Anas
dan jajaran pejabat Forpimda. Bupati Anas mengaku puas dengan
berlangsungnya event surfing bertaraf internasinal tersebut. Kekurangan
dari event ini akan dievaluasi demi susksenya pergelaran serupa tahun
depan.Lalu siapa jawara dalam surfing tahun ini?
Para surfer yang beruntung dalam kompetisi bertajuk BISC tersebut adalah Dhea Natasya ( kategori woman), Dhani widyanto (lokal A), Ivam Frihandoyo (lokal B), Raju Sena (kategori nasional A), Dian Hepiyanto (nasional -under 17), Darma Putra (internasional A), dan Willu Weikum ( internasional B). (selengkapnya baca grafis). Dalam kesempatan itu, secara bergantian para pejabat memberikan hadiah kepada pemenang. Bupati Anas didaulat menyerahkan penghargaan kepada pemenang kategori internasional, Darma Putra.
Sebelum pengumuman pemenang kompetisi, terlebih dahulu panitia mengumumkan pemenang lomba melukis papan surfing. Dalam lomba tersebut, pantia memutuskan karya Bima, Leo, Feris dan Aan sebegai pemenang. Di sela penghargaan, Dhea Natasya surfer dari Tegaldlimo menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang telah menggelar kompetisi ini. “Terima kasih kepada semua, kepada bupati,” ujarnya.
(radar)
Para surfer yang beruntung dalam kompetisi bertajuk BISC tersebut adalah Dhea Natasya ( kategori woman), Dhani widyanto (lokal A), Ivam Frihandoyo (lokal B), Raju Sena (kategori nasional A), Dian Hepiyanto (nasional -under 17), Darma Putra (internasional A), dan Willu Weikum ( internasional B). (selengkapnya baca grafis). Dalam kesempatan itu, secara bergantian para pejabat memberikan hadiah kepada pemenang. Bupati Anas didaulat menyerahkan penghargaan kepada pemenang kategori internasional, Darma Putra.
Sebelum pengumuman pemenang kompetisi, terlebih dahulu panitia mengumumkan pemenang lomba melukis papan surfing. Dalam lomba tersebut, pantia memutuskan karya Bima, Leo, Feris dan Aan sebegai pemenang. Di sela penghargaan, Dhea Natasya surfer dari Tegaldlimo menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang telah menggelar kompetisi ini. “Terima kasih kepada semua, kepada bupati,” ujarnya.
(radar)
Minggu, 25 Mei 2014
Seorang Pengemis Tewas Tenggelam di Pantai Banyuwangi
BANYUWANGI
- Sesosok mayat lelaki tanpa identitas ditemukan warga di pinggir
Pantai Watu Dodol, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Minggu
(25/5/2014).
Saat ditemukan, mayat tanpa identitas tersebut mengenakan kaos lengan panjang berwarna merah hati dan celana pendek berwarna cokelat.
Kapolsek Kalipuro, AKP Sudarsono saat dikonfirmasi Kompas.com membenarkan penemuan mayat tersebut. Menurutnya, warga sekitar pantai sempat melihat seseorang yang meminta tolong saat berenang karena terseret arus. Sayangnya, warga sekitar terlambat untuk menyelamatkannya.
"Saat ditemukan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh mayat. Dugaan awal ya lelaki yang terseret arus. Identitasnya masih belum diketahui," jelasnya.
Setelah mendapatkan laporan, polisi langsung membawa mayat tersebut ke RSUD Blambangan untuk diotopsi.
Dari ciri-ciri fisik, lelaki tersebut diperkirakan berusia 35 tahun dengan tinggi badan 167 centimenter. Diduga pria tersebut merupakan gepeng (gelandangan pengemis).
Pantai Watu Dodol merupakan salah satu tempat wisata yang berjarak 15 kilometer ke utara dari pusat Kota Banyuwangi. Biasanya, setiap akhir pekan, pantai yang memiliki ikon patung penari Gandrung tersebut didatangi oleh ratusan pengunjung yang berlibur.
kompas
Saat ditemukan, mayat tanpa identitas tersebut mengenakan kaos lengan panjang berwarna merah hati dan celana pendek berwarna cokelat.
Kapolsek Kalipuro, AKP Sudarsono saat dikonfirmasi Kompas.com membenarkan penemuan mayat tersebut. Menurutnya, warga sekitar pantai sempat melihat seseorang yang meminta tolong saat berenang karena terseret arus. Sayangnya, warga sekitar terlambat untuk menyelamatkannya.
"Saat ditemukan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh mayat. Dugaan awal ya lelaki yang terseret arus. Identitasnya masih belum diketahui," jelasnya.
Setelah mendapatkan laporan, polisi langsung membawa mayat tersebut ke RSUD Blambangan untuk diotopsi.
Dari ciri-ciri fisik, lelaki tersebut diperkirakan berusia 35 tahun dengan tinggi badan 167 centimenter. Diduga pria tersebut merupakan gepeng (gelandangan pengemis).
Pantai Watu Dodol merupakan salah satu tempat wisata yang berjarak 15 kilometer ke utara dari pusat Kota Banyuwangi. Biasanya, setiap akhir pekan, pantai yang memiliki ikon patung penari Gandrung tersebut didatangi oleh ratusan pengunjung yang berlibur.
kompas
Pesurfer Indonesia Pemenang Pulau Merah Banyuwangi Internasional Competition 2014
BANYUWANGI – Pesurfer asal Bali, Indonesia Darma Putra keluar
sebagai pemenang pertama Pulau Merah Banyuwangi Internasional
Competition 2014. Darma berhasil meraih nilai exellent yakni 15.0 pada
kategori Internasional Open di penjurian final yang digelar Minggu
(25/5), di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi.
Darma mengatakan dikompetisi kali ini ombak Pulau Merah lebih landai, hanya setinggi satu meter, jika dibandingkan pada even yang sama tahun lalu mencapai 3 meter. Namun kondisi ini tetap dimaksimalkan olehnya dengan melakukan beberapa manuver ketika diatas ombak. Salah satunya manuver Ariel yakni gerakan terbang diatas ombak. “Selain itu saya juga melakukan Flakter dengan bergerak vertikal diatas ombak,” kata Darma.
Putra Bali yang telah 9 tahun menekuni surfing ini menambahkan sebelumnya sering mengikuti kejuaran surfing tingkat Asia. Bahkan dia juga sering menjajal ombak setinggi 6 meter salah satunya di Pantai Gland, Banyuwangi. Sedangkan kemenangan Darma kali ini adalah untuk kedua kalinya di Pulau Merah Surfing Competi ion, meski saat itu tidak menjadi juara pertama.
Sementara itu untuk pemenang kedua kategori internasional open ditempati oleh Black Satria dari Bali dan diposisi ketiga Darmayasa yang merupakan adik kandung pemenang pertama, Darma Yasa.
Selanjutnya kategori Internasional under 17 dimenangkan oleh Willi Weikum asal Rusia. Diposisi keduanya Carok Gunata dari Bali, diikuti Fathirian diposisi ketiga dan posisi keempat Julian Groom dari Perth, Australia.
Untuk kategori Internasional Ladies dimenangkan oleh Dhea Natasya, asal Banyuwangi. Dhea berhasil menyisihkan pesurfer Indonesia lainnya Salini Rengganis dari Pacitan, yang berada di posisi dua. Sedangkan pesurfer dari Jepang dan Korsel hanya menempati posisi tiga dan empat.
Sementara itu pada kategori nasional juara diisi oleh pertamanya adalah Raju Sena, asal Bali. “ Raju merupakan pesurfer profesional yang mewakili benua Asia di kejuaraan Rip Curl Grand Series,” kata I Made Sudiarta salah satu juri di kompetisi ini. Sementara di posisi kedua dimenangkan Andre Julian yang merupakan yang pernah mengikuti dua kali kejuaraan Surfing di Perancis. “Untuk kategori nasional under 17 pemenangnya Dian Herdiyanto dari Jawa Barat, posisi kedua Made Tedy, Bali dan pesurfer asal Jogja Irawan D. Asmoro diposisi ketiga,” tambahnya.
Sedangkan di kelas lokal dimenangkan oleh Dhani Widyanto, pesurfer Pulau Merah. Dan kategori lokal pemula diraih oleh Ivan Prihandoyo. “Ivan Prihandoyo sekaligus menjadi the best perform dari semua peserta lokal,” imbuh Made Sudiarta.
Sementara itu Head Judge Ketut Menda mengatakan, penilaian kompetisi surfing dilakukan melalui beberapa poin penilaian seperti speed, power dan balancing. “Penilaian ini diantaranya melihat seberapa cepat dia mengejar ombak, dan keseimbangan selama di atas ombak,” kata Ketut.
Ketut melanjutkan, secara umum untuk penilaian disemua kategori juri menggunakan poin penilaian yang sama yakni speed, power dan balancing. Kemudian dilihat banyaknya manuver yang dilakukan selama di air. “Peserta yang perolehan nilainya tinggi rata-rata melakukan 5-6 manuver tanpa jatuh. Makin sulit gerakannya makin tinggi nilainya” ujar yang telah memiliki sertifikat internasional itu.
Berikut nama-nama lengkap pemenanBanyuwangi g Pulau Merah Surfing Competition 2014:
Kategori Internasional Open:
Darma mengatakan dikompetisi kali ini ombak Pulau Merah lebih landai, hanya setinggi satu meter, jika dibandingkan pada even yang sama tahun lalu mencapai 3 meter. Namun kondisi ini tetap dimaksimalkan olehnya dengan melakukan beberapa manuver ketika diatas ombak. Salah satunya manuver Ariel yakni gerakan terbang diatas ombak. “Selain itu saya juga melakukan Flakter dengan bergerak vertikal diatas ombak,” kata Darma.
Putra Bali yang telah 9 tahun menekuni surfing ini menambahkan sebelumnya sering mengikuti kejuaran surfing tingkat Asia. Bahkan dia juga sering menjajal ombak setinggi 6 meter salah satunya di Pantai Gland, Banyuwangi. Sedangkan kemenangan Darma kali ini adalah untuk kedua kalinya di Pulau Merah Surfing Competi ion, meski saat itu tidak menjadi juara pertama.
Sementara itu untuk pemenang kedua kategori internasional open ditempati oleh Black Satria dari Bali dan diposisi ketiga Darmayasa yang merupakan adik kandung pemenang pertama, Darma Yasa.
Selanjutnya kategori Internasional under 17 dimenangkan oleh Willi Weikum asal Rusia. Diposisi keduanya Carok Gunata dari Bali, diikuti Fathirian diposisi ketiga dan posisi keempat Julian Groom dari Perth, Australia.
Untuk kategori Internasional Ladies dimenangkan oleh Dhea Natasya, asal Banyuwangi. Dhea berhasil menyisihkan pesurfer Indonesia lainnya Salini Rengganis dari Pacitan, yang berada di posisi dua. Sedangkan pesurfer dari Jepang dan Korsel hanya menempati posisi tiga dan empat.
Sementara itu pada kategori nasional juara diisi oleh pertamanya adalah Raju Sena, asal Bali. “ Raju merupakan pesurfer profesional yang mewakili benua Asia di kejuaraan Rip Curl Grand Series,” kata I Made Sudiarta salah satu juri di kompetisi ini. Sementara di posisi kedua dimenangkan Andre Julian yang merupakan yang pernah mengikuti dua kali kejuaraan Surfing di Perancis. “Untuk kategori nasional under 17 pemenangnya Dian Herdiyanto dari Jawa Barat, posisi kedua Made Tedy, Bali dan pesurfer asal Jogja Irawan D. Asmoro diposisi ketiga,” tambahnya.
Sedangkan di kelas lokal dimenangkan oleh Dhani Widyanto, pesurfer Pulau Merah. Dan kategori lokal pemula diraih oleh Ivan Prihandoyo. “Ivan Prihandoyo sekaligus menjadi the best perform dari semua peserta lokal,” imbuh Made Sudiarta.
Sementara itu Head Judge Ketut Menda mengatakan, penilaian kompetisi surfing dilakukan melalui beberapa poin penilaian seperti speed, power dan balancing. “Penilaian ini diantaranya melihat seberapa cepat dia mengejar ombak, dan keseimbangan selama di atas ombak,” kata Ketut.
Ketut melanjutkan, secara umum untuk penilaian disemua kategori juri menggunakan poin penilaian yang sama yakni speed, power dan balancing. Kemudian dilihat banyaknya manuver yang dilakukan selama di air. “Peserta yang perolehan nilainya tinggi rata-rata melakukan 5-6 manuver tanpa jatuh. Makin sulit gerakannya makin tinggi nilainya” ujar yang telah memiliki sertifikat internasional itu.
Berikut nama-nama lengkap pemenanBanyuwangi g Pulau Merah Surfing Competition 2014:
Kategori Internasional Open:
- Darma Putra, Indonesia
- Black Satria, Indonesia
- Darmayasa, Indonesia
- Gogo S.Jaya, Indonesia
- Willi Wikum, Rusia
- Carok Gunata, Indonesia
- Fathirian, Indonesia
- Julian Groom, Australia
- Dhea Natasya, Banyuwangi Indonesia
- Salini Rengganis, Pacitan, Indonesia
- Tamaki Tanokohi, Jepang
- Nana Lee, Korea Selatan
- Raju Sena, Bali
- Andre Julian, Bali
- Agus Julyantara, Bali
- Riman Jayadi, Bali
Kategori Nasional Under 17:
- Dian herdiyanto, Jawa Barat
- Made Tedy, Bali
- Irawan D. Asmoro, Yogyakarta
- Made Kusuma, Bali
- Dhani Widyanto
- Risky eka
- Rosi Anggara
- Novi Rahman
- Ivan prihandono
- Putra
- Feri
- Dodo
Omzet Pedagang Naik Hingga 300 Persen Selama Event Surfing
turis asing menikmati bakso di pulau merah |
Closing Ceremony Pulau Merah Surfing Berlangsung Marak
Sabtu, 24 Mei 2014
Banyuwangi kembangkan pusat-pusat wisata baru
Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur, mengembangkan pusat-pusat wisata baru untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonominya.
Pemerintah Banyuwangi sedang giat mempromosikan Pantai Pulau Merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, sebagai daerah tujuan wisata baru.
Upaya promosi antara lain dilakukan dengan menggelar acara-acara berskala internasional seperti kejuaraan selancar "Pulau Merah International Surfing Championship 2014" yang dibuka di tepi Pantai Pulau Merah, Jumat.
"Kejuaraan surfing ini hanya instrumen untuk mendorong agar destinasi wisata bisa berkembang," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
"Ini bagian dari ikhtiar pemerintah daerah," katanya.
Penyelenggaraan kejuaraan selancar internasional semacam itu, menurut dia, terbukti ikut mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.
Menurut pemerintah daerah, penyelenggaraan kompetisi selancar internasional di Pulau Merah tahun 2013 memberikan sumbangan besar bagi peningkatan kunjungan wisatawan yang selama kurun waktu itu sampai 100 persen lebih.
"Dan tempat wisata begitu dibangun, mereka datang, makan soto, rawon, bayar tunai semua... Lalu ada yang bikin penginapan...," katanya.
Kawasan lain yang akan dikembangkan adalah Pantai Plengkung (G-Land) yang sudah lama dikenal sebagai salah satu surga bagi peselancar profesional dengan gulungan ombak yang bisa mencapai lima sampai enam meter.
"Meski sudah cukup dikenal tapi infrastruktur masih perlu dibenahi, itu fokus kami ke depan," katanya.
Selain itu pemerintah Banyuwangi juga akan mengembangkan kawasan wisata Teluk Hijau, Pantai Sukamade, hutan mangrove Blok Bedul dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, dan wisata kawasan perkebunan.
Daerah-daerah wisata yang sudah terkenal seperti Kawah Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo juga akan dibenahi infrastrukturnya.
"Pembenahan sudah mulai dilakukan, setiap tahun kami bangun 250 kilometer sampai 300 kilometer jalan per tahun," kata Abdullah.
Pengembangan pariwisata diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi daerah Banyuwangi yang utamanya bertumpu pada sektor pertanian.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan pembangunan industri pariwisata Banyuwangi sudah berada di jalur yang tepat.
"Baru di titik awal, tapi sudah on the right track," katanya.
Selanjutnya, kata dia, pemerintah daerah masih harus bekerja keras untuk membangun infrastruktur pendukung industri pariwisata seperti jalan dan hotel.
"Dan tentu sumber daya manusia untuk melayani... Dalam pariwisata, sangat penting bagaimana kita membuat tamu merasa nyaman," katanya.
"Pariwisata adalah ilmu untuk menciptakan pengalaman bagi orang yang datang ke tempat kita," tambah dia.(*)
antara
Pemerintah Banyuwangi sedang giat mempromosikan Pantai Pulau Merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, sebagai daerah tujuan wisata baru.
Upaya promosi antara lain dilakukan dengan menggelar acara-acara berskala internasional seperti kejuaraan selancar "Pulau Merah International Surfing Championship 2014" yang dibuka di tepi Pantai Pulau Merah, Jumat.
"Kejuaraan surfing ini hanya instrumen untuk mendorong agar destinasi wisata bisa berkembang," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
"Ini bagian dari ikhtiar pemerintah daerah," katanya.
Penyelenggaraan kejuaraan selancar internasional semacam itu, menurut dia, terbukti ikut mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.
Menurut pemerintah daerah, penyelenggaraan kompetisi selancar internasional di Pulau Merah tahun 2013 memberikan sumbangan besar bagi peningkatan kunjungan wisatawan yang selama kurun waktu itu sampai 100 persen lebih.
"Dan tempat wisata begitu dibangun, mereka datang, makan soto, rawon, bayar tunai semua... Lalu ada yang bikin penginapan...," katanya.
Kawasan lain yang akan dikembangkan adalah Pantai Plengkung (G-Land) yang sudah lama dikenal sebagai salah satu surga bagi peselancar profesional dengan gulungan ombak yang bisa mencapai lima sampai enam meter.
"Meski sudah cukup dikenal tapi infrastruktur masih perlu dibenahi, itu fokus kami ke depan," katanya.
Selain itu pemerintah Banyuwangi juga akan mengembangkan kawasan wisata Teluk Hijau, Pantai Sukamade, hutan mangrove Blok Bedul dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, dan wisata kawasan perkebunan.
Daerah-daerah wisata yang sudah terkenal seperti Kawah Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo juga akan dibenahi infrastrukturnya.
"Pembenahan sudah mulai dilakukan, setiap tahun kami bangun 250 kilometer sampai 300 kilometer jalan per tahun," kata Abdullah.
Pengembangan pariwisata diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi daerah Banyuwangi yang utamanya bertumpu pada sektor pertanian.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan pembangunan industri pariwisata Banyuwangi sudah berada di jalur yang tepat.
"Baru di titik awal, tapi sudah on the right track," katanya.
Selanjutnya, kata dia, pemerintah daerah masih harus bekerja keras untuk membangun infrastruktur pendukung industri pariwisata seperti jalan dan hotel.
"Dan tentu sumber daya manusia untuk melayani... Dalam pariwisata, sangat penting bagaimana kita membuat tamu merasa nyaman," katanya.
"Pariwisata adalah ilmu untuk menciptakan pengalaman bagi orang yang datang ke tempat kita," tambah dia.(*)
antara
Kemenparekraf Puji Inovasi Sport Tourism Banyuwangi
Banyuwangi - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengapresiasi kreativitas Pemkab
Banyuwangi dalam mengelola sport tourism. Sport tourism bertajuk Pulau
Merah International Surfing Competition 2014 dianggap mampu menjadi
gerbang inovatif Banyuwangi untuk mengangkat pariwisata Banyuwangi.
"Pagelaran inisiatif daerah seperti Banyuwangi dalam mengemas pemasaran pariwisata dengan balutan olahraga dan event. Kalau kita kreatif pasti kita bisa sejahtera, sport tourism itu sangat bisa mengangkat Pariwisata yang bisa mengajak orang banyak untuk datang," kata Mari saat mengawali Pulau Merah Surfing Competition 2014 di Pulau Merah, Banyuwangi, Jumat (23/05/2014).
Mari memuji inisiatif daerah seperti Banyuwangi dalam mengemas pemasaran pariwisata dengan balutan olahraga dan event. Menurutnya, jika pariwisata di suatu daerah berkembang maka akan menimbulkan multiplay effect, diantaranya yaitu bertumbuhnya industry kreatif. Pariwisata dan industri ekonomi kreatif sangat erat hubungannya, sebab industri kreatif akan berkembang jika pariwisata berkembang.
"Banyuwangi ini salah satu daerah yang bisa menerapkan hal itu sangat baik. Serangkaian kegiatan yang membuat orang datang berkali kali terlebih lagi dengan adanya konektivitas yang mempermudah akses masuk ke Banyuwangi," imbuhnya.
Melihat komitmen Banyuwangi begitu getol mempromosikan pariwisata, Mari berjanji, kementeriannya akan mendorong semakin banyak daerah itu berinovasi mengembangkan sektor pariwisata. Kemenparekraf akan memfasilitasi promosi wisata daerah termasuk salah satunya di Banyuwangi.
"Prinsipnya, kita lihat komitmen dari daerah, apakah event wisatanya dari tahun ke tahun membaik, apakah konsisten, apakah kreatif. Contohnya Banyuwangi, ini rutin, meningkat kualitasnya, dan kreatif. Ada promosi berbasis Android, di destinasi wisata ada wifi, jadi Kemenparekraf akan support daerah-daerah seperti ini, akan didukung promosi di Jakarta dan internasional," kata Mari yang sempat membuka salah satu berita wisata di sebuah media online dan me-like berita tersebut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menuturkan, terkait sport tourism langkah ini cukup efektif untuk menarik perhatian wisawatan. Banyuwangi punya dua acara sport tourism, yaitu International Tour de Ijen dan International Surfing Competition. Kedua pergelaran itu cukup efektif mengatrol kunjungan wisatawan.
"Kami bersyukur kunjungan wisatawan terus meningkat, padahal dana promosi wisata minim, hanya sekitar Rp 2 miliar. Kami banyak menggandeng pihak lain untuk berpromosi, termasuk aktif di social media yang sangat cepat menyebarkan berbagai potensi destinasi wisata Banyuwangi," pungkas Anas.
detik
"Pagelaran inisiatif daerah seperti Banyuwangi dalam mengemas pemasaran pariwisata dengan balutan olahraga dan event. Kalau kita kreatif pasti kita bisa sejahtera, sport tourism itu sangat bisa mengangkat Pariwisata yang bisa mengajak orang banyak untuk datang," kata Mari saat mengawali Pulau Merah Surfing Competition 2014 di Pulau Merah, Banyuwangi, Jumat (23/05/2014).
Mari memuji inisiatif daerah seperti Banyuwangi dalam mengemas pemasaran pariwisata dengan balutan olahraga dan event. Menurutnya, jika pariwisata di suatu daerah berkembang maka akan menimbulkan multiplay effect, diantaranya yaitu bertumbuhnya industry kreatif. Pariwisata dan industri ekonomi kreatif sangat erat hubungannya, sebab industri kreatif akan berkembang jika pariwisata berkembang.
"Banyuwangi ini salah satu daerah yang bisa menerapkan hal itu sangat baik. Serangkaian kegiatan yang membuat orang datang berkali kali terlebih lagi dengan adanya konektivitas yang mempermudah akses masuk ke Banyuwangi," imbuhnya.
Melihat komitmen Banyuwangi begitu getol mempromosikan pariwisata, Mari berjanji, kementeriannya akan mendorong semakin banyak daerah itu berinovasi mengembangkan sektor pariwisata. Kemenparekraf akan memfasilitasi promosi wisata daerah termasuk salah satunya di Banyuwangi.
"Prinsipnya, kita lihat komitmen dari daerah, apakah event wisatanya dari tahun ke tahun membaik, apakah konsisten, apakah kreatif. Contohnya Banyuwangi, ini rutin, meningkat kualitasnya, dan kreatif. Ada promosi berbasis Android, di destinasi wisata ada wifi, jadi Kemenparekraf akan support daerah-daerah seperti ini, akan didukung promosi di Jakarta dan internasional," kata Mari yang sempat membuka salah satu berita wisata di sebuah media online dan me-like berita tersebut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menuturkan, terkait sport tourism langkah ini cukup efektif untuk menarik perhatian wisawatan. Banyuwangi punya dua acara sport tourism, yaitu International Tour de Ijen dan International Surfing Competition. Kedua pergelaran itu cukup efektif mengatrol kunjungan wisatawan.
"Kami bersyukur kunjungan wisatawan terus meningkat, padahal dana promosi wisata minim, hanya sekitar Rp 2 miliar. Kami banyak menggandeng pihak lain untuk berpromosi, termasuk aktif di social media yang sangat cepat menyebarkan berbagai potensi destinasi wisata Banyuwangi," pungkas Anas.
detik
Bupati Banyuwangi larang pembangunan hotel melati
BANYUWANGI -Sejak dipimpin Abdullah Azwar Anas, Banyuwangi menjadi kabupaten yang
berkembang pesat di sektor pariwisata. Pertumbuhan ekonomi berbasis
wisata terus menggeliat menyemarakkan Bumi Blambangan, nama lain
Banyuwangi.
Alhasil, di kalangan pengusaha pun banyak yang tertarik untuk mengembangkan bisnis perhotelan di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu. Terlebih lagi, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi, Marie Elka Pangestu, Banyuwangi sangat dekat dengan Pulau Dewata, Bali dan Surabaya, sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.
"Banyuwangi sangat dekat dengan Bali dan Surabaya. Dan Pak Bupati (Abdullah Azwar Anas) begitu jeli menangkap potensi pariwisata di Bumi Blambangan ini. Pariwisata dan ekonomi kreatif bisa berkembang pesat di sini. Ini akan semakin menarik pariwisata yang langsung bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat," kata Marie Elka Pangestu saat membuka Banyuwangi Surfing International Competition di Pantai Pulau Merah, Jumat sore (23/5).
Sementara itu, Abdullah Azwar Anas sendiri yang telah membangun potensi Banyuwangi menjadi daerah pariwisata yang layak dikunjungi turis-turis baik mancanegara maupun lokal, tidak ingin bisnis prostitusi berkembang di daerahnya.
Sebab, kata dia, dengan perkembangan pariwisata yang begitu pesat, termasuk sektor perekonomian berbasis kerakyatan, akan menyedot perhatian banyak kalangan, termasuk potensi berdirinya tempat prostitusi. Terlebih lagi, sebentar lagi, lokalisasi Gang Dolly dan Jarak yang berada di Kota Surabaya akan ditutup oleh pemerintah setempat pada 19 Juni mendatang.
Sebagai daerah berkembang di sektor pariwisata, Banyuwangi tentu akan menjadi daerah alternatif yang menjadi jujugan para pengusaha prostitusi untuk mendirikan tempat-tempat hiburan maupun hotel melati.
"Dengan perkembangan industri pariwisata di Banyuwangi, akan banyak didirikan hotel-hotel kelas murah yang berpotensi dijadikan sebagai hotel esek-esek. Nah, untuk menghindari menjamurnya bisnis prostitusi di Banyuwangi, saya melarang didirikannya hotel-hotel melati. Minimal hotel bintang tiga yang boleh dibangun di Banyuwangi," kata Aswar Anas.
Sementara itu, agar pariwisata di Banyuwangi, khususnya di Pulau Merah, di Kecamatan Pasanggrahan, juga bisa dirasakan masyarakat sekitar, Azwar Anas menegaskan agar Pulau Merah steril dari bangunan hotel. "Hanya Home Stay milik warga sekitar yang diberdayakan. Tujuannya agar masyarakat bisa merasakan manfaat kepariwisataan di daerahnya. Hotel tidak boleh di bangun di sini (Pulau Merah), apalagi hotel melati yang berpotensi menjadi tempat prostitusi," tandas dia.
merdeka
Alhasil, di kalangan pengusaha pun banyak yang tertarik untuk mengembangkan bisnis perhotelan di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu. Terlebih lagi, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi, Marie Elka Pangestu, Banyuwangi sangat dekat dengan Pulau Dewata, Bali dan Surabaya, sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.
"Banyuwangi sangat dekat dengan Bali dan Surabaya. Dan Pak Bupati (Abdullah Azwar Anas) begitu jeli menangkap potensi pariwisata di Bumi Blambangan ini. Pariwisata dan ekonomi kreatif bisa berkembang pesat di sini. Ini akan semakin menarik pariwisata yang langsung bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat," kata Marie Elka Pangestu saat membuka Banyuwangi Surfing International Competition di Pantai Pulau Merah, Jumat sore (23/5).
Sementara itu, Abdullah Azwar Anas sendiri yang telah membangun potensi Banyuwangi menjadi daerah pariwisata yang layak dikunjungi turis-turis baik mancanegara maupun lokal, tidak ingin bisnis prostitusi berkembang di daerahnya.
Sebab, kata dia, dengan perkembangan pariwisata yang begitu pesat, termasuk sektor perekonomian berbasis kerakyatan, akan menyedot perhatian banyak kalangan, termasuk potensi berdirinya tempat prostitusi. Terlebih lagi, sebentar lagi, lokalisasi Gang Dolly dan Jarak yang berada di Kota Surabaya akan ditutup oleh pemerintah setempat pada 19 Juni mendatang.
Sebagai daerah berkembang di sektor pariwisata, Banyuwangi tentu akan menjadi daerah alternatif yang menjadi jujugan para pengusaha prostitusi untuk mendirikan tempat-tempat hiburan maupun hotel melati.
"Dengan perkembangan industri pariwisata di Banyuwangi, akan banyak didirikan hotel-hotel kelas murah yang berpotensi dijadikan sebagai hotel esek-esek. Nah, untuk menghindari menjamurnya bisnis prostitusi di Banyuwangi, saya melarang didirikannya hotel-hotel melati. Minimal hotel bintang tiga yang boleh dibangun di Banyuwangi," kata Aswar Anas.
Sementara itu, agar pariwisata di Banyuwangi, khususnya di Pulau Merah, di Kecamatan Pasanggrahan, juga bisa dirasakan masyarakat sekitar, Azwar Anas menegaskan agar Pulau Merah steril dari bangunan hotel. "Hanya Home Stay milik warga sekitar yang diberdayakan. Tujuannya agar masyarakat bisa merasakan manfaat kepariwisataan di daerahnya. Hotel tidak boleh di bangun di sini (Pulau Merah), apalagi hotel melati yang berpotensi menjadi tempat prostitusi," tandas dia.
merdeka
Ayu Azhari Terpesona Keindahan Banyuwangi
Banyuwangi - Aktris senior
Ayu Azhari menghabiskan waktu akhir pekannya di Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur. Rupanya dia ingin berwisata lantaran mendengar kabar
keindahan sejumlah destinasi di kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java"
tersebut.
Menuntaskan rasa penasarannya, pemain film itu pun terbang dari Jakarta ke Banyuwangi, dan mengunjungi Pantai Pulau Merah yang kebetulan sedang dijadikan tempat kompetisi selancar internasional.
"Beautiful. Salah satu pantai terindah yang pernah saya lihat. Lama dengar cerita dari teman-teman tentang pantai ini dan Banyuwangi, baru sempat berkunjung. Saya happy, apalagi masyarakatnya ramah," kata Ayu, yang langsung diserbu wisatawan untuk diajak foto bersama.
Menurut Ayu, Banyuwangi punya potensi wisata luar biasa. Tidak hanya wisata alam, wisata budaya juga berlimpah. Dalam kesempatan liburan kali ini, dia juga mengunjungi desa adat Kemiren, dan menjajal makanan-minuman khas lokal di sana.
Mata Ayu juga seakan tak berkedip saat menyaksikan jajaran penari gandrung, yang merupakan tarian khas Banyuwangi, beraksi.
"Tariannya bagus dan berkarakter. Tapi rasanya memang tidak cukup dua hari di Banyuwangi, karena masih banyak destinasi lain yang belum sempat saya kunjungi seperti Kawah Ijen dan wisata mangrove Bedul. Lain kali harus kembali ke Banyuwangi," katanya mengakhiri.
beritasatu
Menuntaskan rasa penasarannya, pemain film itu pun terbang dari Jakarta ke Banyuwangi, dan mengunjungi Pantai Pulau Merah yang kebetulan sedang dijadikan tempat kompetisi selancar internasional.
"Beautiful. Salah satu pantai terindah yang pernah saya lihat. Lama dengar cerita dari teman-teman tentang pantai ini dan Banyuwangi, baru sempat berkunjung. Saya happy, apalagi masyarakatnya ramah," kata Ayu, yang langsung diserbu wisatawan untuk diajak foto bersama.
Menurut Ayu, Banyuwangi punya potensi wisata luar biasa. Tidak hanya wisata alam, wisata budaya juga berlimpah. Dalam kesempatan liburan kali ini, dia juga mengunjungi desa adat Kemiren, dan menjajal makanan-minuman khas lokal di sana.
Mata Ayu juga seakan tak berkedip saat menyaksikan jajaran penari gandrung, yang merupakan tarian khas Banyuwangi, beraksi.
"Tariannya bagus dan berkarakter. Tapi rasanya memang tidak cukup dua hari di Banyuwangi, karena masih banyak destinasi lain yang belum sempat saya kunjungi seperti Kawah Ijen dan wisata mangrove Bedul. Lain kali harus kembali ke Banyuwangi," katanya mengakhiri.
beritasatu
Terpesona Kopi Banyuwangi, Menparekraf Bilang Mantap!
Banyuwangi - Banyuwangi tidak hanya punya
Gunung Ijen, Pantai G Land atau Taman Nasional Alas Purwo. Kabupaten
berjuluk Sunrise of Java ini juga punya kopi yang sedap. Menparekraf
Mari Elka Pangestu sudah membuktikannya.
Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, bersama rombongan tidak lupa menikmati seni dan budaya khas Banyuwangi. Tidak hanya rombongan dari Kemenparekraf, artis terkenal Ayu Azhari, juga hadir di Sanggar Genjah Arum, Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi.
Kesenian Barong, Gandrung dan Othek disuguhkan dalam kunjungan itu. Jajanan dan makanan disuguhkan sambil menikmati seni budaya Banyuwangi. Tidak lupa, disajikan kopi khas Banyuwangi berkelas dunia. Orang nomer satu di Kemenparekraf terkesima dengan rasa dan aroma kopi khas Banyuwangi.
"Di sini saya bisa menikmati kopi bertaraf internasional. Bener kan? Kita sepakat itu. Apalagi kita sudah diceritakan bagaimana proses kopi yang benar. Apa tadi after taste ya, jejak rasa, mantap," ujar Mari Elka Pangestu, di Sanggar Genjah Arum Jumat (23/5/2014) malam.
Menurut Mari, Kopi Banyuwangi layak disejajarkan dengan kopi internasional. Tidak hanya rasa, aroma dan kesan meminum kopi di Sanggar Genjah Arum seperti halnya kopi yang dijual di Eropa. Pantaslah jika kata Mari, kopi Banyuwangi adalah kopi kelas di dunia.
"Saya sudah diceritakan sejak di Jakarta jika kopi sini sangat enak. Pantas jika ini adalah kopi berkelas dunia. Tidak lengkap ke Banyuwangi tidak menikmati kopi di Genjah Arum," tutupnya.
Sementara itu, selebriti terkenal tanah air Ayu Azhari, mengaku bangga bisa berkunjung di Banyuwangi. Menurutnya Banyuwangi adalah surga baru bagi wisata Indonesia.
"Saya datang ke sini seperti mimpi. Apa yang indah semua ada di sini. Tinggal promosi saja pasti banyak yang datang," ujarnya.
Sementara untuk Sanggar Genjah Arum, Ayu mengaku tempat ini mengingatkannya sebuah tempat di Jakarta, Teater Populer. Menurutnya ada kesamaan antara Sanggar Genjah Arum dengan tempat milik almarhum Teguh Karya.
"Tempat ini sama dengan Teater Populer. Asri dan natural. Dan kita harap ini tetap lestari dan semakin terkenal," kata Ayu.
detik
Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, bersama rombongan tidak lupa menikmati seni dan budaya khas Banyuwangi. Tidak hanya rombongan dari Kemenparekraf, artis terkenal Ayu Azhari, juga hadir di Sanggar Genjah Arum, Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi.
Kesenian Barong, Gandrung dan Othek disuguhkan dalam kunjungan itu. Jajanan dan makanan disuguhkan sambil menikmati seni budaya Banyuwangi. Tidak lupa, disajikan kopi khas Banyuwangi berkelas dunia. Orang nomer satu di Kemenparekraf terkesima dengan rasa dan aroma kopi khas Banyuwangi.
"Di sini saya bisa menikmati kopi bertaraf internasional. Bener kan? Kita sepakat itu. Apalagi kita sudah diceritakan bagaimana proses kopi yang benar. Apa tadi after taste ya, jejak rasa, mantap," ujar Mari Elka Pangestu, di Sanggar Genjah Arum Jumat (23/5/2014) malam.
Menurut Mari, Kopi Banyuwangi layak disejajarkan dengan kopi internasional. Tidak hanya rasa, aroma dan kesan meminum kopi di Sanggar Genjah Arum seperti halnya kopi yang dijual di Eropa. Pantaslah jika kata Mari, kopi Banyuwangi adalah kopi kelas di dunia.
"Saya sudah diceritakan sejak di Jakarta jika kopi sini sangat enak. Pantas jika ini adalah kopi berkelas dunia. Tidak lengkap ke Banyuwangi tidak menikmati kopi di Genjah Arum," tutupnya.
Sementara itu, selebriti terkenal tanah air Ayu Azhari, mengaku bangga bisa berkunjung di Banyuwangi. Menurutnya Banyuwangi adalah surga baru bagi wisata Indonesia.
"Saya datang ke sini seperti mimpi. Apa yang indah semua ada di sini. Tinggal promosi saja pasti banyak yang datang," ujarnya.
Sementara untuk Sanggar Genjah Arum, Ayu mengaku tempat ini mengingatkannya sebuah tempat di Jakarta, Teater Populer. Menurutnya ada kesamaan antara Sanggar Genjah Arum dengan tempat milik almarhum Teguh Karya.
"Tempat ini sama dengan Teater Populer. Asri dan natural. Dan kita harap ini tetap lestari dan semakin terkenal," kata Ayu.
detik
Menparekraf: Banyuwangi Tidak Perlu Meniru Bali
Banyuwangi - Decak kagum dilontarkan
Menparekraf Mari Elka Pangestu di Banyuwangi. Berbagai program
pariwisata yang diusung oleh Bupati Abdullah Azwar Anas diacungi jempol.
Menurutnya, Banyuwangi memang tak perlu meniru Bali.
"Banyuwangi tidak perlu meniru Bali. Konsep yang ditawarkan ecoturism sudah cukup spesial bagi kami," ujarnya, Jumat (23/5/2014), di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi.
Meski baru pertama kali singgah ke Banyuwangi, ungkap Mari, dirinya bisa merasakan dampak positif dari program yang dijalankan. Ada ruang publik untuk kegiatan ekonomi kreatif, penggunaan arsitek untuk pembangunan, pencanangan pariwisata sebagai prioritas pembangunan dan konektivitas yang baik masuk dan keluar dari Banyuwangi.
"Semua sudah dijalankan oleh Banyuwangi. Mulai dari lagu, film dan promosi sudah dilakukan. Ini kerja orang kreatif. On the right track untuk kepariwisataan Banyuwangi," tambahnya.
Namun menurut Mari, perlu adanya penambahan beberapa aspek untuk menunjang Banyuwangi menjadi kota wisata. Antara lain, pembangunan infrastruktur pariwisata, penyediaan SDM yang mumpuni dalam melayani wisatawan.
"Yang paling penting adalah SDM-nya. Sebab pariwisata itu bisa diartikan bagaimana menciptakan pengalaman untuk orang yang datang ke tempat kita. Banyak ikon-ikon yang bisa dimunculkan Banyuwangi," imbuh Mari.
Sejak menjadi menteri, kata Mari, pihaknya sudah mendorong revitalisasi pasar tradisional, ekonomi kreatif dan penggunaan produk dalam negeri. Pelarangan pemakaian produk impor sudah ditekannya sejak dulu. Hal tersebut dilakukan di Banyuwangi.
"Sejak tahun 2006 sampai 2007 kita awal jadi menteri perdagangan, kita sudah terapkan itu. Dan saya temukan di Banyuwangi. Mulai dari penataan pasar dan pelarangan buah impor dalam kegiatan pemkab. Itu semua sudah menjadi ciri khas Banyuwangi," tambahnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengaku masih banyak yang harus dibenahi dalam persiapan Banyuwangi menyambut wisatawan. Pembangunan sumber daya manusia pariwisata sudah dilakukan dengan adanya jurusan pariwisata di Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi).
"Ini bentuk keseriusan kami dalam menyambut wisatawan ke Banyuwangi," ujar pria dengan segudang penghargaan itu.
detik
"Banyuwangi tidak perlu meniru Bali. Konsep yang ditawarkan ecoturism sudah cukup spesial bagi kami," ujarnya, Jumat (23/5/2014), di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi.
Meski baru pertama kali singgah ke Banyuwangi, ungkap Mari, dirinya bisa merasakan dampak positif dari program yang dijalankan. Ada ruang publik untuk kegiatan ekonomi kreatif, penggunaan arsitek untuk pembangunan, pencanangan pariwisata sebagai prioritas pembangunan dan konektivitas yang baik masuk dan keluar dari Banyuwangi.
"Semua sudah dijalankan oleh Banyuwangi. Mulai dari lagu, film dan promosi sudah dilakukan. Ini kerja orang kreatif. On the right track untuk kepariwisataan Banyuwangi," tambahnya.
Namun menurut Mari, perlu adanya penambahan beberapa aspek untuk menunjang Banyuwangi menjadi kota wisata. Antara lain, pembangunan infrastruktur pariwisata, penyediaan SDM yang mumpuni dalam melayani wisatawan.
"Yang paling penting adalah SDM-nya. Sebab pariwisata itu bisa diartikan bagaimana menciptakan pengalaman untuk orang yang datang ke tempat kita. Banyak ikon-ikon yang bisa dimunculkan Banyuwangi," imbuh Mari.
Sejak menjadi menteri, kata Mari, pihaknya sudah mendorong revitalisasi pasar tradisional, ekonomi kreatif dan penggunaan produk dalam negeri. Pelarangan pemakaian produk impor sudah ditekannya sejak dulu. Hal tersebut dilakukan di Banyuwangi.
"Sejak tahun 2006 sampai 2007 kita awal jadi menteri perdagangan, kita sudah terapkan itu. Dan saya temukan di Banyuwangi. Mulai dari penataan pasar dan pelarangan buah impor dalam kegiatan pemkab. Itu semua sudah menjadi ciri khas Banyuwangi," tambahnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengaku masih banyak yang harus dibenahi dalam persiapan Banyuwangi menyambut wisatawan. Pembangunan sumber daya manusia pariwisata sudah dilakukan dengan adanya jurusan pariwisata di Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi).
"Ini bentuk keseriusan kami dalam menyambut wisatawan ke Banyuwangi," ujar pria dengan segudang penghargaan itu.
detik
Selasa, 13 Mei 2014
Ini Alasan Bupati Banyuwangi Izinkan Pembangunan Mal
Anas mengatakan selama hampir 20 tahun pendapatan per kapita per tahun Banyuwangi hanya bisa menyentuh angka Rp 15 juta/kapita/tahun. Jumlah itu tentu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah Jember dan Malang yang pendapatan per kapita-nya mencapai Rp 19,6 juta/tahun. Namun selama 2 tahun terakhir, jumlah pendapatan per kapita Jember dan Malang mampu dilampaui oleh Banyuwangi.
"Banyuwangi hampir 2 tahun ini sudah bisa mendahului pendapatan per kapita Jember dan Malang. Kini nilai pendapatan per kapita Banyuwangi lebih Rp 21,84 juta/kapita/tahun," kata Anas saat berbincang Senin (12/5/2014).
Pendapatan per kapita didorong dari nilai investasi yang masuk di Banyuwangi, pada tahun 2013 investasi di Banyuwangi naik 175% jika dibandingkan dengan periode 2012.
Misalnya pengembangan kawasan industri di Kampe Industrial Estate, Pabrik Gula terbesar Indonesia di Glenmore dan terus menggeliatnya sektor pariwisata juga akan menjadi pilar bagi terciptanya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terciptanya banyak lapangan kerja.
"Nilai investasi kita mencapai Rp 3,2 triliun, atau meningkat hingga 175% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,19 triliun," katanya.
DETIK
Senin, 05 Mei 2014
Turis Kanada Takjub Kesenian BWI
BANYUWANGI – Pentas kesenian tradisional yang digeber rutin setiap Sabtu
malam di Taman Blambangan, Banyuwangi, semakin mendapat tempat di hati
masyarakat. Seperti yang terlihat Sabtu malam kemarin (3/5). Meski di
depan Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) Blambangan digeber pentas musik
populer, namun sekitar seribu warga memilih menyaksikan pentas seni yang
kali ini menampilkan janger dan aneka tari tradisional yang
dibawakan grup “Kharisma Dewata Banyuwangi” asal Kecamatan Muncar
tersebut.
Tua, muda, laki-laki dan perempuan tumplek-blek di depan panggung pertunjukan Sabtu malam itu.Bahkan bukan hanya warga lokal, turis mancanegara yang tengah pelesir di kabupaten ujung timur Pulau Jawa, ini pun lebih memilih menyaksikan pentas seni tradisional tersebut. Eric, turis asal Ontario, Kanada, yang datang ke Banyuwangi mengaku benar-benar terkesima dengan pertunjukan janger berjudul Luthung Kamandaka tersebut.
Tua, muda, laki-laki dan perempuan tumplek-blek di depan panggung pertunjukan Sabtu malam itu.Bahkan bukan hanya warga lokal, turis mancanegara yang tengah pelesir di kabupaten ujung timur Pulau Jawa, ini pun lebih memilih menyaksikan pentas seni tradisional tersebut. Eric, turis asal Ontario, Kanada, yang datang ke Banyuwangi mengaku benar-benar terkesima dengan pertunjukan janger berjudul Luthung Kamandaka tersebut.
Eric menonton pertunjukan seni
tradisional di Taman Blambangan bersama sang istri yang juga
pengajar Program Studi (Prodi) Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut
Teknologi Bandung (ITB), Teti A. Argo. Menurut Eric, pertunjukan janger
dan tari-tarian tradisional yang dia saksikan malam itu sangat spesial.
Dia mengaku sangat suka dan menikmati tontonan tersebut. “I like it.
It’s very entertaining. (Saya suka pertunjukan ini. Ini sangat
menghibur, Red),” ujarnya.
Bagi Eric, gerakan para penari sangat indah. Dia juga mengaku terkesan dengan antusiasme penonton. “It’s amazing.
(Ini luar biasa),” cetusnya. Yang lebih membanggakan, pertunjukan seni tradisional malam itu juga ditonton oleh 80 dosen dan guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sama halnya dengan Eric, para guru besar dan dosen Unair yang datang ke lokasi pertunjukan bersama Bupati Abdullah Azwar Anas, juga tampak sangat menikmati hiburan Sabtu malam tersebut.
(Ini luar biasa),” cetusnya. Yang lebih membanggakan, pertunjukan seni tradisional malam itu juga ditonton oleh 80 dosen dan guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sama halnya dengan Eric, para guru besar dan dosen Unair yang datang ke lokasi pertunjukan bersama Bupati Abdullah Azwar Anas, juga tampak sangat menikmati hiburan Sabtu malam tersebut.
Sementara itu, saat didaulat memberikan
sambutan, Bupati Anas mengaku bangga dengan kenyataan yang dia lihat di
lapangan. “Di belakang (depan Gesibu Blambangan) ada pentas musik rock.
Tetapi anak-anak kita masih senang melihat seni tradisional
kita,” cetusnya. Menurut Bupati Anas, meskipun Pemkab Banyuwangi gencar
melakukan pembangunan daerah, tetapi pihaknya tetap memberi tempat
spesial untuk para seniman lokal untuk menampilkan kreasinya.
“Bandara kita bangun. Jalan kita
bangun, tetapi kesenian kita tidak boleh tergusur darikemajuan
pembangunan tersebut,” tegasnya. Setelah menyampaikan sambutan, Bupati
Anas menyematkan udeng khas Banyuwangi kepada salah satu penabuh alat
musik tradisional grup Kharisma Dewata Banyuwangi. “Udeng yang
kemarin-kemarin itu salah. Mulai malam ini (Sabtu), mari diganti
dengan udeng khas Banyuwangi,” ajaknya. (radar)
Soal UN SMP Nomor 13 Juga Hilang di Banyuwangi
BANYUWANGI,
- Hari pertama pelaksanaan ujian nasional tingkat SMP di Banyuwangi
dinilai bermasalah karena soal nomer 13 hilang dari lembar soal. Pada
naskah ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 2
Banyuwangi, soal nomor urut 12 langsung diikuti oleh nomor urut 14. Hal
itu sempat membuat siswa panik.
"Saat ngerjakan tadi nomer 13-nya hilang, enggak ada di lembar soal. Dari nomer 12 langsung ke nomer 14. Sempat khawatir nantir mempengaruhi nilai ujian," kata Desy Setiawan, Senin (5/5/2014).
Di Banyuwangi, ada 22 ribu lebih siswa yang terdaftar sebagai peserta ujian nasional tingkat SMP dan Mts di Banyuwangi. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Dwi Yanto, membenarkan adanya persoalan hilangnya nomor 13 tersebut.
"Memang salah cetak. Mengacu dari prosedur operasi standar ada ralat dari Provinsi. Jadi siswa cukup mengosongi jawaban untuk nomer 13. Jadi dari nomer 12 siswa bisa langsung ke nomer 14. Untuk kekhawatiran siswa nantinya mempengaruhi nilai ujian, nanti akan dibuatkan berita acara terkait soal nomer 13 yang enggak ada," tambahnya.
Sementara itu, di Surabaya juga terjadi hal yang sama. Nomor 13 di lembar soal UN SMP di Surabaya juga hilang. Seperti dikutip dari Surya, soal nomor tersebut hilang karena dihapus. pasalnya, soal tersebut memuat nama Jokowi.
kompas
"Saat ngerjakan tadi nomer 13-nya hilang, enggak ada di lembar soal. Dari nomer 12 langsung ke nomer 14. Sempat khawatir nantir mempengaruhi nilai ujian," kata Desy Setiawan, Senin (5/5/2014).
Di Banyuwangi, ada 22 ribu lebih siswa yang terdaftar sebagai peserta ujian nasional tingkat SMP dan Mts di Banyuwangi. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Dwi Yanto, membenarkan adanya persoalan hilangnya nomor 13 tersebut.
"Memang salah cetak. Mengacu dari prosedur operasi standar ada ralat dari Provinsi. Jadi siswa cukup mengosongi jawaban untuk nomer 13. Jadi dari nomer 12 siswa bisa langsung ke nomer 14. Untuk kekhawatiran siswa nantinya mempengaruhi nilai ujian, nanti akan dibuatkan berita acara terkait soal nomer 13 yang enggak ada," tambahnya.
Sementara itu, di Surabaya juga terjadi hal yang sama. Nomor 13 di lembar soal UN SMP di Surabaya juga hilang. Seperti dikutip dari Surya, soal nomor tersebut hilang karena dihapus. pasalnya, soal tersebut memuat nama Jokowi.
kompas
Tambang Pasir Ilegal Tetap Beroperasi
BANYUWANGI – Kenyataan cukup mengejutkan didapati petugas gabungan unsur
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama Dinas
Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam)
Banyuwangi kemarin (4/5). Saat menggelar inspeksi mendadak di sejumlah
lokasi galian “C” di wilayah Kecamatan Rogojampi, petugas mendapati
satu lokasi tambang pasir ilegal yang sebelumny asudah ditutup
petugas kembali beroperasi.
Tim Satpol PP bersama jajaran Disperindagtam mulai bergerak sekitar pukul 12.30 kemarin. Sesampai di salah satu lokasi tambang pasir di Desa Watukebo, Kecamatan Rogojampi, petugas yang terdiri dari Kepala Seksi (Kasi) Penyidik dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Ripai; Kepala Disperindagtam Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo; Kepala Bidang (Kabid) Pertambangan, dan Kasi Pengelolaan Air Dalam Tanah (PADT), dan beberapa personel Satpol PP tersebut dibuat geram.
Tim Satpol PP bersama jajaran Disperindagtam mulai bergerak sekitar pukul 12.30 kemarin. Sesampai di salah satu lokasi tambang pasir di Desa Watukebo, Kecamatan Rogojampi, petugas yang terdiri dari Kepala Seksi (Kasi) Penyidik dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Ripai; Kepala Disperindagtam Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo; Kepala Bidang (Kabid) Pertambangan, dan Kasi Pengelolaan Air Dalam Tanah (PADT), dan beberapa personel Satpol PP tersebut dibuat geram.
Bagaimana tidak, meskipun di sekitar
pintu masuk lokasi tambang pasir itu telah terpampang plang warna merah
bertulis “Lokasi tambang ini ditutup karena tidak memiliki izin usaha
pertambangan (IUP)”, nyatanya aktivitas penambangan pasir di lokasi
tersebut masih berjalan. Mesin back hoe pun masih berada di lokasi
tersebut. Kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kasi Penyidik
dan Penindakan Satpol PP Ripai mengatakan, plang penutupan
lokasi tambang pasir yang belum mengantongi izin tersebut sudah
dipasang sejak empat bulan yang lalu.
Tetapi saat kita sidak, ternyata tambang
pasir ini masih beroperasi,” ujarnya. Ripai menegaskan, jika
plang penutupan lokasi tambang pasir sudah dipasang namun pihak
pengelola tetap melakukan aktivitas penambangan pasir, maka Satpol PP
menyerahkan penindakan kepada aparat berwajib. “Sampai saat ini Satpol
PP ersama Disperindagtam sudah memasang plang penutupan di 25
lokasi tambang pasir belum berizin,” bebernya.
Bagaimana tidak, meskipun di sekitar
pintu masuk lokasi tambang pasir itu telah terpampang plang warna merah
bertulis “Lokasi tambang ini ditutup karena tidak memiliki izin usaha
pertambangan (IUP)”, nyatanya aktivitas penambangan pasir di lokasi
tersebut masih berjalan. Mesin back hoe pun masih berada di lokasi
tersebut. Kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kasi Penyidik
dan Penindakan Satpol PP Ripai mengatakan, plang penutupan
lokasi tambang pasir yang belum mengantongi izin tersebut sudah
dipasang sejak empat bulan yang lalu.
Tetapi saat kita sidak, ternyata tambang
pasir ini masih beroperasi,” ujarnya. Ripai menegaskan, jika
plang penutupan lokasi tambang pasir sudah dipasang namun pihak
pengelola tetap melakukan aktivitas penambangan pasir, maka Satpol PP
menyerahkan penindakan kepada aparat berwajib. “Sampai saat ini Satpol
PP ersama Disperindagtam sudah memasang plang penutupan di 25
lokasi tambang pasir belum berizin,” bebernya.
Dikonfi rmasi di lokasi yang sama, Musa,
29, pengawas lapangan tambang salah satu lokasi tambang pasir di
Desa Watukebo, mengatakan, pihaknya siap menaati peraturan yang berlaku.
“Prinsipnya kita sudah mengurus perizinan tambang pasir ini. mulai
advice planning (AP), wilayah izin pertambangan (WIP),
dokumen eksplorasi, dan lain-lain. Kami sudah pro aktif mengurus IUP
eksplorasi,” paparnya. Musa menambahkan, kedalaman bekas galian
tambang pasir tersebut hanya sekitar satu meter.
Pertimbangannya, agar air irigasi di
sekitar lokasi tambang tetap lancar. “Kalau yang Anda lihat memang
galian cukup dalam. Tetapi nantinya bekas lubang tersebut akan kami
urug. Jika tanaman padi yang ada di area penambangan ini sudah
dipanen, urugannya kita ambil dari situ,” jlentrehnya. Musa berharap,
jika ketentuan tambang yang belum berizin tidak boleh
melakukan aktivitas penambangan, harapannya semua tambang pasir di
Banyuwangi diperlakukan sama. “Harapan kami semua disidak,” pungkasnya.
(radar)
Perbaiki Jembatan Menuju Petilasan Macan Putih
KABAT – Sejak beberapa hari ini akses
menuju petilasan Kerajaan Macan Putih, Kecamatan Kabat, ditutup.
Sebab, jembatan di Dusun Kawang, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, yang
menghubungkan ke tempat bersejarah itu diperbaiki sejak sekitar dua
pekan lalu. Perbaikan jembatan tersebut sampai kemarin masih belum
tuntas. Pihak pelaksana masih melakukan pengecoran.
Sehingga masih banyak material yang menumpuk di tepi jalan menuju jembatan. Sedangkan untuk akses jalan sendiri, untuk sementara warga yang hendak melintasi jalur tersebut, bula dari arah barat hendak menuju ke timur, mereka bisa melintasi jalan di Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat. Sedang bagi warga yang dari arah selatan bisa melintas di jalan kampung di Dusun Krajan, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.
Camat Kabat Mohammad Luqman mengatakan, jembatan tersebut dibangun oleh pihak swasta melalui dana CSR. “Kebetulan di barat jembatan tersebut ada sebuah pabrik, dan pabrik sendiri juga membutuhkan akses jembatan itu,” ujarnya. Kapan selesainya? Menurut Luqman, berdasarkan pemberitahuan pihak pelaksana, pembangunan jembatan yang memakan biaya sekitar Rp 500 juta tersebut bakal selesai sekitar dua bulan lagi. (radar)
Sehingga masih banyak material yang menumpuk di tepi jalan menuju jembatan. Sedangkan untuk akses jalan sendiri, untuk sementara warga yang hendak melintasi jalur tersebut, bula dari arah barat hendak menuju ke timur, mereka bisa melintasi jalan di Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat. Sedang bagi warga yang dari arah selatan bisa melintas di jalan kampung di Dusun Krajan, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.
Camat Kabat Mohammad Luqman mengatakan, jembatan tersebut dibangun oleh pihak swasta melalui dana CSR. “Kebetulan di barat jembatan tersebut ada sebuah pabrik, dan pabrik sendiri juga membutuhkan akses jembatan itu,” ujarnya. Kapan selesainya? Menurut Luqman, berdasarkan pemberitahuan pihak pelaksana, pembangunan jembatan yang memakan biaya sekitar Rp 500 juta tersebut bakal selesai sekitar dua bulan lagi. (radar)
Sabtu, 03 Mei 2014
Bawa Senpi dan Keris, Pria asal Banyuwangi Terlibat Perampokan Dibekuk
Situbondo - Seorang pria bersenpi ditangkap Unit Resmob
Polres Situbondo, Sabtu (3/4/2014). Yogi Prasetyo alias Wagimin (27)
dibekuk saat menunggu seseorang di tepi jalan raya pantura Sukorejo
Kecamatan Banyuputih.
Pria asal Banyuwangi itu terindikasi terlibat serangkaian aksi kejahatan di Situbondo dan kota lain. Termasuk dua kali aksi perampokan di Jember. Saat ditangkap, polisi menyita sebuah pistol softgun dan 6 peluru tajam, pistol mainan, dua buah keris ukuran kecil dan dua buah ponsel.
Pelaku langsung digiring ke mapolres Situbondo. Kini, Yogi masih menjalani pemeriksaan intensif penyidik Satreskrim.
"Pelaku masih diperiksa. Ada indikasi dia terlibat sejumlah aksi kejahatan di Situbondo dan Jember," kata Kasatreskrim Polres Situbondo, AKP H Sunarto.
Keterangan yang dihimpun detikcom menyebutkan, Yogi Prasetyo dibekuk Unit Resmob pimpinan Bripka I Wayar Parka karena dicurigai hendak melakukan transaksi senpi ilegal. Yogi pun ditangkap saat menunggu pembelinya di tepi jalan raya Sukorejo Kecamatan Banyuputih.
Dari tangannya polisi mengamankan senjata jenis softgun dengan 6 butir peluru tajam. Disebut-sebut softgun dan peluru itu didapatkan pelaku dari seorang oknum TNI di Bali, setelah tak mampu membayar utang.
"Pengakuannya begitu. Tapi sebelum ditangkap dia sempat tinggal di rumah kontrakan di Desa Battal Situbondo, sekitar 6 bulan. Makanya kita curiga dan terus dikembangkan," ujar seorang anggota Resmob.
Nah, hasil pengembangan sementara Yogi mengaku terlibat serangkaian aksi kejahatan. Di Situbondo, dia pernah melakukan pemerasan terhadap seorang haji di Kecamatan Jangkar. Saat itu, pelaku dan dua temannya berhasil mengantongi hasil pemerasan Rp 12 juta.
Selain itu, pelaku sengaja bersembunyi di rumah kontrakan karena menjadi DPO Polres Jember. Di wilayah Jember, Yogi Prasetyo terlibat dua kali aksi perampokan dan dua kali melakukan aksi penggelapan mobil.
detik
Pria asal Banyuwangi itu terindikasi terlibat serangkaian aksi kejahatan di Situbondo dan kota lain. Termasuk dua kali aksi perampokan di Jember. Saat ditangkap, polisi menyita sebuah pistol softgun dan 6 peluru tajam, pistol mainan, dua buah keris ukuran kecil dan dua buah ponsel.
Pelaku langsung digiring ke mapolres Situbondo. Kini, Yogi masih menjalani pemeriksaan intensif penyidik Satreskrim.
"Pelaku masih diperiksa. Ada indikasi dia terlibat sejumlah aksi kejahatan di Situbondo dan Jember," kata Kasatreskrim Polres Situbondo, AKP H Sunarto.
Keterangan yang dihimpun detikcom menyebutkan, Yogi Prasetyo dibekuk Unit Resmob pimpinan Bripka I Wayar Parka karena dicurigai hendak melakukan transaksi senpi ilegal. Yogi pun ditangkap saat menunggu pembelinya di tepi jalan raya Sukorejo Kecamatan Banyuputih.
Dari tangannya polisi mengamankan senjata jenis softgun dengan 6 butir peluru tajam. Disebut-sebut softgun dan peluru itu didapatkan pelaku dari seorang oknum TNI di Bali, setelah tak mampu membayar utang.
"Pengakuannya begitu. Tapi sebelum ditangkap dia sempat tinggal di rumah kontrakan di Desa Battal Situbondo, sekitar 6 bulan. Makanya kita curiga dan terus dikembangkan," ujar seorang anggota Resmob.
Nah, hasil pengembangan sementara Yogi mengaku terlibat serangkaian aksi kejahatan. Di Situbondo, dia pernah melakukan pemerasan terhadap seorang haji di Kecamatan Jangkar. Saat itu, pelaku dan dua temannya berhasil mengantongi hasil pemerasan Rp 12 juta.
Selain itu, pelaku sengaja bersembunyi di rumah kontrakan karena menjadi DPO Polres Jember. Di wilayah Jember, Yogi Prasetyo terlibat dua kali aksi perampokan dan dua kali melakukan aksi penggelapan mobil.
detik
Hanya Dua Bulan, Banyuwangi Entaskan 11.844 Warga Buta Aksara
BANYUWANGI -
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus memberantas
buta aksara di wilayahnya. Bahkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
telah membentuk Tim Pemburu Buta Aksara dan Anak Putus Sekolah melalui
Gerakan Masyarakat Pemberantasan Tributa dan Pengangkatan Murid Putus
Sekolah (Gempita Perpus). Hal tersebut dituangkan dalam Peraturan Bupati
Nomor 4 Tahun 2014. Tributa yang dimaksud adalah kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung.
Bupati Anas mengatakan, gerakan
tersebut efektif dilaksanakan mulai 3 Maret 2014. Berdasarkan data BPS
yang telah diverifikasi, tinggal 26.157 orang di Banyuwangi yang masih
belum bisa baca, tulis, dan berhitung (calistung). "Setelah tim
bergerak, per 30 April 2014, yang bisa baca Calistung sudah lulus 11.844
dan telah diberi Surat Keterangan Melek Aksara (Sukma). Artinya, dalam
dua bulan, sudah 11.844 orang berhasil bisa calistung," kata Anas.
Adapun sisa 14.316 orang yang masih
belum bisa calistung akan dituntaskan dalam tiga bulan ke depan. Dengan
kondisi sekarang, berarti hanya tinggal 1 persen warga Banyuwangi yang
masih buta aksara dari total sekitar 1,5 juta penduduk.
Sedangkan untuk Tim Pengangkatan Anak
Putus Sekolah bekerja secara terus-menerus untuk mendeteksi anak putus
sekolah karena alasan non-ekonomi karena memang di Banyuwangi sudah ada
program Banyuwangi Cerdas dan Banyuwangi Belajar yang menjamin
pendidikan anak sampai SMA/sederajat, bahkan sampai perguruan tinggi.
Anas mengatakan, gerakan di bidang
pendidikan ini berbasis partisipasi yang terukur kinerjanya. "Semuanya
mengandalkan gotong royong warga, tanpa anggaran khusus dari APBD. Dan
kita buktikan bahwa kita bisa. Pengentasan 11.844 warga hingga bisa
calistung menunjukkan gerakan ini efektif," kata bupati muda ini.
Anas mengatakan, Gerakan Masyarakat
Pemberantasan Tributa dan Pengangkatan Murid Putus Sekolah (Gempita
Perpus) baru dicanangkan secara formal sekarang berbarengan dengan momen
Hari Pendidikan Nasional, karena dia ingin melihat kerja tim terlebih
dahulu. "Cara kerja saya adalah apa yg kita canangkan harus telah
berjalan dan ada hasil, bukan yg baru akan dikerjakan. Jadi kerja dulu
baru diumumkan. Saya bersyukur gerakan pendidikan ini jalan efektif,
tinggal kita kerja keras lagi untuk tuntaskan pekerjaan yang tersisa,"
tuturnya.
Anas mengatakan, banyaknya jumlah warga
yang bisa calistung berkat kerja berbagai elemen, mulai dari camat,
lurah/kepala desa, guru, ketua RT/RW, dan para relawan. “Kami berterima
kasih, kami harap mahasiswa dan LSM makin banyak yang ikut terlibat
dalam program pemberantasan buta aksara ini,” ajak Anas.jpnn
Sindikat Penggadai Emas Palsu Ditangkap
SEMPU – Diduga akan melakukan penipuan
dengan modus menggadaikan perhiasan palsu di kantor Pegadaian Kecamatan
Sempu, Nike Nur Islami, 27, warga Desa Grujukan, Kecamatan Cermee,
Kabupaten Bondowoso, ditangkap anggota polsek setempat kemarin Guna
menjalani pemeriksaan, anggota sindikat jaringan penggadai emas palsu
itu sementara harus mendekam di ruang tahanan mapolsek. Barang bukti
(BB) berupa dua gelang yang diduga palsu juga diamankan di polsek.
“Tersangka dan BB kita amankan di polsek,” cetus Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kapolsek Sempu AKP Toha Choiri. Aksi kejahatan yang dilakukan ibu muda satu anak itu berawal saat Nike datang ke kantor Pegadaian Gendoh, Kecamatan Sempu, diantar Supriyadi, temannya yang juga warga Kabupaten Bondowoso, naik mobil Daihatsu Xenia warna putih. “Saya disuruh Supriyadi menggadaikan dua gelang emas,” terang Nike Nur Islami.
“Tersangka dan BB kita amankan di polsek,” cetus Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kapolsek Sempu AKP Toha Choiri. Aksi kejahatan yang dilakukan ibu muda satu anak itu berawal saat Nike datang ke kantor Pegadaian Gendoh, Kecamatan Sempu, diantar Supriyadi, temannya yang juga warga Kabupaten Bondowoso, naik mobil Daihatsu Xenia warna putih. “Saya disuruh Supriyadi menggadaikan dua gelang emas,” terang Nike Nur Islami.
Di kantor pegadaian itu, jelas dia, dua
gelang emas yang disodorkan dicek petugas. Hasil pemeriksaan,
ternyata kedua perhiasan itu merupakan emas palsu. “Tidak lama kemudian,
polisi datang dan saya ditangkap,” katanya. Supriyadi yang sebelumnya
nongkrong di mobilnya yang diparkir di depan kantor pegadaian langsung
kabur begitu melihat polisi datang. Polisi pun gagal memburunya.
“Saya juga ditipu Supriyadi,” dalih tersangka. Tersangka mengaku kenal
Supriyadi sekitar dua bulan lalu.
Dirinya kenal saat menjual cincin di
sebuah toko emas di wilayah Kabupaten Bondowoso. “Dia itu makelaran
di toko emas Bondowoso,” ungkapnya. Setelah perkenalan tersebut, lanjut
dia, dirinya sering berkomunikasi via hand phone (HP). Sebelum
menggadaikan dua gelang emas palsu di Pegadaian Gendoh, dirinya diajak
menggadaikan emas di Bali. “Di Bali dua kali dan dapat uang,” sebutnya.
Nike mengaku terpaksa menjalankan pekerjaan atas ajakan Supriyadi itu
karena membutuhkan uang untuk biaya hidup sehari-hari. Sebab, sejak tiga
tahun lalu suaminya yang bekerja di Malaysia tidak ada kabar.
“Saya butuh uang,” ujarnya. (radar)
Ngantuk, Mobil Kasat Intelkam Polres Banyuwangi Tabrakan di Situbondo
Situbondo - Mobil Toyota Innova yang dikemudikan Kasat
Intelkam Polres Banyuwangi AKP Sofwan (51) terlibat kecelakaan di Jalan
Raya Situbondo. Mobil warna hitam nopol L 1546 HD itu menabrak truk saat
melintas di jalan menikung dekat jembatan Sibon Desa Wringinanom
Kecamatan Panarukan.
Kecelakaan terjadi diduga lantaran AKP Sofwan mengantuk saat mengemudikan mobilnya. Beruntung, tidak ada korban nyawa maupun cidera dalam kecelakaan tersebut. Namun dua kendaraan yang terlibat adu bodi sama-sama ringsek.
Kerusakan terparah dialami mobil Toyota Innova yang dikemudikan AKP Sofwan. Bagian depan dan sisi kanan mobil Innova itu rusak berat. Kaca depan mobil juga retak parah. Sementara lawannya truk N 9062 GD juga rusak di bagian depan kanan.
"Tidak ada korban, hanya kerugian materiil saja. Penyebab kecelakaan diduga pengemudi Innova kurang konsentrasi saat melintas di jalanan menikung," kata Kanit Laka Satlantas Polres Situbondo Iptu Baktiar Teguh, Sabtu (3/5/2014).
Keterangan yang dihimpun detikcom menyebutkan, kecelakaan yang melibatkan mobil Toyota Innova dengan truk terjadi di pantura Situbondo, tepatnya jalanan menikung sisi timur jembatan Sibon Desa Wringianom Kecamatan Panarukan, dini hari tadi. Saat itu, mobil Innova yang dikemudikan AKP Sofwan melaju dari arah timur ke barat.
Sesampainya di jalanan menikung, haluan mobil Innova terlalu ke kanan. Celakanya, saat bersamaan dari arah berlawanan muncul truk N 9062 GD yang dikemudikan Sudarmanto (28), warga Bergas, Semarang, Jawa Tengah. Karena jarak yang terlalu dekat, kecelakaan pun tak bisa dihindari lagi. Bruak!! Bagian depan kanan mobil Innova itu menghantam keras bagian depan kanan truk hingga sama-sama ringsek.
"Dua mobil yang terlibat kecelakaan sudah kami amankan untuk kepentingan penyelidikan," tandas Iptu Baktiar Teguh.
detik
Kecelakaan terjadi diduga lantaran AKP Sofwan mengantuk saat mengemudikan mobilnya. Beruntung, tidak ada korban nyawa maupun cidera dalam kecelakaan tersebut. Namun dua kendaraan yang terlibat adu bodi sama-sama ringsek.
Kerusakan terparah dialami mobil Toyota Innova yang dikemudikan AKP Sofwan. Bagian depan dan sisi kanan mobil Innova itu rusak berat. Kaca depan mobil juga retak parah. Sementara lawannya truk N 9062 GD juga rusak di bagian depan kanan.
"Tidak ada korban, hanya kerugian materiil saja. Penyebab kecelakaan diduga pengemudi Innova kurang konsentrasi saat melintas di jalanan menikung," kata Kanit Laka Satlantas Polres Situbondo Iptu Baktiar Teguh, Sabtu (3/5/2014).
Keterangan yang dihimpun detikcom menyebutkan, kecelakaan yang melibatkan mobil Toyota Innova dengan truk terjadi di pantura Situbondo, tepatnya jalanan menikung sisi timur jembatan Sibon Desa Wringianom Kecamatan Panarukan, dini hari tadi. Saat itu, mobil Innova yang dikemudikan AKP Sofwan melaju dari arah timur ke barat.
Sesampainya di jalanan menikung, haluan mobil Innova terlalu ke kanan. Celakanya, saat bersamaan dari arah berlawanan muncul truk N 9062 GD yang dikemudikan Sudarmanto (28), warga Bergas, Semarang, Jawa Tengah. Karena jarak yang terlalu dekat, kecelakaan pun tak bisa dihindari lagi. Bruak!! Bagian depan kanan mobil Innova itu menghantam keras bagian depan kanan truk hingga sama-sama ringsek.
"Dua mobil yang terlibat kecelakaan sudah kami amankan untuk kepentingan penyelidikan," tandas Iptu Baktiar Teguh.
detik
Kamis, 01 Mei 2014
Kepala Korban Mutilasi Berhasil Ditemukan
BANYUWANGI, - Setelah enam hari menyisiri sungai,
akhirnya kepala Eni Marpuah (14) ditemukan sekitar 300 meter dari
lokasi. Eni merupakan korban mutilasi yang dilakukan oleh kekasihnya dan
dibantu temannya.
Kepala Eni ditemukan oleh Samsul (51), warga Gapangan Banyuwangi, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan, Kamis (1/5/2014). Dia mengaku sengaja cuti dari pekerjannya untuk mencari kepala gadis malang tersebut.
"Rumah saya jauh dari sini, tapi rasanya ada panggilan hati untuk ikut mencari saat dengar kepala korban yang belum ditemukan. Padahal saya belum pernah ketemu dan tidak kenal dengan korban ataupun keluarganya," kata Samsul kepada Kompas.com.
Sejak Kamis pagi, dia sudah turun ke sungai dan ikut mencari kepala Eni bersama warga. "Saya pertama kali datang ya ke tempat korban dipotong. Lalu saya perkirakan saja kira-kira aliran sungai ke arah mana dan saya ikuti," jelasnya.
Dengan menggunakan kakinya, dia menelusuri sungai sambil merasakan apa saja yang ditemukan kakinya di dasar sungai. Akhirnya, kaki Samsul menyentuh sesuatu yang berbentuk batu.
"Ketika saya angkat, jari kaki saya nyantol di bagian mata dan ternyata kerangka kepala manusia," tuturnya.
Kemudian, Samsul meminta tolong Ridho dan Sofyan Handika untuk mengangkat tengkorak tersebut.
"Saya tiba tiba dimintai tolong Pak Samsul buat angkat tengkorak. Saya pikir batu, setelah sadar kalo itu kepala manusia, saya dan teman saya langsung teriak dan jatuh ke dalam air," jelas Ridho yang masih terlihat lemas.
"Tapi Alhamdulilah, akhirnya bisa ketemu. Sudah ada ratusan warga yanga nyari juga di daerah tersebut," jelasnya.
Kapolsek Kabat AKP Imron membenarkan penemuan potongan kepala yang sudah hampir satu pekan dicari warga. "Setelah diangkat potongan kepala yang tinggal tengkorak dan sebagian gigi langsung kita bawa ke Rumah Sakit Umum Blambangan untuk di otopsi untuk memastikan jika itu benar-benar milik korban Eni Marpuah" jelasnya.
Eni Marpuah ditemukan tewas mengambang di sungai di wilayah Kabat tanpa kepala. Mayat tersebut dimutilasi oleha SH (17) pelajar kelas 3 SMK karena dimintai pertanggungjawaban atas kehamilannya yang berusia dua bulan.
tribunnews
Kepala Eni ditemukan oleh Samsul (51), warga Gapangan Banyuwangi, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan, Kamis (1/5/2014). Dia mengaku sengaja cuti dari pekerjannya untuk mencari kepala gadis malang tersebut.
"Rumah saya jauh dari sini, tapi rasanya ada panggilan hati untuk ikut mencari saat dengar kepala korban yang belum ditemukan. Padahal saya belum pernah ketemu dan tidak kenal dengan korban ataupun keluarganya," kata Samsul kepada Kompas.com.
Sejak Kamis pagi, dia sudah turun ke sungai dan ikut mencari kepala Eni bersama warga. "Saya pertama kali datang ya ke tempat korban dipotong. Lalu saya perkirakan saja kira-kira aliran sungai ke arah mana dan saya ikuti," jelasnya.
Dengan menggunakan kakinya, dia menelusuri sungai sambil merasakan apa saja yang ditemukan kakinya di dasar sungai. Akhirnya, kaki Samsul menyentuh sesuatu yang berbentuk batu.
"Ketika saya angkat, jari kaki saya nyantol di bagian mata dan ternyata kerangka kepala manusia," tuturnya.
Kemudian, Samsul meminta tolong Ridho dan Sofyan Handika untuk mengangkat tengkorak tersebut.
"Saya tiba tiba dimintai tolong Pak Samsul buat angkat tengkorak. Saya pikir batu, setelah sadar kalo itu kepala manusia, saya dan teman saya langsung teriak dan jatuh ke dalam air," jelas Ridho yang masih terlihat lemas.
"Tapi Alhamdulilah, akhirnya bisa ketemu. Sudah ada ratusan warga yanga nyari juga di daerah tersebut," jelasnya.
Kapolsek Kabat AKP Imron membenarkan penemuan potongan kepala yang sudah hampir satu pekan dicari warga. "Setelah diangkat potongan kepala yang tinggal tengkorak dan sebagian gigi langsung kita bawa ke Rumah Sakit Umum Blambangan untuk di otopsi untuk memastikan jika itu benar-benar milik korban Eni Marpuah" jelasnya.
Eni Marpuah ditemukan tewas mengambang di sungai di wilayah Kabat tanpa kepala. Mayat tersebut dimutilasi oleha SH (17) pelajar kelas 3 SMK karena dimintai pertanggungjawaban atas kehamilannya yang berusia dua bulan.
tribunnews
Long Weekend, Pelabuhan Ketapang Dipadati Wisatawan
Banyuwangi - Libur panjang akhir pekan (Long Weekend)
bertepatan dengan libur Paskah, Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi,
dipadati wisatawan tujuan Bali. Rata-rata wisatawan menggunakan
kendaraan roda dua, kendaraan kecil dan bus pariwisata.
Kepadatan Pelabuhan Ketapang meningkat sejak Kamis (17/4/2014) pukul 23.30 Wib. Puncaknya, arus kendaraan yang menyeberang ke Bali terjadi pukul 02.30 Wib, Jumat (18/4/2014). Beruntung tidak ada kemacetan yang terjadi lantaran naiknya jumlah penyeberang ke Bali tersebut.
"Kepadatan baru terurai sekitar pukul 09.00 WIB, lalu lintas sempat padat merayap. Kita sempat bantu petugas ASDP yang mengatur antrean untuk masuk ke kapal," ujar Kapolsek KP Tanjung Wangi Banyuwangi, AKP Subandi ditemui detikcom saat mengatur antrean penyeberangan di parkir pelabuhan.
Menurut Subandi, arus penyeberangan ini didominasi kendaraan jenis bus dan roda empat. Selanjutnya adalah jenis roda dua, yang mulai berdatangan pukul 06.00 Wib.
"Lalu lintas tidak macet. Sebab pelabuhan ASDP menyediakan areal parkir yang mencukupi," tambah Subandi.
Sementara itu, Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang, Saharudin Kotto memprediksi arus penyebrangan ke Bali pada long weekend kali ini sekitar 5 hingga 10 persen. Peningkatan ini memang sering terjadi saat libur panjang seperti minggu ini. Namun menurutnya peningkatan ini masih terbilang normal.
"Dimungkinkan ada peningkatan 5 sampai 10 persen. Hal ini biasa jika terjadi long weekend. Kita sudah siapkan 29 kapal untuk melayani penyeberangan," ujarnya kepada sejumlah wartawan.
Kepadatan Pelabuhan Ketapang meningkat sejak Kamis (17/4/2014) pukul 23.30 Wib. Puncaknya, arus kendaraan yang menyeberang ke Bali terjadi pukul 02.30 Wib, Jumat (18/4/2014). Beruntung tidak ada kemacetan yang terjadi lantaran naiknya jumlah penyeberang ke Bali tersebut.
"Kepadatan baru terurai sekitar pukul 09.00 WIB, lalu lintas sempat padat merayap. Kita sempat bantu petugas ASDP yang mengatur antrean untuk masuk ke kapal," ujar Kapolsek KP Tanjung Wangi Banyuwangi, AKP Subandi ditemui detikcom saat mengatur antrean penyeberangan di parkir pelabuhan.
Menurut Subandi, arus penyeberangan ini didominasi kendaraan jenis bus dan roda empat. Selanjutnya adalah jenis roda dua, yang mulai berdatangan pukul 06.00 Wib.
"Lalu lintas tidak macet. Sebab pelabuhan ASDP menyediakan areal parkir yang mencukupi," tambah Subandi.
Sementara itu, Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang, Saharudin Kotto memprediksi arus penyebrangan ke Bali pada long weekend kali ini sekitar 5 hingga 10 persen. Peningkatan ini memang sering terjadi saat libur panjang seperti minggu ini. Namun menurutnya peningkatan ini masih terbilang normal.
"Dimungkinkan ada peningkatan 5 sampai 10 persen. Hal ini biasa jika terjadi long weekend. Kita sudah siapkan 29 kapal untuk melayani penyeberangan," ujarnya kepada sejumlah wartawan.
Ini Dia Penampakan 'Bandara Hijau' di Banyuwangi Tanpa AC
Banyuwangi -Inovasi demi inovasi terus dilakukan
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Terbaru, kabupaten berjuluk 'The
Sunrise of Java' itu mengembangkan Bandara Blimbingsari dengan konsep
hijau (green airport).
Bandara ini didesain tanpa AC, kecuali di ruangan tertentu. Sirkulasi udara diatur dengan kisi-kisi dan lebih banyak ruang terbuka. Aliran air juga ikut membantu menyejukkan udara. Di sekeliling terminal, bahkan di atas terminal, tanaman hijau membentang.
Energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan matahari sebagai penerang ruangan di siang hari. Dinding bandara akan berbentuk kisi-kisi yang memungkinkan angin lewat serta cahaya matahari masuk. Juga akan ada kolam-kolam ikan yang berfungsi menurunkan tekanan udara dan pohon-pohon yang menambah kesejukan.
"Sebagai salah satu pintu masuk Banyuwangi, Bandara Blimbingsari adalah etalase awal yang mencerminkan identitas daerah. Untuk itu, pengembangan arsitektur bandara ini dirancang khas," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai peresmian penerbangan perdana Garuda Indonesia di Bandara Blimbingsari, Kamis (01/05/2014).
Anas mengatakan, konsep green architecture yang dipilih adalah passive design, yang merupakan pilihan pembangunan green building yang digarap sejak awal oleh arsitek, berbeda dengan active design yang banyak mengandalkan teknisi untuk menghemat energi. Hemat energi diwujudkan dengan penataan ruang, bukan dengan alat modern seperti solar cell.
"Passive design menghemat lebih banyak karena direncanakan semuanya sejak awal untuk mengurangi beban energi," tuturnya.
Bandara Banyuwangi juga bakal menggunakan bahan daur ulang dengan memanfaatkan kayu ulin bekas sebagai bahan utama, baik tiang penyangga maupun dinding bangunan bandara. "Kayu ulin ini sangat kuat dan tahan rayap, banyak tersedia dari bekas kapal maupun dermaga," urai Anas.
Selain aspek lingkungan, konsep hijau juga mengakomodasi budaya lokal. Bandara mengadopsi gaya rumah Osing. Bahkan, jika dilihat dari atas atau pinggir, model terminal serupa Udeng, penutup kepala khas Banyuwangi. Kebiasaan masyarakat yang mengantar kerabatnya bepergian juga difasilitasi dengan ruang tunggu yang nyaman, sehingga pengantar merasa sedang berada di rumah.
"Kami mengajak arsitek kondang Andra Matin yang bersinergi dengan arsitek lokal untuk mendesain bandara," kata Anas.
Dengan konsep hijau, bandara bisa lebih hemat, baik untuk pembangunan maupun operasionalnya. Jika pembangunan bandara di daerah lain mencapai ratusan miliar, Bandara Blimbingsari, Banyuwangi cukup Rp 40 miliar.
Bandara Blimbingsari yang baru akan mampu menampung 250 ribu penumpang. Bandara juga dilengkapi 10 konter check-in sebagai antisipasi perkembangan sampai 10 tahun ke depan dengan lima maskapai yang beroperasi.
"Green airport ini akan menjadi daya tarik tersendiri. Kami yakin wisatawan akan penasaran dengan green airport ini, lalu berkunjung ke destinasi wisata yang ada di Banyuwangi. Ekonomi lokal bergerak, masyarakat makin sejahtera," pungkasnya.
detik
Bandara ini didesain tanpa AC, kecuali di ruangan tertentu. Sirkulasi udara diatur dengan kisi-kisi dan lebih banyak ruang terbuka. Aliran air juga ikut membantu menyejukkan udara. Di sekeliling terminal, bahkan di atas terminal, tanaman hijau membentang.
Energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan matahari sebagai penerang ruangan di siang hari. Dinding bandara akan berbentuk kisi-kisi yang memungkinkan angin lewat serta cahaya matahari masuk. Juga akan ada kolam-kolam ikan yang berfungsi menurunkan tekanan udara dan pohon-pohon yang menambah kesejukan.
"Sebagai salah satu pintu masuk Banyuwangi, Bandara Blimbingsari adalah etalase awal yang mencerminkan identitas daerah. Untuk itu, pengembangan arsitektur bandara ini dirancang khas," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai peresmian penerbangan perdana Garuda Indonesia di Bandara Blimbingsari, Kamis (01/05/2014).
Anas mengatakan, konsep green architecture yang dipilih adalah passive design, yang merupakan pilihan pembangunan green building yang digarap sejak awal oleh arsitek, berbeda dengan active design yang banyak mengandalkan teknisi untuk menghemat energi. Hemat energi diwujudkan dengan penataan ruang, bukan dengan alat modern seperti solar cell.
"Passive design menghemat lebih banyak karena direncanakan semuanya sejak awal untuk mengurangi beban energi," tuturnya.
Bandara Banyuwangi juga bakal menggunakan bahan daur ulang dengan memanfaatkan kayu ulin bekas sebagai bahan utama, baik tiang penyangga maupun dinding bangunan bandara. "Kayu ulin ini sangat kuat dan tahan rayap, banyak tersedia dari bekas kapal maupun dermaga," urai Anas.
Selain aspek lingkungan, konsep hijau juga mengakomodasi budaya lokal. Bandara mengadopsi gaya rumah Osing. Bahkan, jika dilihat dari atas atau pinggir, model terminal serupa Udeng, penutup kepala khas Banyuwangi. Kebiasaan masyarakat yang mengantar kerabatnya bepergian juga difasilitasi dengan ruang tunggu yang nyaman, sehingga pengantar merasa sedang berada di rumah.
"Kami mengajak arsitek kondang Andra Matin yang bersinergi dengan arsitek lokal untuk mendesain bandara," kata Anas.
Dengan konsep hijau, bandara bisa lebih hemat, baik untuk pembangunan maupun operasionalnya. Jika pembangunan bandara di daerah lain mencapai ratusan miliar, Bandara Blimbingsari, Banyuwangi cukup Rp 40 miliar.
Bandara Blimbingsari yang baru akan mampu menampung 250 ribu penumpang. Bandara juga dilengkapi 10 konter check-in sebagai antisipasi perkembangan sampai 10 tahun ke depan dengan lima maskapai yang beroperasi.
"Green airport ini akan menjadi daya tarik tersendiri. Kami yakin wisatawan akan penasaran dengan green airport ini, lalu berkunjung ke destinasi wisata yang ada di Banyuwangi. Ekonomi lokal bergerak, masyarakat makin sejahtera," pungkasnya.
detik
Wartawan Senior Ishadi SK Luncurkan Buku di Banyuwangi
Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi menjadi kota ke 3
sebagai tempat peluncuran dan bedah buku "Media & Kekuasaan:
Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto" karya wartawan senior
Ishadi SK setelah Jakarta dan Surabaya.
Pria yang kini menjabat sebagai Komisaris Trans Media ini menceritakan tentang peran besar media dalam pembangunan karakter suatu isu. Dan Ishadi SK mengaku salut dengan langkah Bupati Anas dalam menggandeng media untuk membangun Banyuwangi.
"Saya salut dengan langkah Bupati Anas saat berani menggandeng peran media untuk membangun Banyuwangi," ungkap Ishadi di aula Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Rabu (30/04/2014).
Tak hanya menjabarkan tentang peran media massa dalam pembangunan, wartawan senior berusia 71 tahun itu juga menjelaskan tentang visi Indonesia pada 2030 mendatang.
Acara yang dihadiri oleh jajaran Muspida, Kepala SKPD, Camat, Lurah, Seniman, Budayawan dan Pelajar itu digunakan Ishadi untuk menunjukkan jika saat ini Indonesia sedang menjadi negara maju yang berproses. Penelitian dan langkah Indonesia yang dikebut saat ini akan membawa Indonesia menjadi 5 negara terbesar dalam skala dunia, setelah China, India, Eropa dan Amerika. Dengan pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia, negara ini mampu mencapai kesejahteraan dan kualitas hidup ekonomi sosial yang merata.
Dan visi itu, menurut Ishadi sama seperti salah satu visi Bupati Anas. Untuk itu, Ishadi meminta Bupati Anas untuk tetap lurus on the track.
"Visi Indonesia pada 2030 itu hampir sama seperti salah satu visi Bupati Anas. Saya meminta Bupati Anas untuk selalu pada jalurnya, tidak mudah tergoda untuk jabatan yang lebih tinggi, untuk saat ini," imbuhnya.
Setelah sempat berkeliling Banyuwangi, Ishadi menjumpai jika Banyuwangi saat ini miliki 1.500 wifi yang tersebar. Dengan kemudahan akses internet ini, seluruh camat yang ada harus mau manfaatkan untuk lompatan efektivitas kebijakan pemerintah dan mampu berinovasi.
"Tak hanya Bupati nya yang ngebut, camat camat juga harus lakukan lompatan inovasi," tutupnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Anas juga mengungkapkan apresiasinya terhadap peran media dalam perkembangan pembangunan dan penyebaran kebijakan serta program Banyuwangi. Menurut Bupati Anas, peran media juga bisa jadi penentu kenyamanan dan iklim politik yang bersuhu kondusif.
"Peran media luar biasa, dan berkat media juga pembangunan Banyuwangi bisa tersampaikan. Begitu juga dengan kebijakan pemerintah, media jadi peran utamanya. Sebab suka atau tidak suka media saat ini menjadi peran balancing dalam pembangunan," tandasnya.
Acara peluncuran dan bedah buku itu diakhiri dengan perayaan Ulang Tahun Ishadi SK yang tepat diperingati hari ini.
detik
Pria yang kini menjabat sebagai Komisaris Trans Media ini menceritakan tentang peran besar media dalam pembangunan karakter suatu isu. Dan Ishadi SK mengaku salut dengan langkah Bupati Anas dalam menggandeng media untuk membangun Banyuwangi.
"Saya salut dengan langkah Bupati Anas saat berani menggandeng peran media untuk membangun Banyuwangi," ungkap Ishadi di aula Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Rabu (30/04/2014).
Tak hanya menjabarkan tentang peran media massa dalam pembangunan, wartawan senior berusia 71 tahun itu juga menjelaskan tentang visi Indonesia pada 2030 mendatang.
Acara yang dihadiri oleh jajaran Muspida, Kepala SKPD, Camat, Lurah, Seniman, Budayawan dan Pelajar itu digunakan Ishadi untuk menunjukkan jika saat ini Indonesia sedang menjadi negara maju yang berproses. Penelitian dan langkah Indonesia yang dikebut saat ini akan membawa Indonesia menjadi 5 negara terbesar dalam skala dunia, setelah China, India, Eropa dan Amerika. Dengan pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia, negara ini mampu mencapai kesejahteraan dan kualitas hidup ekonomi sosial yang merata.
Dan visi itu, menurut Ishadi sama seperti salah satu visi Bupati Anas. Untuk itu, Ishadi meminta Bupati Anas untuk tetap lurus on the track.
"Visi Indonesia pada 2030 itu hampir sama seperti salah satu visi Bupati Anas. Saya meminta Bupati Anas untuk selalu pada jalurnya, tidak mudah tergoda untuk jabatan yang lebih tinggi, untuk saat ini," imbuhnya.
Setelah sempat berkeliling Banyuwangi, Ishadi menjumpai jika Banyuwangi saat ini miliki 1.500 wifi yang tersebar. Dengan kemudahan akses internet ini, seluruh camat yang ada harus mau manfaatkan untuk lompatan efektivitas kebijakan pemerintah dan mampu berinovasi.
"Tak hanya Bupati nya yang ngebut, camat camat juga harus lakukan lompatan inovasi," tutupnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Anas juga mengungkapkan apresiasinya terhadap peran media dalam perkembangan pembangunan dan penyebaran kebijakan serta program Banyuwangi. Menurut Bupati Anas, peran media juga bisa jadi penentu kenyamanan dan iklim politik yang bersuhu kondusif.
"Peran media luar biasa, dan berkat media juga pembangunan Banyuwangi bisa tersampaikan. Begitu juga dengan kebijakan pemerintah, media jadi peran utamanya. Sebab suka atau tidak suka media saat ini menjadi peran balancing dalam pembangunan," tandasnya.
Acara peluncuran dan bedah buku itu diakhiri dengan perayaan Ulang Tahun Ishadi SK yang tepat diperingati hari ini.
detik
Eks Lokalisasi di Banyuwangi Dikabarkan Buka, Ini Reaksi Bupati Anas
Banyuwangi - Pengaduan masyarakat terkait masih
beroperasinya beberapa lokalisasi di Banyuwangi yang telah ditutup
mendapat reaksi. Bupati Abdullah Azwar Anas langsung ke lokasi,
memastikan kebenarannya.
Tempat pertama yang didatangangi adalah eks lokalisasi Blibis di Dusun Blibis, Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi, Minggu (27/4/2014). Bupati juga melihat langsung ke eks lokalisasi Padang Pasir.
Saat bertemu dengan warga di lokasi, Bupati Anas mengatakan bahwa komitmen Pemkab Banyuwangi untuk menutup operasional lokalisasi sudah bulat. Maka Bupati Anas meminta dukungan dari masyarakat serta perangkat dan aparat setempat.
"Kami minta kepada teman-teman aparat desa maupun kecamatan agar adanya aduan masih beroperasinya lokalisasi dapat diselesaikan, tidak perlu sampai mengadakan operasi gabungan yang langsung melibatkan Forpimda (Forum Pimpinan Daerah)", kata Bupati Anas.
Bupati yang masih berusia 41 Tahun ini juga meminta di kawasan eks lokalisasi tersebut disemarakkan dengan kegiatan keagamaan serta di beberapa tempat dapat dibangun rumah ibadah.
"Nanti bisa kita sewa lahannya, bisa untuk dibangun pura, gereja atau mushola. Disesuaikan dengan permintaan masyarakat," kata Bupati Anas.DETIK
Tempat pertama yang didatangangi adalah eks lokalisasi Blibis di Dusun Blibis, Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi, Minggu (27/4/2014). Bupati juga melihat langsung ke eks lokalisasi Padang Pasir.
Saat bertemu dengan warga di lokasi, Bupati Anas mengatakan bahwa komitmen Pemkab Banyuwangi untuk menutup operasional lokalisasi sudah bulat. Maka Bupati Anas meminta dukungan dari masyarakat serta perangkat dan aparat setempat.
"Kami minta kepada teman-teman aparat desa maupun kecamatan agar adanya aduan masih beroperasinya lokalisasi dapat diselesaikan, tidak perlu sampai mengadakan operasi gabungan yang langsung melibatkan Forpimda (Forum Pimpinan Daerah)", kata Bupati Anas.
Bupati yang masih berusia 41 Tahun ini juga meminta di kawasan eks lokalisasi tersebut disemarakkan dengan kegiatan keagamaan serta di beberapa tempat dapat dibangun rumah ibadah.
"Nanti bisa kita sewa lahannya, bisa untuk dibangun pura, gereja atau mushola. Disesuaikan dengan permintaan masyarakat," kata Bupati Anas.DETIK
Langganan:
Postingan (Atom)